Selasa, 08 Mei 2012

Mendo’akan Anak, Ciri Pendidik Ideal

Allah ‘azza wa jalla berfirman,

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. (Al-Baqarah 186)

Allah ‘azza wa jalla berfirman,

Atau siapakah yang memperkenankan (Do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadaNya dan yang menghilangkan kesusahan (An Naml 62)


Dari Nu’man bin Basyir rahimahullah bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Berdoa itu adalah ibadah”. (Riwayat Abu Dawud)

Wahai para pendidik, doa sangat memberi manfaat kepada anak dan menambah keteguhan dan kesolehan mereka serta orang akan selalu mendapat hidayah dan petunjuk kepada jalan yang lurus.


Oleh sebab itu Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam mendorong kita agar selalu berdoa untuk kebaikan anak, sebab doa akan menambah keberkahan dan kebaikan pada anak.


Maka Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam melarang kepada kita mendoakan keburukan atas anak sebagaimana Beliau bersabda,


Janganlah kalian berdoa buruk atas dirimu, jangan berdoa buruk atas anakmu, dan jangan berdoa buruk atas hartamu sebab bila kalian tepat pada saat yang dikabulkan Allah ketika kamu meminta suatu permintaan maka Allah akan mengabulkannya”.


Seorang laki-laki datang kepada Abdullah Ibnu Mubarak yang mengeluhkan tentang kenakalan anaknya, maka Beliau bertanya kepadanya, “Apakah kamu pernah berdoa buruk atasnya? ia menjawab, “Ya”. Ibnu Mubarak berkata, “Kamulah yang merusaknya”.


Wahai para pendidik, daripada Anda merusak anak maka lebih baik anda menjadi sebab baiknya anak dan datangnya keberkahan dalam hidup mereka lewat cara berdoa baik untuk mereka seperti yang dilakukan oleh pendidik utama, Muhammad dan para rasul serta para nabi.


Dari Ibnu Abbas rodhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam pernah merangkulku lalu bersabda,


Ya Allah ajarkanlah kepadanya Al hikmah” dalam riwayat lain “Ajarkanlah kepadanya Al Kitab“.


Dengan karunia Allah ‘azza wa jalla berkat doa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam Ibnu Abbas menjadi pemuka ulama dan ahli tafsir Al-Qur’an.


Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam selalu berdoa untuk kebaikan anak-anak ketika dalam keadaan bepergian. Beliau berdoa,


Ya Allah Engkau adalah teman dalam perjalanan, pengganti di keluarga. Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari gangguan perjalanan, kegelisahan penungguan dan buruknya kembali pada harta, keluarga dan anak“.


Kaum ibu pernah datang kepada Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam agar Beliau berdoa untuk anak-anak mereka.


Dai Anas bin Malik rodhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Ummu Sulaim berkata, “Wahai Rasulullah Anas menjadi pembantumu maka erdoalah kepada Allah untuk kebaikannya”. Maka Beliau berdoa,


Ya Allah berikanlah kepada Anas harta dan anak yang banyak dan berkahilah apa-apa yang engkau berikan kepadanya“.


Dalam riwayat Bukhori bahwa Anas berkata, “Ummu Sulaim membawaku kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam, dan menutupi badanku dengan setengah tudungnya dan setengah selendangnya. Maka ia berkata, “Wahai Rasulullah, anak ini bernama Unais aku membawanya kepadamu untuk enjadi pembantumu, maka berdoalah kepada Allah untuk kebaikannya”. Maka Beliau shollallahu ‘alaihi wa sallam berdoa.


Ya Allah berikanlah kepada Anas harta dan anak yang banyak“.


Anas berkata, “Demi Allah hartaku banyak dan sungguh anak dan cucuku sampai seratus orang sejak hari ini.”


Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Khildah berkata bahwa Abu Aliyah pernah mendengar Anas berkata, “Aku membantu Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam selama sepuluh tahun dan Nabi berdoa kepadaku untuk kebaikan maka aku punya kebun buah-buahan yang bisa panen setahun dua kali sementara dalam kebun juga ada pohon raihan untuk bahan minyak kasturi”.


Berdoa merupakan ciri utama pendidik yang berhasil yang pasti bisa dipetik buah dan hasilnya sebagaimana firman Allah ‘azza wa jalla,


“Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. (Ghafir 60)


Dalam memenuhi panggilan Allah tersebut, para nabi dan rasul selalu berdoa untuk kebaikan anak cucu mereka.


Bukanlah kemiskinan yang menjadikan mereka cemas dan risau. Sebab tidak ada kerisauan dan kemalangan yang lebih besar daripada orang yang melepas keimanan demi mengejar dunia yang fana. Melepas iman apapun sebabnya merupakan sebab kecelakaan dunia dan akhirat. Oleh sebab itu para nabi selalu mewanti-wanti kepada keturunan mereka agar senantiasa menjaga benteng iman yang merupakan sebab keberhasilan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.


Allah berfirman ketika menceritakan doa Nabi Ibrahim untuk keturunannya,

Ya Tuhan kamu, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau.
(Al Baqarah 128)


Lalu firmanNya dalam surat lain, mengisahkan doa Nabi Ibrahim yang lain,

Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah) negeri yang aman dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.
(Ibrahim 35)


Juga firman Allah,

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat, ya Tuhan kami, perkenankanlah do’aku (
Ibrahim 40)


Begitu juga Zakaria berdoa sebagaimana firman Allah,

Berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do’a
. (Ali Imran 38)


Allah Ta’ala juga berfirman mengisahkan sifat-sifat ‘Ibadurrahman adalah berdoa untuk kebaikan istri dan keturunannya.


Firman Allah,

Ya Tuhanku tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri
. (Al Ahqaf 15)


Firman Allah,


Dan orang-orang yang berkata: Ya Tuhan kami anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa (Al Furqan 74)


Wahai para pendidik, berdoalah kepada Allah untuk anak-anakmu terus menerus dan tumbuhkan perasaan bahwa tiada daya dan kekuatan kecuali datang dari Allah sementara manusia hanya sekedar berusaha dan ikhtiar. Marilah kita berdoa dengan penuh khusyu’ dan perasaan tunduk semoga Allah menutup kekurangan, memberi belas kasih kepada yang lemah di antara kita, dan memelihara anak cucu kita. Hendaklah kita membiasakan pola makan, pola minum dan dalam berpakaian yang bersih dan halal. Begitu juga hendaklah berdoa dalam keadaan suci, menghadap kiblat dan mengembalikan kedzaliman kepada pemiliknya serta memilih waktu yang mustajab terutama pada saat sujud berdasarkan hadits dari Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa salam bersabda,

Saat yang paling dekat antara hamba dengan Tuhannya adalah ketika sedang sujud maka perbanyaklah berdoa
. (HR Muslim 482)


Dari Abu Umamah berkata, “Pernah Rasulullah ditanya: Kapan doa sangat dikabulkan? Beliau bersabda, “Pada waktu pertengahan malam dan setiap selesai sholat wajib”.


Wahai saudaraku, jangan lupa berdoa terutama ketika dalam bepergian berdasarkan hadits dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda:
Ada tiga doa yang mustajab dan tidak diragukan, doa orang yang teraniaya, doa orang yang sedang bepergian dan doa orang tua atas anaknya.



Begitu juga berdoa pada siang hari dan malam hari dari bulan Ramadhan serta berdoa pada saat haji dan umrah. Maka berdoalah kepada Allah pada saat itu sementara dalam keadaan sangat yakin bahwa doa anda dikabulkan sehingga Umar bin Khaththab berkata, “Yang menjadi perhatianku bukan terkabulnya doa akan tetapi perhatian utamaku adalah ilham untuk bisa berdoa sebab orang kalau sudah bisa berdoa maka pengkabulan doa akan bisa diraih”.


Demikian semoga bermanfaat


Sumber: Majalah Assunnah Edisi 07/ Tahun VIII/ 1425H/ 2004M



Share

0 komentar: