Selasa, 06 Maret 2012

MUTIARA DI BALIK TAUBAT


Rasulullah SAW tengah berdialog dengan para sahabat, ketika tiba-tiba datang menghadap beliau seorang wanita muda seraya berkata : "Ya Rasulullah, sesungguhnya aku sedang mengandung janin akibat berzina. Karena itu rajamlah saya! Lantaran Nabi SAW tidak menjawab, wanita muda itu mengulangi sekali lagi pernyataan serupa. Tapi Nabi tetap diam tanpa kata.
Akhimya, ketika untuk ketiga kalinya perempuan tersebut berkata, Beliau
menjawab lembut: "Pulanglah engkau wahai wanita muda semoga rahmat Allah bersamamu". Maka kembalilah perempuan yang mengaku telah berzina itu ke kampungnya.

Sesungguhnya Rasulullah SAW sadar benar, bahwa hukuman bagi penzina yang terikat perkawinan adalah dirajam: Akan tetapi beliau menyuruh wanita itu pulang, karena dirahimnya ada seorang janin tidak berdosa. Kalau wanita itu dirajam, pasti tewas pula sijanin.
Suatu masa beberepa bulan kemudian, wanita tersebut lagi-lagi datang menghadap Nabi sambil berkata: "Ya Rasulullah, sekarang saya telah melahirkan. Maka rajamlah saya". Kali ini Nabi SAW tidak juga memenuhi permintaan perempuan tersebut. la menyuruhnya pulang seraya berpesan agar ia menyusui bayinya dan memeliharanya sampai cukup.

Sebagai manusia pilihan Allah, Nabi SAW dianugerahkan Allah kecerdasan luar biasa. sebelum sains dan teknologi membuktikan bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi bayi, beliau telah mengajarkan dan melakukannya. Karena itu ia menyuruh wanita itu pulang agar berkesempatan menyusui putranya.
Dua tahun berselang, Rasulullah tengah berbincang-bincang dengan para sahabat, Tiba-tiba untuk ke tiga kalinya wanita tersebut datang. la berkata: "Ya Rasulullah, sekarang anak saya telah lepas dari susuan, maka rajamlah saya".
Akhirnya, Nabi SAW memerintahkan para sahabat mempersiapkan lubang untuk rajam. Wanita itu kemudian dikubur setengah badan dalam lubang tersebut dan setiap orang yang lewat melemparinya dengan batu.

Seorang sehabat dengan kemarahan luar biasa mencaci maki wanita itu sambil melemparinya dengan batu. Melihat hal itu serta merta Rasulullah SAW menegurnya dan berkata :"Ketahuilah sahabatku, sesungguhnya Allah telah mengampuni wanita itu dan menyediakan baginya syurga".

Mendengar penjelasan Nabi tersebut, sadarlah kaum mukminin bahwa Allah menerima taubat wanita itu dan melimpahkannya karunia yang besar.

Demikianlah, meskipun ia sadar pengakuan zinanya menyeret dirinya pada hukuman yang berat, wanita itu tetap menghadapinya dengan ikhlas dan tabah. la faham dan tahu, penderitaannya di dunia akan membebaskannya dari azab Allah di hari akhirat. la telah bertekad untuk bertaubatan Nasuha. Dan harapannya akan rahmat Allah tidak sia-sia. Kekuatan jiwanya mengakui dosa dan menerima hukuman syari'at, mengantarkannya mendapatkan syurga Allah.

Begitulah hakekat syari'at Islam. Di balik "kekerasan" hukuman yang ditetapkan, terdapat rahmat dan kehidupan bagi mereka yang melaksanakannya.

0 komentar: