Minggu, 24 Juni 2012

Jagalah Allah, Allah Akan Menjagamu dan Keluargamu


Suatu hari, Rasulullah SAW mengadakan perjalanan bersama sepupunya, putra AI-Abbas bin Abdul Mutholib. Abdullah namanya, sahabat muda yang kemudian hari menjadi salah seorang terfaqih semasa hidupnya.

Beliau membonceng anak muda ini diatas untanya. Umur Abdullah saat itu terbilang belia, belum genap 15 tahun. Di atas unta, beliau memberi nasehat kepada Abdullah.
Nasehatnya cukup panjang, salah satunya; "Wahai anak muda, jagahlah Allah, Allah akan menjagamu" (HR. at-Tirmidzi) 

Nasehat ini cukup singkat, namun sarat makna dan memiliki nilai yang sangat tinggi. Salah seorang salaf pernah bertutur, "Ketika saya memikirkan hadits ini, rasa takjub dan kedahsyatannya meresap dalam jiwaku. Alangkah rugi jika seseorang tidak mengetahui dan memahami hadits ini."
Jagalah Allah.

Sudah mafhum, Allah tidak membutuhkan pengawal laiknya seorang raja atau presiden. la adalah ash-shomad, tempat bergantung segala sesuatu. la adalah Ghaniyun 'anil 'Alamin, tidak membutuhkan alam semesta. Allah tidak pernah dan tidak akan berhutang jasa kepada makhluk-Nya.

Jagalah Allah, jagalah syari'at-Nya yang telah Dia  tetapkan; jagalah batasan-batasanNya, jangan sampai dilanggar; jagalah nikmatnya, gunakan hanya dalam rangka beribadah kepada-Nya; jagalah panca indera yang diamanahkan kepadamu, jangan gunakan dalam rangka memaksiatinya. Jagalah perutmu jangan sampai terisi dengan sesuatu yang haram; jagahlah dua lubang, mulut dan kemaluanmu, jangan sampal digunakan dalam hal-hal yang dimurkai Allah SWT. Allah pasti akan menjagamu. Beginilah yang dimaksud hadits tersebut.
"Siapa saja yang menjaga apa yang ada diantara kedua kumisnya (mulutnya) dan kedua kakinya (kakinya) maka ia akan masuk surga." (HR. al-Hakim-shohih) 

Allah Akan Menjagamu
Sebagai balasannya, Allah SWT: akan menjaga hambaNya, balk di dunia mamupun di akherat. Di akherat Allah SWT akan menjaga hamba dari berbagai macam kengerian siksaan, di hari di mana tiada yang dapat memberi pertolongan bagi siapapun kecuali Allah SWT . Surga, disediakan oleh Allah bagi hamba-hambaNya yang senantiasa menjaga Allah SWT.

"lnilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat, masukilah syurga itu dengan aman, itulah hari kekekalan." (Qaaf: 32-34)

Ibnul Rajab berkata, “Siapa saja yang menjaga Allah di waktu rnudanya, maka Allah SWT akan menjaganya di kala tua, saat otot-ototnya melemah. Allah akan memberi kenikmatan pendengaran, penglihatan dan akal, tidak pikun walau sudah berusia lanjut.

Dulu ada beberapa ulama yang sudah berusia lebih dari seratus tahun, tetapi badannya masih fit, penglihatan dan pendengarannya masih normal. Suatu kali beliau meloncat sangat tinggi, sehingga membuat orang disekitarnya terheran-heran.

Beliau berkata, "Ketika masih muda,anggota badanku ini,saya menjaganya dari berbuat  maksiat kepada Allah SWT. Maka Allah pun menjaganya untuk kami ketika kami sudah tua seperti sekarang."
Demikian sebaliknya, siapa saja yang menyia-nyiakan (hak) Allah di masa mudanya, maka Allah SWT akan menyia-nyiakannya di kala is tua. Dulu, jika ulama salaf melihat seseorang yang sebenarnya masih muda, sudah terkena berbagai macam penyakit, atau seorang kakek meminta-minta, maka ulama tadi akan berkesimpulan, "Orang ini telah menyia-nyiakan Allah ketika masa mudanya, maka Allah pun menyia-nyiakannya di kala tuanya."

Dikisahkan, seorang pembantu nabi Muhammad SAW, melakukan sebuah perjalanan lewat laut, perahu yang beliau naiki bocor dan rusak sehingga beliau terdampar di sebuah pulau yang belantara. Di hutan tersebut beliau melihat seekor singa. Subhanallah, singa yang seharusnya ganas tiba-tiba jinak di hadapan beliau, bahkan beliau singa tersebut menuntunnya ke jalan yang biasa dilewati orang."

Dalam Jami'ul ulum juga dikisahkan, suatu kali Ibrahim bin Adham, salah seorang ulama terkemuka pada zamannya, terkenal dengan wara'dan kezuhudannya, tidurdi sebuah kebun. Di sampingnya ada ular yang menggigit batang pohon narjis, agar tidak menimpa Ibrahim, sampai beliau bangun dari tempat tidurnya. 

Jagahlah Allah, Allah akan menjagamu.
Allah Akan Menjaga Keuturunanmu
Allah menjaga hambaNya yang senantiasa menjaga syari'atNya hingga keturunannya. Kisah nabi Musa as dan nabi Khidir dalam surat al-Kahfi membuktikan hal ini. Salah satu fragmen kisah dari tiga kisah tersebut adalah nabi Khidhir memperbaiki gubuk yang sudah reot.

Alasan beliau memperbaikinya adalah "Adapun  dinding rumah adalah kepunyaan  dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang; ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Rabbmu menghendaki agar supaya mereka sampal kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Rabbmu."(QS.al-Kahfi: 82)

Dalam beberapa riwayat, kedua orang tua dalam ayat ini, maksudnya kakek dan nenek kedua anak yatim. Subhanallah, Allah menjaga seorang hamba lantaran kesolehan kedua orang tuannya, bahkan kesolehan kakek dan neneknya.

Jika kita telusuri biografi para ulama dan syuhada', selalu kita dapatkan digaris keturunan yang kesekian is bertemu dengan orang-orang sholeh, orang-orang yang senantiasa menjaga Allah; entah bapak, kakek atau buyutnya.

Abu Hanifah Nu'man bin Tsabit misalnya, imam madzhab pertama dalam Islam terkenal dengan kecerdasan dan kelihaiannya dalam berargumen. Tsabit, bapak beliau adalah seorang yang sholeh. Konon, Tsabit adalah orang yang menjaga makanan yang masuk ke perutnya, jangan sampai ada yang syubhat apalagi yang haram. Untuk menghalalkan separuh buah apel yang masuk ke perutnya tanpa di sengaja, beliau harus menempuh perjalanan yang melelahkan untuk menemui pem i I ik kebun apel tersebut.

Menjelang wafatnya, khalifah Umar bin Abdul Aziz mengumpulkan putra-putrinya, tujuh putra dan tujuh putri. Dengan berlinang air mata, beliau berwasiat kepada mereka, "Sungguh aku tidak meninggalkan warisan harta untuk kalian, tapi aku tinggalkan Yang Esa, -beliau membaca ayat-;
"Sesungguhnya pelindungku ialahlah Allah yang telah menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh." (al-A'raf: 196)

Jika kalian mentaati Allah, Allah akan menjaga kalian. Bila kalian memaksiati Allah, maka aku tidak akan membantu kalian dalam memaksiatiNya."

Sepeninggalan beliau, Allah SWT menjaga anak-anak beliau. Para ulama berkata, "Ana-anak beliau menjadi manusia-manusia yang paling kaya." Jagahlah Allah, maka Allah akan menjagamu dan keturunanmu

0 komentar: