Selasa, 17 April 2012

Wudhu...


Betapa kusamnya wajah kita, kering, tak bercahaya, jika tak kena wudhu minimal 5X sehari.

Hai orang-orang beriman, apabila kamu hendak mendirikan shalat, maka cucilah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku dan usaplah kepalamu dan cucilah kakimu sampai kedua mata kaki.

Dan jika kamu junub maka mandilah dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau menyentuh perempuan lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik, usaplah wajahmu dan tanganmu dari tanah itu. Allah tidak ingin menyulitkanmu, akan tetapi Dia hendak mensucikan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu supaya kamu bersyukur.” [Al-Ma'idah: 6]

Al-Imam Abu Muhammad Al-Husain bin Mas’uud Al-Baghawi rahimahullah menerangkan, “Lahiriyah ayat ini menunjukkan wajibnya berwudhu setiap kali hendak mendirikan shalat. Namun As-Sunnah menjelaskan dan perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam menerangkan lebih lanjut bahwa yang dimaksud ayat tersebut ialah jika kamu hendak mendirikan shalat dan kamu dalam keadaan tidak suci (maka cucilah mukamu dan tanganmu sampai siku dst, -pent), sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam, “Allah tidak menerima shalat salah seorang dari kalian yang berhadats hingga ia berwudhu’.” [1] [Ma'aalimut Tanzil 3/20]

Al-Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menerangkan ‘Al-Wudhuu’ atau ‘At-Thuhuur’ adalah perbuatannya (yakni berwudhu’ atau bersuci), sedangkan ‘Al-Wadhuu’ atau ‘At-Thahuur’ adalah air yang digunakan untuk bersuci. Al-Wudhuu’ berasal dari kata ‘Al-Wadhaa’ah’ yang berarti elok dan bersih, sehingga orang yang berwudhu menjadi elok dan bersih.

Dengan demikian syari’at wudhu’ merupakan nikmat Allah yang sangat agung bagi umat ini. Allah hendak mensucikan hamba-hamba-Nya dengan berwudhu’ sehingga mereka bersih dari berbagai hadats kecil, bersih dengan mandi ketika junub dan bertayammum ketika sulit mendapatkan air. Maka jasad-jasad kaum muslimin menjadi bersih dan suci dari dosa-dosa oleh sebab wudhu’nya itu. [Lihat Tafsir Ibnu Jariir At-Thabari].

Sementara anggota tubuhnya yang paling mudah dan sering terjatuh dalam kemaksiatan ialah anggota tubuh yang terkena air wudhu. Demikian sesungguhnya syari’at Allah yang penuh hikmah dan bijaksana atas segenap hamba-Nya. [Lihat Miftaah Daaris Sa'aadah 251-252 – Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah]

Syaikh Abdullah Al-Iryaani hafidzhahullah dalam kitab beliau “Sifat Wudhu’in Nabi” menghimpun riwayat-riwayat yang berkenaan dengan keutamaan wudhu’. Menariknya kitab beliau ini juga diberi pengantar oleh As-Syaikh Al-Muhaddits Yahya bin ‘Ali Al-Hajuuri hafidzhahullah yang menunjukkan bobot dan kualitas keilmuan penulisnya.

Berikut kami sarikan keutamaan-keutamaan wudhu’ yang akan kami bahas pada kesempatan kali ini:

Berwudhu’ Termasuk Sebab Kecintaan Allah kepada Hamba-Nya

Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang banyak bertaubat dan mencintai orang-orang yang suka bersuci.” [Al-Baqarah: 222]

Ibnu Jariir At-Thabari dalam tafsir beliau menerangkan, “Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang banyak bertaubat dari dosa, dan mencintai hamba-hamba-Nya yang suka bersuci dengan air guna mendirikan shalat.”

Berwudhu’ adalah Separuh Iman

Dari Abu Maalik Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam bersabda, “Bersuci itu separuh iman….” [HR. Muslim 223 dengan sanad Munqathi', An-Nasaa'i 2394, Ibnu Maajah 280 secara Maushul] [2]

Al-Imam An-Nawawi dalam ‘Syarh Muslim’ menerangkan, “Para Ulama berselisih pendapat dalam memaknai hadits di atas…………………dan pendapat yang paling mendekati kebenaran ialah bahwa Thahaarah merupakan syarat sahnya shalat, maka keadaannya seperti separuh bagian, namun tidak melazimkan pengertian separuhnya itu secara hakiki.”

Berwudhu’ dengan Baik mendatangkan Ampunan Allah

“Tidaklah seorang muslim berwudhu’ kemudian memperbagus wudhu’nya dan ia shalat, melainkan Allah akan ampuni dosanya ketika itu hingga shalat berikutnya.” [HR. Al-Bukhari 155 dan Muslim 333]

Berwudhu’ Mengeluarkan Dosa-Dosa

Dari ‘Utsmaan bin ‘Affaan radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang berwudhu’ dan memperbagus wudhu’nya, maka akan keluar dosa-dosa dari tubuhnya hingga keluar dari ujung kukunya.” [HR. Muslim 245]

Menyempurnakan Wudhu’ Di saat tidak Menyukainya Menjadi Sebab Gugurnya Dosa dan Meninggikan Derajat

Dari Abu Hurairah radhiyallahu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam bersabda, “Maukah aku tunjukkan kepada kalian suatu amalan yang dengannya Allah akan menghapus dosa dan mengangkat beberapat derajat?” Para shahabat Nabi mengatakan, “Tentu ya Rasulullah.” Beliau bersabda, “Menyempurnakan wudhu’ di saat-saat engkau tidak menyukainya (seperti cuaca dingin ,-pent)……” [HR. Muslim 251]

Keutamaan Menjaga Wudhu’

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam bertanya kepada Bilaal seusai shalat fajar, “Wahai Bilaal ceritakan kepadaku amalan apa yang paling bermanfaat yang engkau lakukan setelah memeluk Islam? Karena sesungguhnya aku telah mendengar bunyi kedua terompahmu di Surga.” Bilaal menjawab, “Tidaklah aku mengamalkan satu amalan setelah memeluk Islam yang paling bermanfaat selain berwudhu’ dengan sempurna pada setiap malam atau siang kemudian aku tegakkan shalat sunnah sebanyak yang Allah kehendaki.” [HR. Al-Bukhari 1149]

Dan masih banyak lagi keutamaan-keutamaan yang tidak disebutkan di sini secara rinci, seperti berwudhu akan melepaskan ikatan syaithan, menjadi sebab masuknya seseorang ke dalam Surga, orang yang berwudhu akan datang di hari kiamat dengan anggota tubuh yang bercahaya karena bekas air wudhu’nya dan lain sebagainya.

————————————————————
Footnote:

1. HR. Al-Bukhari dan Muslim

2. Imam Muslim (223) meriwayatkan dari jalan Yahya bin Abi Katsiir dari Zaid bin Sallaam dari Abu Sallaam dari Abu Maalik Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu.

Mu’aawiyah bin Sallaam menyelisihi Yahya bin Abi Katsiir sebagaimana dalam riwayat An-Nasaa’i dan Ibnu Maajah dan Abu ‘Awaanah. Bahwa Mu’aawiyah meriwayatkan dari saudaranya yakni Zaid bin Sallaam dan ia mengabarkan dari kakeknya yakni Abu Sallaam dari ‘Abdurrahman bin Ghanam bahwa Abu Maalik Al-Asy’ari menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam bersabda (Menyempurnakan wudhu’ adalah separuh iman…….) Al-Hadits.

Berhubung Abu Sallaam tidak bertemu dengan Abu Maalik Al-Asy’ari maka sanad riwayat Muslim ‘Munqathi’ (terputus), akan tetapi hadits ini dinilai ‘Shahih lighairih’ berdasarkan sanad lain dan syawaahidnya, sebagaimana telah dijelaskan oleh Syaikh Rabii’ bin Haadi Al-Madkhali hafidzhahullah dalam kitab beliau “Bainal Imaamain Muslim Wad Daaruquthni” no. 9 [Syaikh 'Abdullah Al-Iryaani]

0 komentar: