Sabtu, 21 April 2012

Karena Waktu Begitu Berharga [6]

Renungan Keempat :

Beberapa Metode Untuk Mengoptimalkan Waktu Yang Kita Miliki

…………………

Ketiga :
Beramal pada waktu-waktu yang memiliki keutamaan .

Waktu yang diberikan oleh Alloh  begitu terbatas, sedangkan kewajiban yang harus kita tunaikan begitu banyak. Oleh sebab itu, seorang Muslim harus mensiasati keterbatasan waktu yang dimilikinya dengan cara memperhatikan beberapa waktu khusus yang telah Alloh  siapkan bagi para hambanya.
Sesungguhnya Alloh dengan rahmatnya telah menyiapkan waktu-waktu tertentu yang mempunyai keutamaan-keutamaan yang tidak dimiliki oleh waktu-waktu lainnya. Dan hal ini merupakan keuntungan tersendiri bagi seorang hamba untuk mengumpulkan sebanyak mungkin pundi-pundi pahala dan amalan-amalan kebaikan dengan cara yang cukup instan. Diantaranya :
a. Keutamaan bulan Ramadhon, di dalamnya terdapat 10 malam terakhir yang yang apabila kita bersungguh-sungguh beribadah didalamnya, maka kita akan mendapatkan Lailatul Qadr yang keutamaannya melebihi 1000 bulan pada malam-malam lainnya.
b. Keutamaan 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah, puncaknya pada tanggal 10 Dzulhijjah,
(( ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله منه في هذه الأيام العشر))
قالوا : ولا الجهاد في سبيل الله !!
قال : (( ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله ولم يرجع من ذلك بشيء ))
“Tidak ada hari, amal shalih padanya yang lebih Allah cintai daripada sepuluh hari (Dzul Hijjah).” Mereka berkata; wahai Rasulullah, tidak pula berjihad di jalan Allah? Beliau berkata: “Tidak pula berjihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki yang keluar dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak kembali membawa sesuatupun.” (HR. Abu Dawud)
c. Hari Jum’at, merupakan hari terbaik tiap pekan dan terdapat di banyak keutamaan didalamnya. Di dalamnya suatu waktu yang jika seorang muslim berdoa, maka Allah akan mengabulkannya.
 خيرُ يومٍ طلعت عليه الشمسُ يوم الجمعة ))
(( فيها ساعةٌ لا يوافقها عبد مسلم وهو قائم يصلى يسأل الله شيئا, إلا أعطاه إياه 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan pada hari Jumat dengan bersabda: “Di dalamnya terdapat satu waktu, tiada seorang hamba muslim yang menepatinya dengan berdiri shalat memohon sesuatu pada Allah, melainkan Allah pasti akan memberi apa yang dia minta.” (HR. Bukhori)
d. Sepertiga malam terakhir (Waktu Sahur).
(( ينزلُ الله كل ليلة إلى سماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الآخر, فيقول:
من يدعوني فأستجيب له،  ومن يسألني فأعطيه،  ومن يستغفرني فأغفر له))
“Rabb Tabaaraka wa Ta’ala kita turun di setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman: “Siapa yang berdo’a kepadaKu pasti Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu pasti Aku penuhi dan siapa yang memohon ampun kepadaKu pasti Aku ampuni”. (Muttafaqun Alaihi)
Oleh karenanya, para ulama menggambarkan sholat 5 waktu sebagai timbangan harian, hari Jum’at sebagai timbangan mingguan, bulan Ramadhon sebagai timbangan tahunan, sedangkan haji sebagai timbangan seumur hidup.
Oleh karenanya, mereka begitu memperhatikan bagaimana hariannya bisa terjaga dengan baik, setelah berhasil maka mereka berusaha menjaga mingguannya, setelah berhasil maka mereka berusaha untuk menjaga tahunannya, setelah berhasil mereka menjaga umurnya, dan itulah penutup yang baik.

Penulis: Ummu Yasir

0 komentar: