Rabu, 04 April 2012

FIKIH DAKWAH (SEBUAH PENDEKATAN GLOBAL)

  1. Pengertian dakwah
    Islam adalah agama risalah dan da’wah (Qs, saba’:28 dan an Nahl: 125). Dari konteks totalitas  dan universalitas islam, maka dapatlah dikatakn bahwa seluruh proses aktivitas penyebaran islam dapat di sebut da’wah. Karena itu, pada hakekatnya da’wah islam merupakan aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyrakatan  yang dilaksanakan scera teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam rangka mewujudkan ajaran islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.


    Dengan kata lebih sederhana dapatlah dikatakan bahwa da’wah islam merupakan proses mengajak umat manusia ke jalan Allah dengan hikmat, perilaku yang baik, dan diskusi yang positif agar bebas dari thaghut dan mengimani Allah, membebaskanya dari kegelapan jahiliyah menuju terang menderang (Q.S 16: 125; 2:256-257). Dari paparan pengertian secara singkat ini saja sudah dapat diambil kesimpulan betapa luas dan dalamnya maknah da’wah demikian rupa hingga tak dapat dilepaskan sedikitpun dari kegiatna manusi sehari-hari.
     
  2. Tujuan da’wah

    Tujuan akhir dari proses da’wah sebenarnya adalah Dinul Islam itu sendiri sebagai rahmatan lil ‘alamin. Dari segi arahnya dpat dirinci menjadi tujuan vertical dan dan tujuan horizontal.  Tujuan vertical, yaitu suatu kehidupan yang diridhai Allah (Q.S. 2:207-365; 6:162-168; 19:6). Tujuan horisontal, yaitu a) kebahagiaan di dunia dan di akhirat (Q.S. 28:77; 7:156) dan b)  rahmat bagi semua manusia dan alam semsta (Q.S 21: 207). Dari segi lingkungannya, maka satuan da’wah ingin membentuk: 

    1. Terwujudnya pribadi yang diridhai Allah, yaitu pribadi Muslim yang paripurna, yang takwa kepada Allah swt. (Q.S. 2:22-28). 
    2. Terwujudnya rumah tangga yang diridhai Allah, yaitu yaitu rumah tangga yang sakinah penuh mawaddah dan rahmah anugrah ilahi (Q.S. 20:21). 
    3. Terwujudnya qaryah (lingkungan kampong, kampus, kantor dsb) yang diridhai Allah swt, yaitu qaryah yang kondusif dan laayak menerima berkah dari Allah dari pebagai arah, disebbabkan warganya beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. (Q.S. 7:96).
    4. Terwujudnya negri/negara yang diridhai Allah, yaitu baldah thayyibah yang diliputi magfirah Allah swt. ( Q.S. 34:15) 
    5. Terwujudnya dunia yang diridhai Allah, yaitu yang hasanah dan bekesinambugan dengan akhirat yang hasanah pula (Q.S. 88:77, 7:156). 
     
  3. Perencanaan da’wah 
Berkembangnya masyarakat dalam tingkat pendidikan, ekonomi, mentalitas, demografi, budaya, dan sebagainya menyarankan adnya penanganan kegiatan da’wah secara profesional. Profesionalisme da’wah pada akhirnya amat ditentukan oleh ketepatan perencanaan, pengelolaan, yang efektif dan efesien serta evaluasi yang cermat. Secara garis besar perencanaan da’wah dapat dituliskan berikut dengan menggunakan pendekatan perencanaan sistematik.

1)   Identifikasi masalah
2)    Merumuskan dan memilih model-model pemecah yang tepat
3)    Menetapkan strategi perencanaan
4)    Pelaksanaan
5)    Evaluasi pelaksanaan.

           

0 komentar: