Senin, 02 Juli 2012

Muhasabah...

RAMADHAN telah tiba. Bulan yang penuh barokah, ampunan dan hidavah.
Allah menurunkan Al-Qur'an di bulan Ramadhan. Begitu pula berbagai peristiwa bersejarah juga terjadi di bulan Ramadhan. Seperti Perang Badar dan penghancuran berhala-berhala Quraisy; Latta, Uzza dan Manat. Berbagai peristiwa tersebut tercatat dalam buku sejarah sebagai pembeda antara kebenaran dan kebathilan.
Sebagai seorang Muslim, kita perlu bermuhasabah. Merenung ulang apa yang telah kita lakukan, sekaligus menata apa yang akan kita kerjakan. Adakah kezhaliman yang kita lakukan? Baik kezhaliman kepada Allah dengan melanggar hak-hak-Nya atau kezhaliman kepada diri sendiri dengan berbuat maksiat? Mungkin juga kezhaliman terhadap sesama manusia dengan mengambil hak yang bukan milik kita?

Sebagai    umat,    kita    juga    perlu bermuhasabah. Berbagai duka mengiringi perjalanan umat Islam. Musibah datang silih berganti. Baik bencana alam, maupun bencana kemanusiaan seperti yang menimpa saudara-saudara seiman di Afganistan, Iraq, Palestina, dan negeri-negeri Muslim lain yang mengalami penindasan, bahkan pembantaian, oleh orang-orang kafir penjajah AS dan sekutunya.
Di negeri ini, kerusakan terjadi dimana­mana. Dalam bidang politik, umat Islam hanya menjadi obyek. Dirangkul saat dibutuhkan, kemudian ditendang dan dikorbankan. Dalam bidang ekonomi, kapitalisme semakin merajalela. Harga-harga membumbung tinggi, tingkat kemiskinan men i ngkat dan pengangguran terjadi dimana-mana. Dalam bidang sosial budaya, umat disuguhi budaya freesex. Merebaknya tempat-tempat pengguguran bayi, perzinaan, pelacuran, gaya hidup hedonisme dan berbagai hiburan TV yang merusak. Dalam bidang hukum, usaha-usaha untuk melecehkan dan mencampakkan hukum­hukum Islam terus terjadi.

Banyak yang bergaya bagai nasionalis, padahal mereka menjadi pengkhianat negeri. Hukum sangat tajam bagi rakyat kecil dan orang miskin, sementara bagi penguasa menjadi turripul. Kemerdekaan hanya milik segelintir orang, yaitu kemerdekaan mengumbar nafsu dan keserakahan. Kekayaan alam menjadi milik pribadi dan keluarga. Keserakahan mencapai titik puncak. Sementara kesemena-menaan dan kezhaliman merajalela. Korupsi diper­tontonkan tanpa rasa malu.

Negeri yang terkenal sebagai untaian Zamrud Kathulistiwa inipun hanya di n i kmati cukong-cukong penguasa. Padahal, gunung emas di Freeport dan Newmont sudah cukup untuk memakmurkan rakyat ini. Belum lagi tambang gas, batu bara, alam yang subur, laut yang melimpah kekayaannya dan berbagai hasil hutan. Namun, semua itu serasa tidak cukup untuk menutupi sifat rakus dan tamak manusia.
Perlu perubahan! Tak ada yang bisa diharapkan dari kondisi ini, kecuali umat Islam menata kembali. Menyusun strategi. Menghilangkan ego pribadi dan kelompok. Mengedepankan kejayaan dan harga diri umat. Bersatu untuk melawan kezhaliman. Bukan menjadi budak-budak kekuasaan, menjual akhirat hanya untuk setitik dunia. jika umat telah rakus akan dunia, maka yang terjadi adalah kehinaan demi kehinaan.

0 komentar: