Sabtu, 28 April 2012

Shidq

Berikut penjelasan dari kitab "Idharu Asrari Ulumil Muqarrabin" oleh Habib Muhammad bin Abdullah Al Aidarus"

Wahai Saudaraku, jadikanlah shidq sebagai pusat dan awal semua urusanmu. Dikatakan bahwa shidq adalah pedang Allah di bumi. Apa pun yang disentuhnya pasti terpotong. Ketahuilah, shidq memiliki dua arti: shidqul lisan dan shidaul qolb. Shidqul qolb adalah sumber shidqul lisan, dan selalu menjadi pegangan dan tujuan kaum sholihin. Shidqul lisan adalah perbuatan yang baik, tapi shidqul qolb merupakan sumber dan asal dari shidqul lisan. Shidqul lisan dikatakan baik karena ia menunjukkan kemakmuran batin ('imaratul bathin) dan kesucian jiwa. Kebohongan lisan sangat jelek dan buruk, tapi kebohongan hati lebih buruk dan berbahaya karena menunjukkan kerusakan batin dan kehinaan jiwa. Kebohongan hati dapat melahirkan berbagai perbuatan yang lebih buruk daripada kebohongan lisan. Orang yang mudah berbohong dan tidak mempedulikan kehinaan dan kekurangan jiwanya, adalah orang yang rendah. Keadaan ini akan membuatnya jauh dari Allah SWT. Seorang manusia yang sempurna tidak rela melihat dirinya penuh kekurangan, meski tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Orang yang suka berbohong akan meremehkan aib dan kekurangannya sendiri, meskipun ia mengetahui aib dan kekurangan tersebut. Sebagaimana dikatakan bahwa seorang pendusta tidaklah berdusta kecuali karena ia memandang remeh dirinya.

Oleh karena itu, ketahuilah, bahwa shidqul bathin tidak akan membelokkan hati dari jalan kebenaran, bahkan kejujuran akan menjadi syiarnya. Jika seseorang telah membiasakan batinnya dengan kebenaran dan shidq, maka lisannya akan sulit untuk diajak berdusta, karena: Lisan adalah penerjemah hati.

Lisan hanya akan mengutarakan apa yang terdapat dalam hati. Jika hati shidq, mustahil lisan akan berdusta. Kini jelaslah bagimu, bahwa jika batin telah dibiasakan dengan kebenaran, maka kebenaran akan menjadi sifat dan karakteristik batin. Sehingga andaikan ia ingin berbohong, ia tidak mampu melakukannya, sebab yang demikian itu bukan sifat batinnya. Semua ucapan dan perbuatan buruk seseorang ditimbulkan oleh keburukan batin. Hal ini terjadi karena akal yang lemah, atau hawa yang menguasai dirinya dan menodai nuraninya (sir). Orang yang dikuasai oleh hawa, setelah sadar akan menyesali semua kelalaiannya. Sedangkan orang yang berakal lemah, tidak akan pernah sadar, tidak akan pernah mengetahui cacat batinnya, dan tidak akan pernah bisa diharapkan kesembuhan batinnya. Pahamilah hal ini dan berusahalah (untuk bersikap shidq), semoga dengan pertolongan dan kehendak Allah kamu akan memperoleh kebenaran.

Sumber: "Rahasia Ilmu Para Wali"
Penerjemah : Ustadz NAuval bin Muhammad Al Aidarus

0 komentar: