Senin, 02 April 2012

Madrasah Utama


Sebagai orang tua selalu memikirkan tentang masa depan pendidikan anak-anaknya. Sekolah jenis apa yang harus dipilih untuk dia. Bidang apakah yang sesuai untuk dia. Akan tetapi ke sekolah manapun dihantarkan anak-anak, rumah
tetap akan menjadi madrasah terpenting untuk mereka.

Tidak sedikit ibubapa telah mengasingkan fungsi sekolah dan rumah. Seakan akan, sekolah adalah tempat belajar, dan rumah adalah tempat anak-anak bebas melakukan apa saja. Mereka boleh menonton tv kapanpun, boleh menonton
apa saja tayangan yang mereka suka, boleh bangun tidur semaunya, dan boleh bermain permainan komputer sepanjang hari.

Rumah adalah madrasah sebenarnya untuk anak-anak. Hampir semua sifat, akhlak dan jati diri anak-anak terbentuk dari rumah. Sekiranya di rumah hidup suasana agama, maka insya Al¬lah, anak-anak yang lahir dari rumah itu juga akan menjadi orang yang beriman, berilmu dan beramal. Tetapi, seandainya rumah menjadi pusat hiburan, maka anak-anak yang lahir dari rumah itu mungkin akan menjadi sesuatu yang tidak perlu disebutkan di sini.

Jika demikian, apa pula fungsi sekolah dan guru. Sekolah dan guru sebagai pembantu
ibubapa saja. Orangtua mengantar anak-anak ke sekolah karena menginginkan mereka menuntut
ilmu "direct" dengan orang yang mempunyai kepakaran dalam bidang tertentu.
Bagaimanapun, sekolah dan guru tidak mampu sepenuhnya untuk mendidik akhlak dan syahsiyah setiap pelajar secara khusus.

Tidak adil jika ibubapa menyalahkan guru karena tidak pandai mendidik anak-anak mereka.
Seorang guru perlu menjaga pelajar yang berjumlah 30 hingga 40 orang. Dari jumlah ini
pun terbayangkan, bagaimana susahnya seorang guru dapat memberikan perhatian untuk
setiap pelajarnya. Tetapi bagi setiap pasangan ibubapa, insya Allah, bisa dan mampu untuk
mengawal dan mendidik anak-anak mereka yang hanya berjumlah 3 hingga 4 orang saja.

Melepaskan tanggungjawab mengajar dan mendidik 100% kepada pihak sekolah adalah satu tindakan yang kurang bijak. Dan maaf jika is dikatakan sebagai tindakan yang kurang bertanggung jawab. Selagi masih menyalahkan pihak sekolah karena kelemahan dan kegagalan anak, maka selagi itu anak-anak tidak akan berubah.
Jadi, siapakah yang sepatutnya mendidik anak-anak. Ya, Ibubapa. Anak-anak adalah amanah yang Allah swt berikan. Mereka adalah anak-anak kita sendiri. Bukan anak bapa ibu guru atau anak sekolah. Amanah inilah yang akan ditanya apabila sampai di akhirat nanti. Apabila berada di hadapan Allah swt, tiada siapa lagi yang bisa disalahkan melainkan diri sendiri :

Setiap rumah perlu ada jadwal waktu.

jadwal yang baik, adalah jadwal yang seimbang dan memenuhi segala keperluan anak¬anak. Ada masa untuk belajar, ada masa untuk bermain, ada masa untuk membaca, ada masa untuk khidmat diri dan ibubapa, ada masa menonton (tayangan yang telah diseleksi oleh ibubapa), ada masa ibadah, ada masa untuk majlis taklim, ada masa untuk dzikir dan ada masa untuk al-Quran.

jadwal ini perlu dimusyawarahkankan bersama-sama dengan pasangan, supaya ibubapa mempunyai kesatuan hati dan kesatuan fikir dalam mendidik anak-anak. InsyaAllah, barulah tujuan untuk melahirkan anak shalih akan mudah untuk dicapai.

Bahan bantu pembelajaran.

Sekiranya merasakan tidak mampu untuk melakukannya sendiri, bisa mendapatkan bahan bantu pembelajaran. Menyediakan buku-buku cerita, games pendidikan, CD / DVD, board games
yang dapat dijadikan aktivitas yang bermanfaat untuk anak-anak.
Ensiklopedia yang terbaik untuk anak-anak, sudah tentu ialah al-Quran. Upayakan apa saja cara untuk menambahkan kecintaan anak kepada Al Quran. Ibubapa yang mengajarkan anaknya al-Quran, di akhirat kelak, dia akan dipakaikan dengan mahkota yang cahayanya berganda¬ganda lebih terang daripada cahaya matahari. Membaca dan menghafal Al Quran adalah aktivitas yang menyenangkan.

Meneruskan menuntut ilmu untuk menjadi ibubapa yang cemerlang. Memperbanyak membaca. Kini, segala ilmu keibubapaan berada di ujung jari saja. Insya Allah, rajin-rajinkan diri untuk mendapatkan ilmu. Anak-anak adalah saham akhirat. Tidak rugi bersusah payah mendidik mereka.

Suasana pembelajaran.

Realitanya, belajar adalah sesuatu yang menyenangkan. Coba jadikan sesi pembelajaran di rumah 100% tidak sama seperti cara di sekolah. Belajar sambil bermain, belajar semasa memasak, belajar semasa menonton CD, belajar semasa membaca bersama ibubapa. Anak-anak lebih cepat dan mudah belajar apabila mereka gembira. Apabila nampak, anak anda mulai menunjukkan kejemuan, cepat-cepat menukarkannya kepada aktivitas lain sebagai
refreshing.


Memantapkan iman anak-anak.

Mantapkan IMAN anak-anak. Apabila anak¬anak dimantapkan dengan iman dari rumahnya, walau ke benua mana pun dia dihantar untuk belajar, dia tetap akan mentaati perintah Allah
dan dia pasti akan berjaya.

Banyakkan bercerita tentang kebesaran Allah swt pada anak. Kemudian, galakkan anak-anak juga untuk bercerita tentang kebesaran Allah swt. Anak¬anak yang ada iman di dalam hatinya, bukan saja menjadi anak yang shalih. Malah dia akan cemerlang di dunia, dan dia juga akan cemerlang di akhirat.

Rumah yang penuh dengan suasana mengingati dan menyebut nama Allah swt. Nama¬nama ahli rumah itu akan selalu disebut-sebut di hadapan Allah dan di dalam majlis para malaikat. Tentu menyenangkan bila nama kits disebutkan berulang-ulang kali di hadapan Allah swt kan? Sudah tentu rahmat dan perlindungan Allah swt senantiasa memayungi rumah kita InsyaAllah.
Memantapkan amal anak-anak
Dari rumah lah perlunya bermula pendidikan amal. Cara amal yang dikehendaki oleh Allah swt, tidak lain tidak bukan adalah seperti cara Rasulullah saw. Sebagaimana mafhum firman Allah:
"Katakanlah (wahai muhammad), sekiranya kamu mencintai Allah maka ikutlah aku (Nabi Muhammad saw). Maka kamu akan dicintai oleh Allah dan Dia akan mengampuni doss-doss mu."
Didik anak-anak, makan cara Rasulullah saw, tidur cara Rasulullah saw, masuk ke kamar mandi cara Rasulullah saw, bersafar cara Rasulullah saw, berpakaian cars Rasulullah saw, beribadat cars Rasulullah saw dan berdakwah cars Rasulullah saw.
Targhib atau memotivasi anak-anak dengan menceritakan kelebihan-kelebihan amal. Ceritakan apa kelebihan sholat berjamaah, apa kelebihan membaca quran, apa kelebihan mengikuti sunnah Rasulullah saw dan lain-lain. Insya Allah, anak-anak akan bertambah yakin dengan janji Allah swt dan senang menghidupkan suasana agama dalam dirinya.
Apabila setiap amal anak menuruti cara Rasulullah saw, maka cinta kepada Baginda saw akan bertambah. Dan sedikit demi sedikit akhlak baginda saw akan menyerap ke dalam pribadi anak¬anak. Apabila anak mempunyai kepribadian mirip¬mirip seperti Rasulullah saw, maka semakin mudahlah kerja ibubapa untuk mendidik mereka.
Akhir kata, rumahku syurgaku adalah nikmat yang Allah swt 'awal'kan kepada manusia. Apabila rumah menjadi madrasah, maka insya Allah, Allah swt akan jadikan rumah kits sebagai bayangan syurga.
Segala usaha yang dicurahkan untuk mendidik anak-anak bukanlah dilakukan untuk mendapat pujian manusia. Bahkan is adalah semata-mata untuk mengharapkan keridhaan Allah swt. Mudah¬mudahan terus istiqamah dalam mendidik anak-anak mengikuti kehendak Allah swt..

0 komentar: