Senin, 02 April 2012

Saham Akherat


Untuk melihat generasi yang akan datang, bisa melihatnya melalui generasi yang ada sekarang. Orang banyak berkata, generasi sekarang sudah tidak berkualitas. Jadi, bagaimana untuk bermimpi akan ada manusia berkualitas pada masa akan datang.

Realitanya, tidak semuanya 'rusak/ dirusakkan'. Banyak remaja yang sedang bertafaqquh fiddien. Mudah-mudahan akan lahir manusia (generasi) berkualitas pada masa akan datang dengan adanya mereka ini.

Kami mendiami kawasan elit (bukan karena kami berharta), rumah-rumah di sini umpama istana. Pertama kali menapakkan, seram sejuk dibuatnya. Bayangkanlah dengan suasana yang mewah dengan limpahan harta dunia, banyak yang bisa lupa pada kehidupan mewah yang Allah janjikan di akhirat kelak.

Namun, di celah-celah istana batu yang mereka huni... Kami merasa terharu, di samping mengumpulkan harta dunia mereka tidak lupa untuk menanam saham akhirat. Ada di kalangan mereka yang kesemua anak-anaknya hafidz al¬Quran. Ada beberapa keluarga yang mempunyai anak yang hafidz al-Quran.

Semasa liburan sekolah lalu, seorang bapak mengantar anaknya setiap hari untuk tasmi' hafalan al-Quran kepada suami saya... 2 minggu anak gadisnya yang hafldzah al-Quran ditemani adik lelakinya tasmi' dengan suami saya. Sebelum pertengahan semester 2012, bapaknya memberitahukan bahwa anak lelakinya (yang selalu menemani kakaknya tasmi') juga akan diantar ke sekolah tahfidz, alhamdulillah.
Bila bertanya mengenai iuran sekolah

tahfidz, bagi kita yang bertaraf ekonomi biasa, jumlah tersebut sangat besar. Namun, untuk mereka yang Allah mewahkan dengan rezeki dunia melimpah, jumlah tersebut tidaklah seberapa dibandingkan dengan apa yang Allah akan berikan. Sebagai salah satu 'cara' bersyukur kepada Allah adalah dengan 'menginfaqkan' anak ke jalan Islam melalui pembelajaran, apabila sudah mantap dengan ilmu syariat Allah insya Allah mereka akan menebarkan cahaya kepada masyarakat.

Orang yang berfikrah dan islami pun tidak banyak yang mampu (dari sudut mujahadah keuangan dan juga perasaan) untuk mengarahkan anak-anak menjadi generasi al-Quran, namun mereka yang mungkin biasa-biasa setelah mendapat kesadaran dan nikmat iman tidak mensia-siakan peluang yang Allah berikan yakni berusaha mendorong anak-anak memahami dan mengamalkan syariat Islam.

Tidak mustahil... Suatu hari nanti, anak¬anak inilah yang akan berdakwah kepada keluarga mereka. Membawa keluarga kembali kepada syariat Islam dan menjalani kehidupan yang baik (selaras dengan panduan Quran dan Sunnah Rasulullah s.a.w.). Anak-anak ini jugalah akan membawa generasi akan datang kembali kepada al-Quran dan mengikut sunnah-sunnah Rasulullah.

Bila orang yang mendukung undang-undang sekuler juga tidak mau anak mereka menjadi sekuler, lalu mereka hantarkan anak-anak ini bertafaqquh fiddien agar mengenal syariat Allah, kemana kita memilih dan mengantarkan pendidikan anak anak kita?

0 komentar: