Jumat, 10 Februari 2012

Menggantung Sesajen

Pertanyaan: 
assalamualaikum wa rohmatullohi wa barokatuhu,

Pa' ustadz, saya mau tanya masalah sesaji. Di daerah saya biasa di sebut "sajen." Misalnya ketika membangun rumah, di saat bangunan sudah tinggi dan hendak memasang atap, ada pisang, padi, kelapa, dan lain sebagainya yang di gantung di kayu. 

Apakah hal ini dilarang di dalam agama atau di bolehkan? Karena yang melakukan ini bukan hanya orang' 'yg minim pengetahuan agamanya," tapi ada pa' ustadz, kiyai dan sesepuh yang paham masalah agama. jazakallah khoir.


Jawaban: 
wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

Hal tersebut diharamkan dalam agama Islam, karena beberapa hal:

Pertama, tujuan dan niat dari penyediaan sesajen adalah untuk meminta keselamatan, kelancaran membangun rumah, kekuatan rumah dan hal-hal baik lainnya. Semuanya ini adalah permintaan yang merupakan ibadah.

Dan syarat ibadah harus ikhlas dan sesuai dengan contoh dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan perbuatan ini adalah amalan yang berkaitan dengan ibadah yang tidak ada contohnya berarti ini adalah perbuatan bid’ah. Dan perbuatan bid’ah haram dilakukan oleh seorang muslim.

عن عَائِشَةُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ «مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ»

Artinya: “Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda: “Barangsiapa yana beramal dengan sebuah amalan yang tidak ada contohnya dari kami maka amalannya tertolak.” HR. Muslim.

Kedua, jika peletakkan sesajen tersebut meminta kepada jin dan sebagai proses pendekatan diri kapada jin, maka perbuatan ini adalah kesyirikan, karena meminta sesuatu yang tidak disanggupi kecuali oleh Allah kepada selain Allah Ta’ala dan karena mendekatkan diri dalam rangka ibadah kepada selain Allah Ta’ala.

{إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ عِبَادٌ أَمْثَالُكُمْ فَادْعُوهُمْ فَلْيَسْتَجِيبُوا لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ} [الأعراف: 194]

Artinya: “Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah berhala-berhala itu lalu biarkanlah mereka memperkenankan permintaanmu, jika kamu memang orang-orang yang benar.” QS. Al A’raf: 194.

{وَمَنْ يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِنْدَ رَبِّهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ} [المؤمنون: 117]

Artinya: “Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain di samping Allah, padahal tidak ada suatu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung.” QS. Al Mukminun: 117

{فَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ فَتَكُونَ مِنَ الْمُعَذَّبِينَ} [الشعراء: 213]

Artinya: “Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang diazab.” QS. Asy Syu’ara: 213.

{ وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ} [القصص: 88]

Artinya: "Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan.” QS. Al Qashash: 88.

{وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا } [الجن: 18]

Artinya: “Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” QS. Al Jinn: 18.

Ketiga, Jika peletakkan sesajen tersebut dengan keyakinan bahwa pisang, padi, kelapa, dan lain-lain mampu mendatangkan kebaikan, keselamatan, ketentraman, kekuatan untuk rumah maka keyakinan seperti ini adalah kesyirikan, karena meyakini ada yang mengatur, mencipta dan berkuasa selain Allah Ta’ala.

{ هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ} [الحشر: 24]

Artinya: “Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” QS. Al Hasyr: 24.

{اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ} [الرعد: 2]

Artinya: “Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” QS. Ar Ra’du: 2.

Dan satu lagi, kegiatan seperti ini tidak dapat dikatakan hanya aktifitas ada istiadat semata, karena di dalamnya ada permintaan dan permohonan serta keyakinan yang sangat erat dengan ibadah doa dan memohon. Wallahu a’lam.

*) Ditulis oleh Ahmad Zainuddin, 18 Rabi’ul Awwal 1433H, Dammam KSA.

DENGARKAN KAJIAN TENTANG TAUHID DI SINI "MINTALAH HANYA KEPADA ALLAH"

0 komentar: