Selasa, 03 Januari 2012

Nasehat Bagi Penuntut Ilmu (bag. 05)


Masjid 67
Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat dan seluruh kaum muslimin yang senantiasa berpegang teguh pada sunnah Beliau sampai hari Kiamat.
Kelima : Tidak Boleh Sombong Dan Tidak Boleh Malu Dalam Menuntut Ilmu
Ketahuilah bahwa sombong dan malu menyebabkan pelakunya tidak akan mendapatkan ilmu selama kedua sifat itu masih ada dalam dirinya.
Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha (wafat th. 58 H) pernah berkata tentang sifat para wanita Anshar,

نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ اْلأَنْصَارِ، لَمْ يَمْنَعْهُنَّ الْحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّيْنِ

“Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar. Rasa malu tidak menghalangi mereka untuk memperdalam ilmu agama.” [1]
Para  wanita Anshar radhiyallaahu ‘anhunna selalu bertanya kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam jika ada permasalahan agama yang masih rumit bagi mereka. Rasa malu tidak menghalangi mereka demi menimba ilmu yang bermanfaat.
Ummu Sulaim radhiyallaahu ‘anha pernah bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya Allah tidak malu terhadap kebenaran, apakah seorang wanita wajib mandi apabila ia mimpi (berjima’)? “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Apabila ia melihat air.” [2]
Maksudnya seorang wanita wajib mandi apabila ia mimpi berjima’ dan keluar air mani. Ia dapati air mani setelah terbangun dari tidurnya. (Ini menunjukkan bahwa wanita pun mengeluarkan air mani sebagaimana laki-laki. Penyerupaan anak kepada ayah atau ibunya terganting pada air mani keduanya, mana yang lebih unggul anak itu akan mirip dengannya)
Imam Mujahid bin Jabr rahimahullah (wafat th. 104 H) mengatakan,

لاَ يَتَعَلَّمُ الْعِلْمَ مُسْتَحْيٍ وَلاَ مُسْتَكْبِرٌ

“Tidak akan mendapat ilmu orang uang malu dan orang yang sombong” [3]
Wahai para penuntut ilmu, lihatlah bagaimana Nabi Musa ‘alaihis salam meninggalkan dakwahnya untuk sementara waktu, kemudian menuntut ilmu kepada Nabi Khidir ‘alaihis salam; lihat bagaimana Umar bin al-Khaththab bertanya kepada Abu Hurairah; dan lihat juga bagaimana Abu Musa al-Asy’ari bertanya kepada Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhum ajma’iin; dan masih banyak contoh lainnya yang menunjukkan bahwasannya para ulama Salaf tidak sombong dan tidak malu dalam menuntut ilmu.
*****
Referensi
  1. Atshar Shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahiihnya kitab al-‘Ilmu bab al-Hayaa’ fil ‘Ilmi secara mu’allaq.
  2. Hadits Shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 130 dan Muslim, no. 313.
  3. Atshar Shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari secara mu’allaq dalam Shahiihnya kitab al-‘Ilmu bab al-Hayaa’ fil ‘Ilmi dan Ibnu ‘Abdil Barr dalam al-Jaami’, I/543-535, no. 879.

Sumber : Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga, karya Yazid bin Abdul Qadir Jawaz, hal. 78 – 80, penerbit Pustaka At-Taqwa.

0 komentar: