Selasa, 06 Maret 2012

Christina Morra: Kuucapkan Syahadat di Dalam Pesawat (2)

image

Kemudian saya kembali ke universitas, pada saat itulah saya memasuki kelas Klasik Islam. Saya tetap melanjutkan pembahasan saya tentang Islam bersama Ehsan. Saya benar-benar puas hati dengan pembelajaran Islam saya. Karena saya mengambil studi bahasa. Bahasa Arab merupakan satu hal yang amat penting buat saya.

Saya juga mendapati bahwa dalam Islam, tidak seperti Kristen, kita haruslah berusaha untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik demi Allah.

Melakukan perbuatan yang diridhai oleh-Nya. Walaupun secara alami kita bukanlah manusia sempurna dan tidak bisa menjamin diri sendiri untuk bisa masuk surga. Lalu mengapa harus menghukumi orang lain? Agama yang saya anut adalah sebuah agama dimana sebagai manusia biasa, kita diberi kesempatan untuk meminta maaf dan bertobat. Seorang pelacur bisa masuk surga karena memberi air pada seekor anjing, sebuah perbuatan yang kelihatan amat mudah tetapi diridhai Allah.

Kesimpulannya, Islam memberi jawaban atas segala persoalan yang menjadi tanda tanya bagi saya selama ini. Dahulu saya pernah terpikir memiliki agama yang sempurna. Saya percaya bahwa manusia harus memiliki agama, bahwa Tuhan berhubungan dengan mereka dan tidak meninggalkan mereka. Saya menemui konsep tersebut dalam Islam, makanya saya bisa memberikan kepercayaan saya pada agama ini dan segala yang saya temukan adalah benar dan sempurna.

Tidak lama kemudian, saya pergi ke Texas dan Ehsan memberi dukungan untuk saya menyebutkan kalimat syahadah. Dia mengajarkan saya cara menunaikan shalat, sebelumnya saya sudah melihat dia menunaikan shalat. Shalat adalah sebuah manifestasi yang indah. Bagaimana pun saya masih berpendapat saya harus belajar lebih banyak lagi. Islam adalah sebuah agama yang luas dan saya ingin sekali memeluk agama Islam pada hari yang istimewa.

Ketika saya melakukan penerbangan dari Texas pulang ke Tennessee, pesawat yang saya naiki mengalami gangguan sebelum memulai penerbangan. Saya terpikir akan kematian yang bisa datang tiba-tiba. Jika saya mati menghadap Tuhan, saya belum juga menjadi seorang Muslimah. Saya tidak ingin perkara tersebut terjadi. Maka saya pun memikirkan untuk mengucap syahadat dan Allah SWT sebagai saksinya.

Kemudian, saya menyebut kembali kalimat syahadat di hadapan Ehsan sebagai saksi. Itu bertepatan dengan hari lahir Nabi Muhammad Saw . Dahulu saya merasa bingung dengan masa depan saya, apa yang akan saya lakukan, apa akan jadi dengan diri saya. Ketika mengenang kembali hal tersebut, saya tahu bahwa sebenarnya saya belum menemui jalan yang membawa saya kepada Islam. Insya Allah Allah akan membimbing saya dan membuka jalan untuk saya mempelajari Islam sekarang dan disepanjang kehidupan saya, sehingga saya dapat pula mengembangkannya.

Alhamdulillah Islam sebenarnya adalah indah, jauh dari rasisme dan kebencian. Islam merupakan bimbingan sempurna yang dapat memenuhi keperluan individu dan masyarakat. Saya benar-benar percaya bahwa seseorang itu memerlukan Islam untuk menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik dan membentuk sebuah tempat yang lebih kokoh. Islam bukan untuk diperdebatkan dan mencari perhatian. Sejatinya, mengamalkan Islam dengan benar merupakan cara terbaik untuk semua manusia di alam sejagat ini. Alhamdulillah, saya bertemu orang-orang sedemikian dan insya Allah saya akan berusaha untuk menjadi orang seperti itu demi Allah. REPUBLIKA.CO.ID,

Redaktur: Endah Hapsari

Sumber: irib

0 komentar: