tag:blogger.com,1999:blog-4613566034428808392024-03-12T19:09:39.123-07:00BILA PENA MENARIhanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.comBlogger2019125tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-29199040040659298852012-07-17T01:11:00.000-07:002013-01-29T03:30:47.637-08:00Rumah Tangga Tanpa Problema<span style="color: #3366ff;">Ini adalah resensi buku Rumah Tangga Tanpa Problema.</span><br /><br /><br />Judul : Rumah Tangga Tanpa Problema<br />Pengarang : Mazin bin Abdul Karim Al Farih<br />Alih Bahasa : Ummu Ishaq Zulfa Bintu Husein<br />Penerbit : Pustaka Al Haura' Yogyakarta<br />Halaman : 104<br /><br /><br />Ini satu buku kecil yang ringkas yang berisi wasiat buat para istri dan juga peringatan buat para suami dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Sehingga para suami dan istri sadar dengan posisinya masing masing dalam rumah tangga dalam rangka membentuk rumah tangga bahagia tanpa problema, kecuali masalah masalah biasa yang merupakan tabiat manusia. Berikut ringkasan salah satu bab yang perlu diketahui oleh para suami. <span class="fullpost"><br /><br /><br /><span style="color: #3366ff;">[KESALAHAN YANG MENIMPA SEBAGIAN SUAMI]</span><br />-------------------------------------------------------<br /><br /><strong>[Pertama]</strong><br />Tidak memberikan ta'lim (pengajaran) agama dan hukum hukum syari'at kepada istri. Banyak jalan dan cara untuk mengajarkan perkara agama kepada istri, diantaranya:<br /><br />1. Engkau menghadiahkan untuknya sebuah buku tentang Islam dan hukum hukumnya dan engkau mendiskusikan isi buku tersebut bersamanya.<br /><br />2. Engkau menghadiahkan untuknya sebuah kaset dan engkau minta dia untuk meringkaskan untukmu materi yang dibawakan oleh penceramah.<br /><br />3. Engkau membawanya untuk menghadiri pelajaran pelajaran dan ceramah ceramah yang disampaikan oleh para syaikh dan para penuntut ilmu di masjid masjid.<br /><br />4. Engkau mempelajari sebuah kitab bersamanya, seperti kitab "Riyadhush Shalihin" atau Kitabut Tauhid.<br /><br />5. Setiap Jum'at engkau sampaikan padanya materi khutbah Jum'at dan engkau diskusikan dengannya.<br /><br />6. Engkau menghubungkannya dengan teman yang shalihah dan engkau membantunya untuk menghadiri majlis majlis dzikir bersama mereka.<br /><br />7. Jika memungkinkan, engkau membawanya ke pusat pusat perkumpulan wanita yang ditangani kepengurusannya oleh para wanita shalihah.<br /><br />8. Engkau membuat sebuah perpustakaan di dalam rumahmu dan membuat sekumpulan buku buku islami dan engkau mendorongnya untuk menelaah/mempelajari dan membacanya.<br /><br />9. Engkau mengkhususkan hadiah bulanan untuknya jika ia dapat menghapal beberapa surat atau ayat ayat Al Qur'an.<br /><br />10. Engkau mendorongnya untuk mendengarkan siaran pembacaan Al Qur'an.<br /><br /><strong>[Kedua]</strong><br />Mencari cari kesalahan dan menyelidiki aib isterinya.<br /><br /><strong>[Ketiga]</strong><br />Berbuat dhalim terhadap istri dengan memberikan hukuman yang tidak sesuai dengan kesalahan yang diperbuatnya, diantara bentuknya:<br /><br />a. Menggunakan pukulan sebagai langkah awal pemberian hukuman.<br /><br />"Wanita wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan tinggalkanlah mereka di tempat tidur dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaati kalian, maka janganlah kalian mencari cari jalan untukmenyusahkannya." (An Nisaa' : 34).<br /><br />Dengan demikian, bila istri berbuat nusyuz maka yang pertama kali dilakukan adalah menasehatinya. Bila tidak berubah, maka ditinggalkan di tempat tidurnya. Dan terakhir bila tetap pada kesalahannya, dipukul dengan pukulan yang tidak membuat cacat.<br /><br />b. Termasuk kedhaliman dalam dasar pemberian hukuman adalah mengeluarkan istri dari rumahnya tanpa diperkenankan oleh syari'at, sedangkan Allah 'Azzawa Jalla berfirman,<br /><br />"Janganlah kalian mengeluarkan mereka (para istri) dari rumah rumah mereka dan janganlah mereka diizinkan keluar kecuali bila mereka melakukanperbuatan keji yang terang terangan. Itulah hukum hukum Allah dan barangsiapa yang melanggar hukum hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat dhalim terhadap dirinya sendiri." (Ath Thalaq : 1).<br /><br />c. Demikian pula memukul istri pada wajah, mencerca dan menjelekkan istri. Pernah datang seorang pria kepada Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam,lalu ia bertanya:<br /><br />"Apa hak seorang istri terhadap suaminya?"Rasulullah bersabda :"Suami memberi makan istrinya jika ia makan, memberinya pakaian jika ia berpakaian, tidak memukul pada wajah, tidak menjelekkannya, dan tidak meninggalkannya (memboikot) kecuali di dalam rumah."<br /><br /><strong>[Keempat]</strong><br />Mengurangi nafkah.<br /><br />"Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf". (Al Baqarah : 223)<br /><br /><strong>[Kelima]</strong><br />Bersikap keras, kaku dan tidak lembut terhadap istri<br /><br />"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang palng baik diantara mereka akhlaknya dan sebaik baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri istrinya." (Silsilah Hadits Shahih no. 284).<br /><br /><strong>[Keenam]</strong><br />Suami menganggap rendah dan enggan membantu istrinya<br /><br /><strong>[Ketujuh]</strong><br />Menyebarkan rahasia istri dan keaibannya<br />"Sejelek jelek kedudukan manusia di sisi Allah pada hari kiamat adalah suami yang bergaul (bercampur) dengan istrinya dan istri bercampur dengannya, kemudian ia menyebarkan rahasia istri." (HR. Muslim).<br /><br /><strong>[Kedelapan]</strong><br />Tergesa gesa dan mudah dalam menjatuhkan talak terhadap istrinya<br /><br /><strong>[Kesembilan]</strong><br />Poligami tanpa memperhatikan ketentuan ketentuan syariat<br /><br /><strong>[Kesepuluh]</strong><br />Lemahnya rasa cemburu<br /><br /><br /><span style="color: #3366ff;">[PERSONAL VIEW]</span><br />ni satu buku yang perlu sekali dibaca oleh mereka yang akan menikah danjuga bagi mereka yang sudah menikah. Sehingga masing masingnya bisa berperan baik pada posnya tersendiri, yaitu sebagai suami yang baik dan juga sebagai istri yang baik. Menarik untuk kita lihat fenomena keluarga di zaman ini, bahwa kebanyakan para suami tidak memberikan pengajaran agama yang baikkepada keluarganya. Meskipun mereka bukanlah seorang ustadz, mereka tetap bisa mengajak keluarganya kepada kajian kajian Islam yang ilmiyah. Yang sederhana bisa juga dengan merutinkan membacakan satu atau dua hadits kepada istri dan anak anaknya selepas subuh atau maghrib. Yang dengan ini keluarga keluarga muslim insya Allah menjadi keluarga yang kokoh agar terbentuk ummat yang kokoh. Tidak seperti keluarga keluarga kafir yang hancur berantakan karena jauh dari cahaya Islam.<br /><br /><br /><span style="color: #ff6666;"><strong>.. N o t e ..</strong> </span><br />Saya ucapakan terima kasih buat seorang yang telah sudi meminjamkan buku ini kepada saya. Semoga Allah Yang Bersemayam Di Atas Arsy memberi balasan yang lebih baik buatnya. Amiin..<br /><br /><br /><br /><br /><span style="color: red;">Chandraleka</span></span>hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-90023676768385306892012-07-07T16:17:00.000-07:002013-01-29T03:30:47.689-08:00Hukum Wanita Bekerja Dan Berdagang<div style="margin: 1em 0 3px 0;"><a href="http://feedproxy.google.com/%7Er/muslimah-or-id/%7E3/5PtjPYDmkhQ/hukum-wanita-bekerja-dan-berdagang-2.html?utm_source=feedburner&utm_medium=email" name="1" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px;"></a> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaQFCrTDQCjwMipmb3CqmMHbwIzl_6rbjFgozlBebs7IsEEAHZKRr9Ndgm9WZoZM0cYy48ZX62cjeIlknUVvmCRrDX6AJZ5NO3Co0NPaZ3fD0xJQNOTGBG6cUlVl25eGxiVwkWrdAe6r1-/s1600/5403151238_a76cd6a53c_z.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaQFCrTDQCjwMipmb3CqmMHbwIzl_6rbjFgozlBebs7IsEEAHZKRr9Ndgm9WZoZM0cYy48ZX62cjeIlknUVvmCRrDX6AJZ5NO3Co0NPaZ3fD0xJQNOTGBG6cUlVl25eGxiVwkWrdAe6r1-/s320/5403151238_a76cd6a53c_z.jpg" width="320" /></a></div><br /><b>Apakah islam melarang wanita bekerja dan berdagang?</b><br /><i><b>Islam tidak melarang seorang wanita bekerja ataupun berdagang </b></i>bahkan sebaliknya Allah <i>Azza wa Jalla</i> memerintahkan para hambaNya untuk beramal dan bekerja.<br />Allah <i>Ta'ala</i> berfirman,<br /><div class="arab">وَقُلِ اعْمَلُواْ فَسَيَرَى اللّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ</div><i> "Dan katakanlah, '<b>Bekerjalah</b> kamu maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin.'"</i>(QS. At-Taubah: 105)<br /><br />Dan juga firmanNya,<br /><div class="arab">لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا</div><i> "Untuk menguji kalian siapakah diantara kalian yang paling baik <b>amalnya</b>." </i>(QS. Al Mulk: 2)<br />Ayat ini bersifat umum mencakup laki-laki dan perempuan. Allah <i>Ta'ala </i>membolehkan perdagangan juga untuk semua. Karena setiap manusia diperintahkan untuk berusaha, menempuh sebab serta beramal baik dia laki-laki ataupun perempuan.<br /><br />Allah <i>Ta'ala </i>berfirman,<br /><div class="arab">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَأْكُلُواْ أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلاَّ أَن تَكُونَ تِجَارَةً عَن تَرَاضٍ مِّنكُمْ</div><i> "Wahai orang-orang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan bathil. Kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu."</i> (QS. An Nisa: 29)<br /><br /><a name='more'></a><br />Ayat ini juga bersifat umum ditujukan untuk laki-laki dan perempuan.<br />Allah <i>Ta'ala</i> berfirman,<br /><div class="arab">وَاسْتَشْهِدُواْ شَهِيدَيْنِ من رِّجَالِكُمْ فَإِن لَّمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّن تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاء أَن تَضِلَّ إْحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الأُخْرَى وَلاَ يَأْبَ الشُّهَدَاء إِذَا مَا دُعُواْ وَلاَ تَسْأَمُوْاْ أَن تَكْتُبُوْهُ صَغِيرًا أَو كَبِيرًا إِلَى أَجَلِهِ ذَلِكُمْ أَقْسَطُ عِندَ اللّهِ وَأَقْومُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَى أَلاَّ تَرْتَابُواْ إِلاَّ أَن تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلاَّ تَكْتُبُوهَا</div><i> "Dan persaksikanlahlah dengan dua orang saksi laki-laki diantara kamu. Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki maka boleh satu orang laki-laki dan dua orang perempuan diantara orang-orang yang kamu sukai dari para saksi yang ada, agar jika seorang lupa maka yang seorang lagi mengingatkannya. Dan janganlah saksi-saksi itu menolak apabila dipanggil. Dan janganlah kamu bosan menuliskannya untuk batas waktunya baik (utang itu) kecil atau besar. Yang demikian itu lebih adil disisi Allah, lebih dapat menguatkan kesaksian dan lebih mendekatkan kamu kepada ketidakraguan, kecuali jika hal itu merupakan perdagangan tunai yang kamu jalankan diantara kamu. Maka tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak menuliskannya."</i> (QS. Al Baqarah: 282)<br /><br />Ayat ini ditujukan untuk laki-laki dan perempuan. Allah <i>Ta'ala</i> memerintahkan untuk mencatat ketika transaksi utang piutang. Allah juga memerintahkan agar menghadirkan saksi saat transaksi tersebut. Kemudian Allah menjelaskan bahwa semua (peraturan) terkait dengan utang piutang. Intinya, perintah mencatat dan menghadirkan saksi itu berlaku umum (bagi laki-laki dan perempuan).<br /><br />Kemudian Allah <i>Ta'ala </i>melanjutkan firmanNya,<br /><div class="arab">إِلاَّ أَن تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلاَّ تَكْتُبُوهَا</div><i> "Kecuali jika hal itu merupakan perdagangan tunai yang kamu jalankan diantara kamu. Maka tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak menuliskannya."</i> (QS. Al Baqarah: 282)<br />Sementara <i>isyhad </i>(mempersaksikan), bentuknya adalah menghadirkan saksi. Karena itu Allah berfirman di ayat selanjutnya,<br /><div class="arab">وَأَشْهِدُوْاْ إِذَا تَبَايَعْتُمْ</div><i> "Ambillah saksi jika kamu berjual beli."</i> (QS. Al Baqarah: 282)<br /><br />Ayat-ayat diatas <span style="color: red;">berlaku secara umum </span>baik untuk laki-laki dan perempuan. (Perintah) mencatat utang piutang ditujukan untuk laki-laki dan perempuan. Berdagang (jual-beli) dan menjadi saksi berlaku untuk lelaki dan perempuan. Mereka (laki-laki dan perempuan) boleh mengambil saksi untuk perdagangan serta pencatatan mereka. Hanya saja, jual beli secara tunai boleh tidak dicatat. Karena telah dibayar dengan tunai sehingga tidak menyisakan urusan. Semua peraturan ini berlaku bagi laki-laki dan perempuan. Demikian juga yang terdapat dalam dalil lainnya, semuanya berlaku bagi laki-laki dan perempuan, seperti hadits Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>, dimana beliau bersabda,<br /><div class="arab">البيعان بالخيار ما لم يتفرقا، فإن صدقا وبينا بورك لهما في بيعهما وإن كتما وكذبا مُحِقت بركة بيعهما</div>Juga firman Allah <i>Ta'ala</i>,<br /><div class="arab">وَأَحَلَّ اللّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا</div><i> "Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dabn mengharamkan riba."</i> (QS. Al-Baqarah: 275)<br />semuanya berlaku umum (bagi laki-laki dan perempuan).<br /><br /><b>Akan tetapi yang wajib </b><b>di</b><b>perhatikan </b><b>ketika </b><b>bekerja ataupun berdagang </b><b>adalah </b>hendaknya interaksi diantara mereka harus dalam bentuk interaksi yang jauh dan terbebas dari semua penyebab masalah dan yang menimbulkan perbuatan munkar. Wanita bekerja (ditempat) yang tidak ada campur baur dengan laki-laki serta tidak memicu timbulnya fitnah. Demikian pula tatkala wanita berdagang, dalam keadaan yang bersih dari fitnah. Dengan tetap memperhatikan hijabnya, menutupi aurat, serta menjauhi sebab terjadinya fitnah.<br /><br />Demikianlah yang sepatutnya diperhatikan dalam jual beli dan semua kegiatan wanita. Karena Allah berfirman,<br /><div class="arab">وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى</div><i> "Dan hendaklah kamu tetap berada dirumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliyah dahulu."</i> (QS. Al-Ahzab: 33)<br /><div class="arab">وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِن وَرَاء حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ</div><i> "Apabila kamu meminta sesuatu keperluan kepada mereka (istri-istri Nabi) maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka."</i> (QS. Al-Ahzab: 53)<br /><div class="arab">يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ</div><i> "Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin,'Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.'"</i> (QS. Al-Ahzab: 59)<br /><br />Karena itu, jual beli para wanita hanya dilakukan diantara para wanita, sementara jual beli para laki-laki di tempat tersendiri, hukumnya dibolehkan. Demikian pula untuk semua pekerjaan wanita. Seorang wanita menjadi dokter untuk pasien wanita, perawat wanita untuk pasien wanita, guru wanita mengajar wanita maka ini tidak masalah. Dokter laki-laki menangani pasien laki-laki, dan guru laki-laki mengajar laki-laki.<br /><br />Adapun dokter wanita menangani pasien laki-laki atau dokter laki-laki menangani pasien wanita atau perawat wanita untuk laki-laki dan perawat laki-laki untuk pasien perempuan maka inilah yang dilarang syariat, karena mengandung fitnah dan kerusakan.<br /><br />Oleh karena itu, disamping adanya toleransi untuk bekerja dan berdagang bagi lelaki dan wanita, semua harus dilakukan dalam keadaan terbebas dari segala yang membahayakan agama dan kehormatan para wanita, serta tidak membahayakan bagi lelaki. Namun pekerjaan para wanita dilakukan dalam kondisi tidak memicu segala yang membahayakan agamanya, kehormatannya, dan tidak menimbulkan kerusakan dan godaan bagi lelaki. Demikian pula pekerjaan para lelaki yang terjadi diantara mereka, tidak boleh ada kehadiran wanita, yang bisa memicu godaan dan kerusakan.<br />Yang ini memiliki area pekerjaan sendiri, yang itu juga memiliki area pekerjan sendiri, dengan meniti jalur selamat, yang tidak membahayakan kelompok pertama maupun kelompok kedua, serta tidak membahayakan masyarakat itu sendiri.<br /><br />Akan tetapi menjadi pengecualian dari hal diatas bila dalam keadaan darurat. Jika keadaan mendesak dimana seorang lelaki harus bekerja menangani wanita, seperti melayani pasien wanita ketika tidak ada dokter laki-laki atau wanita melakukan pekerjaan laki-laki ketika tidak ada dokter lelaki yang menangani pasien lelaki, sementara wanita ini tahu penyakitnya dan bisa menanganinya, dengan tetap menjaga diri, menjauhi segala yang memicu godaan, dan menghindari <i>khalwat </i>(berdua-duaan), serta larangan semacamnya.<br /><br />Karena itu, jika ada pekerjaan wanita yang dilakukan bersama lelaki atau sebaliknya karena kebutuhan yang mendesak atau darurat, dengan tetap menjaga sebab-sebab yng menimbulkan fitnah baik khalwat atau terbukanya (aurat) maka keadaan seperti ini dikecualikan (baca: diperbolehkan).<br />Tidaklah mengapa seorang wanita menolong laki-laki yang memerlukan bantuan. Begitu juga laki-laki menolong wanita yang perlu ditangani, dengan catatan tidak membahayakan keduanya. Seperti dokter wanita mengobati pasien laki-laki disaat tidak ada dokter laki-laki, sementara si wanita tahu penyakitnya, dengan tetap menjaga diri dari fitnah dan khalwat. Demikian juga, yang dilakukan dokter laki-laki pada pasien wanita karena tidak dijumpai dokter wanita yang mengobatinya maka keadaan ini termasuk keadaan yang mendesak.<br /><br />Demikian pula kegiatan di pasar, wanita melakukan jual beli yang mereka butuhkan, dengan tetap menutup aurat dengan benar dari pandangan laki-laki. Demikian juga tatkala wanita shalat berjama'ah dimasjid hendaknya tetap menjaga diri, menutup aurat, berada di belakang shaf laki-laki. Serta kegiatan serupa yang dilakukan wanita, yang tidak menimbulkan fitnah dan bahaya bagi kedua pihak (laki-laki dan perempuan).<br /><br />Demikianlah yang dilakukan oleh Nabi <i>shallallahu'alaihi wasallam</i>. Terkadang beliau berbicara dengan wanita, para wanita berkumpul untuk mendengar kajian beliau lalu beliaupun memberi nasehat. Inilah yang boleh dilakukan laki-laki kepada wanita.<br /><br />Ketika shalat Ied, seusai berkhutbah di hadapan lelaki beliau mendatangi jamaah wanita, mengingatkan mereka, menasehati mereka untuk beramal kebaikan.<br /><br />Demikian juga di beberapa kesempatan, para wanita berkumpul dan beliau memberi peringatan, mengajari mereka (perkara agama) serta menjawab pertanyaan mereka. Semua aturan di atas termasuk dalam kasus ini.<br /><br />Demikian pula generasi sepeninggal beliau <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>. Seorang laki-laki memberi peringatan kepada kaum wanita, menasehati mereka, mengajari mereka ketika berkumpul (disuatu tempat) dan dengan cara yang terpuji, menjaga hijab dan menjauhi sebab-sebab timbulnya fitnah.<br />Jika semua itu dibutuhkan, seorang laki-laki boleh melakukan hal penting yang mereka butuhkan (mengajar, memberi peringatan dan nasehat) (para wanita), dengan menjaga hijab, menutup (aurat) dan menjauhi semua bentuk fitnah bagi keduanya.<br /><a href="http://muslimah.or.id/" rel="nofollow" target="_blank">***</a><br /><br /> muslimah.or.id<br /> Sumber: <a href="http://www.binbaz.org.sa/mat/4110" rel="nofollow" target="_blank">http://www.binbaz.org.sa/mat/4110</a><br /> Diterjemahkan oleh: Tim Penerjmah Muslimahhanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-79131660223589891572012-07-07T02:39:00.000-07:002013-01-29T03:30:47.742-08:00Kiat Mudah Meraih Jannnah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbquRKPJSUB4hzufYMaD5UjACOEAbtzGkNw0naHWCuGJE84w4TaTeHtme1hZXcUf9y0zdkHDziSl57QhAUrzFSqr-Bpzp8QFUGiLLEIv2M_m8T_iLGAjwPf3QnnAW_k3LE9tfyv70qliOh/s1600/akhwat-jilbab-muslimah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="262" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbquRKPJSUB4hzufYMaD5UjACOEAbtzGkNw0naHWCuGJE84w4TaTeHtme1hZXcUf9y0zdkHDziSl57QhAUrzFSqr-Bpzp8QFUGiLLEIv2M_m8T_iLGAjwPf3QnnAW_k3LE9tfyv70qliOh/s320/akhwat-jilbab-muslimah.jpg" width="320" /></a></div>KEBERADAAN wanita di dunia adalah sebagai hamba Allah, tidak berbeda dengan keberadaan kaum pria. Bagi wanita maupun pria, bila mereka beriman kepada Allah maka balasannya jannah (surga) dan jika mereka kafir maka balasannya adalah adzab yang sangat pedih.<br /><br />Allah berfirman: "Barangsiapa mengerjakan amal shalih, balk laki-laki maupun perempuan dalam kedaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang balk dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih balk dari apa yang telah mereka kerjakan" (QS. An-Nahl : 97).<br /><br />Mendapatkan jannah dan menjadi penghuninya merupakan cita-cita dan orientasi hidup seorang Muslim. Karena tidak ada kesudahan yang lebih baik di akhirat nanti kecuali jannah. Tempat yang keindahannya tidak pernah terjangkau oleh akal manusia. Keindahan jannah digambarkan dengan "Laa ainun ra'at, walaa udzunun sami'at, walaa khathara 'alaa qalbi basyar". Tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas di hati. Subhanallah.<br /><br />Kabar Gembira bagi Muslimah<br />Bagi kaum Muslimah, Rasulullah telah menyampaikan sebuah kabar gembira. Dari Abu Hurairah berkata : Rasulullah bersabda : " Apabila seorang wanita melakukan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka akan dikatakan <br />kepadanya, " Masuklah ke dalam surga lewat pintu surga yang mana saja engkau kehendaki" (Had its shahih, diriwayatkan oleh Ahmad 1/191, Abu Nu'aim 6/308 dalam Al-Hilyah dari hadits Ibnu Auf, Ibnu Hibban 4151, dari hadits Abu Hurairah dan AthThabrani dalam Al-Majma' serta Al-Bazzar).<br /><br />Dalam hadits tersebut Rasulullah menjelaskan sebab-sebab yang bisa mengantarkan mereka meraih Jannah Allah. Sebab-sebab tersebut sebagaimana dijelaskan berikut:<br /><br />Pertama, shalatnya seorang Muslimah setiap lima waktu.<br /><br />Ash-shalatu 'imaaduddien. Shalat adalah tiang dien (agama). Barangsiapa menegakkannya maka dia telah menegakkan dien dan barangsiapa yang menegakkannya maka dia telah meruntuhkan dien. Allah telah memperingatkan kita dalam firmanNya : "Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang buruk) yang menyianyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya maka kelak mereka akan menemui kesesatan." (QS. Al-Maryam : 59).<br /><br />Ibnu Abbas berkata : "Menyia-nyiakan shalat bukan berarti meninggalkannya sama sekali, akan tetapi mengakhirkan dari waktunya." Dengan demikian, tidaklah pantas seorang Muslimah lalai terhadap shalatnya karena sibuk atau alasan yang tidak syar'i. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah, barangsiapa yang berbuat demikian maka ia termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Al-Muriafiqin : 9)<br /><br />Para mufasslrin berkata bahwa yang dimaksud dengan mengingat Allah dalam ayat ini adalah shalat lima waktu. Oleh karena itu, hendaknya kita menjaga shalat pada waktunya, melaksanakan shalat dengan khusyu' dan memenuhi adab-adabnya serta sunnah-sunnahnya sehingga kita bisa mendapatkan tiket masuk jannah.<br /><br />Kedua, shaumnya seorang Muslimah pada bulan Ramadhan.<br /><br />Allah telah mewajibkan kepada kita untuk menjalankan ibadah shaum (puasa) di bulan Ramadhan, "Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. Yaitu dalam beberapa hari yang ditentukan (dalam bulan Ramadhan)..." (QS. Al-Baqarah : 183-184). Keutamaan shaum sangat banyak.<br /><br />Diantaranya, shaum dapat menjaga pelakunya dari kemaksiatan serta dapat memeliharanya dari panasnya api naar (neraka). Shaum yang dimaksud di sini tidak sekedar menahan lapar dan haus tetapi juga memperhatikan adab-adab dan sunnahsunnahnya. Seperti meninggalkan ucapan kotor dan sia-sia, menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat, menjaga amarah dan mengendalikan nafsu.<br /><br />Ketiga, kesucian seorang wanita dengan menjaga kehormatannya.<br /><br />Seorang Muslimah menjaga kesucian dan kehormatannya dengan menjauhi segala hal yang dapat menodainya. Muslimah yang bertakwa selalu mengetahui bahwa kadar kecintaan Allah Subhanahu wa Ta'ala, izzah (harga diri), kemuliaan dan keutamaan yang ia miliki, tergantung pada sejauh mana ia menjaga kesucian dan kehormatannya.<br /><br />Adapun wanita yang jahil yang tidak menjaga kesuciandirinya, iatidakakan peduli dengan kehormatannya, suka keluar rumah tanpa menutup auratnya dan memamerkan keindahan tubuhnya (ber-tabarruj), menebar wewangian dari parfum yang ia semprotkan pada tubuhnya, memerdukari suara terhadap lawan jenisnya, sehingga ia dapat menjadi penyebab timbulnya fltnah dan tergodanya para laki-laki. Karena itu, hendaklah kita menjaga kesucian diri dan kehormatan kita di manapun kita berada, agar kita dapat meraih jannah<br /><br />Keempat, ketaatan kepada suami dalam hal yang bukan maksiat kepada Allah.<br /><br />Nabi telah mengajarkan kepada kaum wanita bahwa salah satu jalan "pintas" menuju jannah adalah dengan taat kepada suaminya, setelah ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Banyak sekali nash-nash yang menerangkan hal ini. Padahal, menaati suami bukanlah hal yang mudah.<br /><br />Patuh terhadap suami dan menaatinya secara total (dalam hal yang ma'ruf) tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Karena dalam melakukan ketatan ini Muslimah harus berhadapan dengan dirinya sendiri. Ia harus dapat melawan egoisme diri, menekan dominasi eksistensinya dan harus berlapang dada, mengalahkan keinginankeinginan pribadinya dan berusaha untuk selalu membuat suami bahagia meskipun dia harus mengorbankan perasaannya. Dan masih banyak lagi bentuk-bentuk ketaatan yang harus dilakukan oleh seorang istri yang shalihah.<br /><br />Meski sangat berat, taat pada suami menjadi sarana untuk menggapai mardhatillah (ridha Allah) dan meraih jannah. Begitupula suami, sebagai seorang Mu'min yang baik, suami akan menjadikan kebahagiaan dan ketenangan menyelimuti rumah tangganya. Ia akan mendidik, membimbing dan mengiringi keluarganya dalam menjalankan syari'at Allah dan melakukan ketaatan kepada-Nya.<br />Seorang suami yang shalih tidak akan menzhalimi istrinya dengan beban yang ia tidak sanggup menanggungnya, menghargai diri dan perasaan istri, menyayangi, menjaga dan melindunginya, mememenuhi hak-haknya dan menghormati serta memuliakannya. Dan tidaklah memuliakan, istrinya kecuali seorang laki-laki yang mulia.hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-23754355916439200532012-07-07T01:13:00.000-07:002013-01-29T03:30:47.794-08:00SEHARI RAMADHAN YANG OKE<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOnuigM78TjxF_gWHIfyMXDpsrWxv7_pfxJoC5Ic0ydzcYOAwIkIEoP4kpRh39kgxqc2uaVzWes-582iu9TqEwweIuZOx56WZ7vCyTXGVQnSJ_nqBPG784wh9Qo3piJzkn90J7gS79-fn6/s1600/sehari+ramadhan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOnuigM78TjxF_gWHIfyMXDpsrWxv7_pfxJoC5Ic0ydzcYOAwIkIEoP4kpRh39kgxqc2uaVzWes-582iu9TqEwweIuZOx56WZ7vCyTXGVQnSJ_nqBPG784wh9Qo3piJzkn90J7gS79-fn6/s320/sehari+ramadhan.jpg" width="320" /></a></div>"Marhaban ya Ramadhan!" ltulah yang kita ucapkan menyambut kedatangan bulan Ramadhan yang penuh berkah, kemuliaan, dan ampunan. Namun, bukan hanya sekedar menyambut saja, sebagaimana yang dilakukan kebanyakan kaum muslimin. Mereka menyambut bulan Ramadhan dengan gegap gempita seraya melakukan ritual-ritual yang pada hakikatnya tidak ada tuntunannya dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Salam. Begitulah syaitan telah memperdaya mereka. Dan setelah Ramadhan itu datang, mereka malah berleha-leha, melaksanakan puasa Ramadhan dan shalat Tarawih hanya sebagai ritual tahunan yang tidak memberikan makna dan pengaruh yang kuat dan mendalam ke dalam jiwa mereka. Tidak sedikit di antara mereka yang shaum, tapi tetap saja melakukan ghibah, mengumbar aurat, menyaksikan sinetron, drama, dan acaraacara televisi lainnya yang memantik syubhat dan syahwat. Bahkan tidak jarang kita temukan mereka yang melaksanakan shaum, tapi tidak melaksanakan shalat. Nas' alullahal 'Afiyah.<br /><br />Karenanya, sebagai kaum muslimin yang sudah berazzam untuk beriltizam dengan AlQur'an dan As-Sunnah, tidak selayaknya kita menyia-nyiakan bulan Ramadhan dan berlehaleha di dalamnya.<br />Sejenak marilah kita renungkan perkataan sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berikut ini:<br />"Aku tidak pernah menyesali sesuatu sebagaimana penyesalanku terhadap suatu hari yang ketika matahari terbenam, ajalku berkurang tetapi amalan shalihku kita tidak bertambah."<br />Subhanallah, dem ikianlah sikapsalafu sholih terdahulu, semoga kita dapat meneladani jejak kebaikan mereka.<br /><br />Tips Sehari Ramadhan yang Oke<br />Daar Nasyr Nurul Islam dalam Kutaibnya • (kitab kecil) yang pernah diterbitkan dengan<br />judul 'AI-Barnamij Al-Yaumi lish Shaimiina fi Ramadhan' telah memuat beberapa agenda yang ideal bagi seorang muslim agar bulan Ramadhan tidak dilewati dengan kesia-siaan. Berikut akan kami paparkan kepada para pembaca tips-tips tersebut:<br /><br />1. Mempelajari kembali hukum-hukum (fiqih) yang berkaitan dengan shaum Ramadhan sebelum memasuki bulan Ramadhan.<br />lni adalah persiapan yang paling utama. Sebab sebelum beramal seorang muslim mestilah berilmu terlebih dahulu. Meski pernah mempelajarinya, mengulangnya kembali tentu tidak ada salahnya. Biasanya kita mendapati hal-hal baru atau hal-hal yang sudah pernah kita baca, namun baru kali ini kita mengerti dan memahami maksud sebenarnya.<br />Setelah mengkaji fiqih shiyam, juga berbagai perbedaan pendapat di antara para ulama sehubungan dengan semua itu, ada baiknya juga jika kita mengkaji hikmah-hikmah shiyam supaya kita dapat menunaikannya dengan sebaik-baiknya.<br />Terakhir, jika Ramadhan sudah di depan mata, kita tadabburi hadits berikut:<br />"Barangsiapa melaksanakan shiyam Ramadhan dengan sepenuh keimanan dan hanya mengharapkan balasan dari Allah, niscaya dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (H R. Al-Bukhari dan Muslim)<br />Dan juga hadits:<br />Sahabat Abu Umamah Al-Bahily radhiyallahu 'anhu meriwayatkan: Aku mendengar Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ketika aku tidur, datang dua orang kepadaku kemudian memegang lenganku dan mengajakku ke bukit yang terjal. Dua prang itu berkata: "Naiklah". Aku katakan: "Aku tidak sanggup." Mereka katakan: "Akan kami permudah." Kemudian aku naik sampai ke puncak bukit, ternyata aku mendengar jeritan yang sangat keras. Aku pun bertanya: "Suara apa ini?" Mereka berkata: "Inilah jeritan penghuni neraka." Kemudian kami pergi sampai tiba di sekumpulan orang yang tergantung di urat ketingnya (bagian antara tumit dan betis) dan robek mulutnya mengeluarkan darah. Aku bertaya: "Siapa mereka?" Jawab dua orang itu: "Mereka orangorang yang membatalkan shiyam (tanpa alasan syar'i) sebelum tiba waktu berbuka." (Hadits shahih riwayat Imam AI-Hakim dalam AlMustadrak, juz 1 hal. 430; dan juga lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, hadits no. 3951)<br /><br />2. Agenda setelah terbitnya waktu fajar.<br />a. Menjawab adzan dan membaca dzikir setelah adzan.<br />b. Melaksanakan dua rakaat shalat sunnah fajar.<br />c. Memperbanyak dzikir antara adzan dan iqamah.<br />d. Melaksanakan shalat Shubuh berjamaah di masjid.<br />e. Kemudian duduk di tempat shalat seraya membaca dzikir dan doa setelah shalat Shubuh, serta membaca dzikir pagi, atau membaca ayat-ayat Al-Qur' an.<br />f. Setelah matahari terbit dengan sempurna (lebih kurang seperempat setelah terbit) maka laksanakanlah dua rakaat shalat sunnah Isyraq, dan pahalanya adalah pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna. (HR. At-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)<br /><br />3. Agenda setelah keluar dari masjid di pagi hari.<br />a. Tidur sebentar (dengan mengharapkan pahala dari Allah).<br />b. Melaksankan shalat sunnah Dhuha.<br />c. Memperbanyak dzikir sepanjang hari.<br />d. Istirahat (tidur) menjelang masuknya waktu Dzuhur (qailulah).<br /><br />4. Agenda setelah masuknya waktu Dzuhur.<br />a. Menjawab adzan dan membaca dzikir setelah adzan.<br />b. Melaksanakan shalat sunnah Rawatib, empat rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat setelahnya.<br />c. Melaksanakan shalat Dzuhur berjamaah di masj id.<br />d. Membaca dzikir dan doa setelah shalat Dzuhur.<br /><br />5. Agenda setelah masuknya waktu Ashar.<br />a. Menjawab adzan dan membaca dzikir setelah adzan.<br />b. Melaksanakan shalat Ashar berjamaah di masjid.<br />C. Membaca ayat-ayat Al-Qur' an.<br />d. Menghadiri majelis ilmu, atau mendengarkan taushiyah menjelang berbuka.<br />e. Memperbanyak doa menjelang berbuka puasa.<br />f. Memberi makan dan minum kepada orangorang yang berpuasa.<br />g. Muraja'ah hafalan Al-Qur'an menjelang ifthar.<br /><br />6. Agenda setelah terbenamnya matahari dan masuknya waktu ifthar.<br />a. Menjawab adzan dan membaca dzikir setelah adzan.<br />b. Membaca doa ifthar.<br />c. Berbuka puasa dengan mendahulukan minum air putih, memakan kurma, atau yang manis.<br />d. Melaksanakan shalat Maghrib berjamaah di masjid.<br />e. Melaksanakan shalat sunnah Rawatib ba'da Maghrib.<br />f. Berkumpu I bersama keluarga untuk menyantap makan malam dengan penuh rasa syukur kepada Allah.<br />g. Membaca dzikir sore.<br /><br />7. Agenda setelah masuknya waktu shalat Isya'<br />a. Menjawab adzan dan membaca dzikir setelah adzan.<br />b. Melaksanakan shalat Isya ' secara berjamaah di masjid.<br />c. Melaksanakan shalat sunnah Rawatib ba'da Isya' .<br />d. Melaksanakan shalat Tarawih sampai selesai secara berjamaah di masjid.<br />e. Membaca ayat-ayat Al-Qur'an.<br />f. Mendengarkan ceramah, kultum, dan taushiyah Ramadhan.<br />g. Muraja'ah hafalan Al-Qur'an.<br />h. Tidur dengan mengharapkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.<br /><br />8. Agenda sepertiga malam<br />a. Melaksanakan shalat tahajjud tanpa witir jika sudah melakukannya bersama Imam di awal waktu.<br />b. Memperbanyak membaca ayat-ayat AlQui' an.<br />c. Makan sahur dan membangunkan keluarga untuk bersahur.<br />d. Mempebanyak dzikir dan istighfar hingga masuknya waktu fajar.<br /><br />Semoga dengan beberapa agenda di atas, menjadikan Ramadhan kita tahun ini lebih bermakna, dan lebih meningkat dari tahun sebelum-sebelumnya. Wallahu Alain bish Shawab. (Azhar)hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-40617866960660634132012-07-07T00:26:00.000-07:002013-01-29T03:30:47.847-08:00Jadwal Kajian KRPH Bulan Agustus 2012<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhR8y-1Ui53qv6YZMovvucSOgOBVlnrjPBrUg0NnVI19YAAkhms3_DaTZpUJhvJing5-ThajAa3yVV0ffhd4x1XoLBYzTDogB3sCWxVDrteteC33PvVK-r36y-8PW5be3Chk4avpbQaUoee/s1600/KRPH+AGUSTUS.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="278" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhR8y-1Ui53qv6YZMovvucSOgOBVlnrjPBrUg0NnVI19YAAkhms3_DaTZpUJhvJing5-ThajAa3yVV0ffhd4x1XoLBYzTDogB3sCWxVDrteteC33PvVK-r36y-8PW5be3Chk4avpbQaUoee/s400/KRPH+AGUSTUS.jpg" width="400" /></a></div><span class="hasCaption">"Mencari Ketenangan di Majelis Ilmu" <br />Ajak saudara-saudara yang lain tuk meraih hidup bahagia bertabur cinta dan full barokah</span>hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-14061129734553108862012-07-07T00:08:00.000-07:002013-01-29T03:30:47.898-08:00Tetap Sabar di Tengah Fitnah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaI98Zrla24cl5o2GI4Q-MCy1JJu8rQebiIwWF0tJ6l6X4Prkmp1Ms1N3I0c2IGM1DLo4V2GL35wpzLYOWDyCibMZu06bln4DQ299q8ewfrQt69KZNTcmZjQvIIO3IhW7_nIGhW4uto3M_/s1600/kegelapan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaI98Zrla24cl5o2GI4Q-MCy1JJu8rQebiIwWF0tJ6l6X4Prkmp1Ms1N3I0c2IGM1DLo4V2GL35wpzLYOWDyCibMZu06bln4DQ299q8ewfrQt69KZNTcmZjQvIIO3IhW7_nIGhW4uto3M_/s320/kegelapan.jpg" width="320" /></a></div>Di depan Majelis Umum Inggris, Gladstone menyatakan kepada forum, saat itu dia memegang kitab Al-Qur'an, "Sesungguhnya kalian tidak akan pernah mampu mengalahkan kaum muslimin sebelum kalian merobek-robek kitab al-Qur'an ini."<br /><br />Tiba-tiba salah seorang di antara anggota majelis merebut kitab Al-Qur'an itu seraya merobek-robeknya. Gladstone tidak berbuat apa-apa kecuali berkata kepada orang itu, ."Alangkah bodohnya kamu ini. Yang saya maksud bukan merobek kertasnya, akan tetapi merobek-robek ajarannya dari dalam jiwa kaum muslimin."<br /><br />Kata-kata Gladstone tersebut benar-benar telah terbukti hari ini. Kata-kata yang telah diwujudkan dalam sebuah program riil di segala lini kehidupan. Program untuk mencabut Islam dari jiwa kaum muslimin. Menjauhkan pengaruh ajaran Islam dari diri generasi Islam di setiap zaman baik laki-lakinya maupun perempuannya, balk yang tua maupun yang muda, rakyat jelata maupun para pejabatnya, kecuali sebagian mereka yang masih dirahmati.<br /><br />Ucapan Gladstone bukanlah isapan jempol, tanpa realisasi dan bukti. Lihatlah umat Islam sekarang. Memang, secara kuantitas umat Islam cukup membanggakan. Namun, dari sisi kualitas pemahaman dan amalan mereka terhadap ajaran Islam, sungguh jauh panggang dad api. Apalagi kalau dipandang dari sisi <br />loyalitas terhadap saudara muslim lainnya dan terhadap agamanya, sangat memprihatinkan.<br /><br />Dari satu milyar kaum muslimin di dunia, berapakah yang bisa membaca al-Quran? Dari sekian juta muslimin yang bisa membaca alQuran, berapakah yang memahami kandungan isi al-Quran? Dari sekian yang memahami alQuran, berapakah yang mau mengamalkannya? Dari sekian yang mengamalkan ajaran al-Quran, berapakah yang mengamalkannya secara kafah (total)? Dari sekian yang mengamalkan ajaran al Qur'an, adakah dalam benak mereka untuk merealisasikan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara?<br />Musuh-musuh Islam tahu betul, bahwa manakala umat Islam berpegang teguh terhadap al-Quran dan as-Sunnah, maka mereka akan sangat kesulitan untuk menyesatkannya. Namun, manakala umat ini sudah sedikit bergeser ikatannya dari al-Quran dan menjadikan hawa nafsu sebagai pemimpinnya, maka syetan jin dan syetan manusia sangat mudah untuk menggelincirkannya lebih jauh.<br /><br />Musuh Islam yang berupa syetan dari jin tidak memiliki sifat lelah apalagi putus asa, dalam keadaan bagaimanapun, hingga pun tiba hari kiamat, untuk menyeret manusia menuju kekafiran, atau sekedar untuk menciptakan halhal yang melalaikan agar lupa dzikir kepada Allah.<br /><br />Adapun syetan yang berwujud manusia juga tidak kalah seriusnya dalam membuat rencana dan upaya untuk menghancurkan Islam. Allah berfirman, "Orang-orang kafir berkata, 'Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada alQuran ini dan tidak (pula) kepada Kitab yang sebelumnya.' Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat ketika orang-orang yang zalim itu dihadapkan kepada Rabb-nya, sebahagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, 'Kalau bukan karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman.' Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap<br />'Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu? (Tidak), Sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa.' Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, '(Tidak), sebenarnya tipu daya(mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutusekutu bagi-Nya." (QS Saba'. (34) : 31-33)<br />Kaum muslimin yang lemah ikatannya dengan Islam diperangi oleh syetan dengan perangkap program yang memperturutkan dan menyenangkan hawa nafsu. Hiburan, musik yang melalaikan, disertai tarian artis yang mengundang syahwat. Gambar dan video porno, khamr yang memabukkan, perjudian serta segala acara yang menyesatkan lainnya yang selaras dengan selera syahwat.<br />Apalagi diperkuat oleh perusakan pola pikir dengan menyebarkan pemikiran sesat namun lembut, semisal menciptakan pemikiran yang menyimpang dari Islam. Kaum orientalis, Islam liberal, Ahmadiyah, dan lembagalembaga dakwah sesat lainnya yang terus bermunculan. Itu semua tidak lepas dari makar yang diciptakan oleh musuh-musuh Islam.<br /><br />Sementara kaum muslimin yang kuat ikatannya dengan Islam diperangi dengan tuduhan-tuduhan yang berbau fitnah. Tuduhan sebagai fundamentalis, Islam militan, Islam radikal, Islam ortodok, dan sebutan-sebutan sinis semisal. Sementara para pernbela ideologi Islam yang secara serius memperjuangkan demi tegaknya Islam dalam tataran kehidupan bernegara dikatakan sebagai pembuat makar terhadap negara, dituduh sebagai teroris dan diperangi dengan senjata, bahkan diberantas hingga ke akar-akarnya. Wa makaru wa makarallah, wallahu khairul makirin.<br /><br />Permasalahannya adalah, apakah hal ini semua menyadarkan kaum muslimin, bahwa ini merupakan peperangan yang mereka lancarkan? Ataukah malah mereka termakan oleh makar-makar musuh Islam ini?<br />Sungguh, makar dari musuh-musuh Islam ini telah banyak menelan korban. Tidak sedikit di antara kaum muslimin yang lemah ikatan dengan Islam terjerumus dan murtad dari Islam secara terang-terangan. jika tidak sampai murtad secara terang-terangan, tidak sedikit yang memberikan pembenaran terhadap musuh-musuh Islam dan menjadi wall serta mendukungnya sehingga ikut-ikutan memusuhi Islam dan kaum muslimin.<br />Selain mereka, banyak lagi kaum muslimin yang menjulurkan Iidah syahwatnya atas apa yang disajikan oleh musuh-musuh Islam tanpa merasa berdosa.<br /><br />Barangkali, inilah ujian yang Allah kirimkan untuk mengetahui kualitas umatnya di masa yang penuh dengan fitnah. Memang, umat Islam tidak akan dibiarkan hidup tanpa ujian. Ujian bagi umat Islam mempunyai peranan yang sangat penting. Bahkan, ujian memang harus ada. Gunanya adalah untuk mengukur sejauh manakah loyalitas kaum muslimin terhadap Islam.<br /><br />"Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sekalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu. Dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) ha! ihwalmu. Sesungguhnya orang-orang kafir dan (yang) menghalangi manusia dari jalan Allah serta memusuhi Rasul setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. Dan Allah akan menghapuskan (pahala) amal-amal mereka." (QS Muhammad (47): 31-32)<br /><br />Allahumma inni as alukats tsabaata fil amri, wa as' aluka 'azimatar rusydi, wa as' aluka syukra nikmatik, was shabra 'ala balaa' ik, wa husna ibadatik, war ridha biqadhaa' ik, wa as ' aluka qalban salima, wa lisanan shadiqahanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-38801563252111545522012-07-06T22:34:00.000-07:002013-01-29T03:30:47.950-08:00Kisah Unta yang Bersaksi kepada Rasulullah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgarapy48ywgGZWwTdz28LIhEzcfPrt-tnDMS_Ck9ZGBKa-ufVqFkGhxfXXuO6pS_NXZq_-hNrFb4CuxkMMYSlLS-qswp5y4V8M6yJppwiP2wbzpO8ySIlZMCTBiCQcyixP205tokkehsG2/s1600/camel.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="143" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgarapy48ywgGZWwTdz28LIhEzcfPrt-tnDMS_Ck9ZGBKa-ufVqFkGhxfXXuO6pS_NXZq_-hNrFb4CuxkMMYSlLS-qswp5y4V8M6yJppwiP2wbzpO8ySIlZMCTBiCQcyixP205tokkehsG2/s200/camel.jpg" width="200" /></a></div><div style="color: yellow;"><i>Karena Sholawat atas Nabi SAW, Seekor unta bersaksi atas kedustaan seorang pemuda penjaga keamanan</i></div><br /> Di dalam "<i>Kitab HayatuI Haayawan</i>” yang ditulis oleh Addamiri yang dinukil dari Kitab "<i>Adda'awaat</i>" yang ditulis oleh Ath Thabrani yang bersumber dari Zaid bin Tsabit r.a. telah berkata : "Kami telah berperang bersama Rasulullah SAW. dan ketika kami tiba di persimpangan jalan Madinah, kami melihat seorang A'rabii (orang Arab pegunungan) sedang menuntun seekor unta hingga ia berhenti di hadapan Rasulullah SAW. Dan ketika itu, kami berada di sekelilingnya.<br />A'raabii itu mengucapkan salam :<br /><i>"Salam sejahtera bagimu wahai Nabi warahmatullahi wabarakatuh), </i><span class="fullpost"><i></i><br />Lalu unta itu diam,Rasulullah SAW pun membalasnya. Beliau bersabda “Bagaimanakah keadaanmu pagi ini”<br /><br />Ketika itu, tiba-tiba datang seorang laki laki yang nampaknya seperti penjaga keamanan seraya berkata” Hai Rasulullah, Arabi ini telah mencuri lenguhan itu didengarkanya baik baik oleh Rasulullah. Dan setelah itu unta itu diam, Nabi SAW mendatangi orang itu seraya bersabda kepadanya: “ Berpalinglah engkau daripada arabi itu, karena unta itu telah bersaksi bahwa engkau adalah pendusta”. Kemudian penjaga keamanan itu pergi, lalu Rasulullah mendatangi Arabi seraya berkata:”Apa yabg engkau ucapkan ketika engkau mendatangiku?” Ia berkata: Demi Bapak dan Ibuku aku telah mengucapkan:” <br /><br /><br /></span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span class="fullpost"><span class="fullpost"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg50plH-OSwru277rGjvB_FeGjtPO1Ack3hproR8m8zUlGfdCuCzFFEettdvFxknQnburO8yoHjG_c4dPXAg4sbQ0lGbYmAx9XDQCDzgJfW15TEcF8-xxSgekJjhWaCiQMJf8JWCYYfK70L/s1600/DSC02980+-+Copy.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="94" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg50plH-OSwru277rGjvB_FeGjtPO1Ack3hproR8m8zUlGfdCuCzFFEettdvFxknQnburO8yoHjG_c4dPXAg4sbQ0lGbYmAx9XDQCDzgJfW15TEcF8-xxSgekJjhWaCiQMJf8JWCYYfK70L/s320/DSC02980+-+Copy.JPG" width="320" /></a></span></span></div><span class="fullpost"><br /><br />Ya Allah limpahkanlah rahmat atas Muhamad sehingga tidak ada rahmat yang tersisa, Ya Allah, limpahkanlah keberkahan atas Muhammad sehingga tidak ada keberkahan yang tersisa. Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan atas Muhammad sehingga tidak ada kesejahteraan yang tersisa. Ya Allah, rahmatilah Muhammad sehingga tidak ada rahmat yang tersisa".<br /><br /> Maka bersabdalah SAW. : "Sesungguhnya Allah Yang Maha Suci telah menjelaskan kepadaku, dan unta itu, telah bercakap dengan permohonan uzumya (maafnya) dan para malaikat telah menutup atap langit. <br /><br />Dan didalam riwayat Tabrani dari Nafi' dari Ibni 'Amir bahwa Nabi SAW telah bersabda kepada A'rabii itu: "Hai engkau, apa yang engkau katakan tadi?". Lalu iapun memberitahukan kepada beliau mengenai apa yang telah ia ucapkan. Maka bersabdalah Nabi SAW: "Karena itu, aku telah menyaksikan para malaikat menerobos jalan-jalan kota Madinah hingga hampir-hampir menutupi antara aku dan engkau". Kemudian beliau bersabda pula: "Engkau akan mendatangi Ash Shiraat (titian), sedang wajahmu lebih terang dari bulan purnama ". </span>hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-22992667255293458642012-07-06T16:46:00.000-07:002013-01-29T03:30:47.956-08:00IMAN DAN TINDAKAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: left;"><span style="text-align: justify;">M</span><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; text-align: justify;">enyangkut topik iman dan tindakan ini, sebuah hadits Rasul S.a.w kiranya dapat memberikan gambaran tentang topik tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 22.95pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 22.95pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">عن أبي هريرة قال: قال رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: من كان يُؤمن بالله واليوم الآخرِ فلا يُؤذِ جارَه، ومن كان يُؤمن بالله واليوم الآخِرِ فلْيُكرِم ضَيفَه، ومن كان يؤمن بالله واليوم الآخرِ فلْيَقُلْ خيراً أو ليَصمُت (رواه البخاري)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 22.95pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Dari Abu Hurairah r.a ia berkata, Rasulullah S.a.w bersabda: Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya ia menghormati tamunya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya ia berkata yang baik-baik saja, atau (kalau tidak bisa berkata baik) lebih baik diam. (HR. Bukhari)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span lang="EN-US">Hadits Nabi S.a.w di atas menunjukkan kepada kita bahwa barangsiapa yang mengaku telah beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka keimanannya itu harus dibuktikan dalam bentuk tindakan nyata. Bukti-bukti keimanan seseorang yang disebutkan dalam hadits tadi, diantaranya adalah: 1) tidak menyakiti tetangga, 2) menghormati tamu, 3) berkata yang baik-baik atau kalau tidak bisa diam saja, karena diam itu lebih baik daripada harus berkata yang buruk. Artinya, pengakuan iman seseorang tidak akan diterima oleh Allah sebelum yang bersangkutan mewujudkan imannya itu dalam bentuk tindakan kongret. </span><span lang="EN-US">Jika </span><span lang="EN-US">terdapat orang yang mengaku beriman kepada Allah, tetapi masih menyakiti tetangga, tidak menghormati tamu dan perkataannya tidak baik, berarti imannya tidak sungguh-sungguh. Sangat mungkin orang seperti ini beriman karena motif-motif tertentu, bukan karena <i>lillahi ta’āla</i>.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Dalam Al-Qur’an, hampir setiap kata “<i>āmanū”</i> (beriman), selalu dirangkai dengan kata “<i>amilū as-shāli<u>h</u>āt”</i> (beramal saleh). Jadi, iman saja tidak cukup, karena iman yang benar adalah iman yang diikuti dengan amal saleh. Ini tidak bisa dipisahkan! Dan kita jangan terkecoh apabila melihat orang-orang yang memakai atribut –atribut keimanan lengkap, lihat dahulu apakah prilaku dan akhlaknya mencerminkan prilaku Islam atau tidak. Kalau tidak, maka mereka itu pura-pura, imannya pamrih. Ulama sekalipun, tetapi apabila akhlaknya tidak mencerminkan apa yang dituntunkan oleh Islam, maka harus diragukan keulamaannya. Apalagi kalau ada ulama yang perkataannya buruk, ulama berbohong, ulama ghibah, maka jelas yang seperti itu adalah ulama palsu. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Maka, iman itu harus berwujud pada akhlak, pada prilaku, pada tindakan nyata. Mengaku beriman tapi tidak peduli lingkungan, tidak peka sosial, maka imannya masih diragukan. Dan orang yang seperti ini disebut dengan orang munafik, yaitu orang yang antara perkataan dan perbuatannya tidak sama, antara hati dan tindakannya berbeda. Dalam <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">surat</st1:city></st1:place> <i>al-Mā’ūn </i>bahkan lebih keras lagi: mereka dijuluki sebagai orang-orang yang mendustakan agama.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-right: 24.3pt; text-align: justify; text-indent: 22.95pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ. فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ. وَلاَ يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. (Q, s. <i>al-Mā’ūn</i>/107:1-3)<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on"><span class="gen"><span lang="EN-US">Surat</span></span></st1:city></st1:place><span class="gen"><span lang="EN-US"> <i>al-Mā’ūn</i> menjelaskan kepada kita bahwa para pendusta agama itu adalah orang yang tidak peka sosial, yaitu orang yang mata dan hatinya telah buta melihat kenyataan yang ada di hadapannya. Maka dari itu, iman yang benar selalu menuntut tindakan kongret. Iman yang benar adalah iman yang berwujud pada <i>al-akhlāk al-karīmah</i>, baik akhlak kepada Allah maupun akhlak kepada sesama manusia.</span></span><o:p></o:p></span></div><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 13pt;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" /> </span></b> </span><div class="MsoNormal"><br /></div></div>hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-6128167024974789132012-07-06T16:41:00.000-07:002013-01-29T03:30:48.008-08:00IMAN DISERTAI ISTIQAMAH<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Islam, menurut Nabi, adalah iman dan <i>istiqamah</i>. Seorang muslim, haruslah seorang yang beriman sekaligus <i>istiqamah</i> dalam imannya itu. Keimanan menyangkut keyakinan: letaknya ada di dalam hati dan benak kita. Sedangkan <i>istiqamah</i> menyangkut tindakan. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoBodyText" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: 6.0pt; margin-left: 27.0pt; margin-right: 21.5pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.5pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ, قُلْ لِي فِي الإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ. قَالَ: قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ (رواه مسلم)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoBodyText2" style="margin: 0cm 21.5pt 6pt 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;">Dari Sufyan ibn Abdullah r.a bahwa ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah S.a.w, wahai Rasul, tunjukkanlah kepadaku suatu perkataan di dalam Islam yang aku tidak akan menanyakannya lagi kepada selainmu. Rasulullah pun menjawab: Katakanlah ‘Aku beriman kepada Allah’ dan istiqamahlah (dengan imanmu itu). (HR. Muslim)</span><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Artinya, seorang muslim yang sejati --muslim yang benar-benar muslim-- adalah apabila ia telah beriman dan dapat mewujudkan imannya itu dalam bentuk tindakan, dan tindakan itu bersifat kontinyu. Sebetulnya, iman dan istiqamah itu ungkapan lain dari iman dan amal saleh. Hampir seluruh ayat Al-Qur’an, kata “iman” hampir selalu dirangkai dengan kata “amal saleh”: “<i>āmanū wa ‘amilūs shāli<u>h</u>āt</i>”. Misalnya terdapat pada <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">surat</st1:city></st1:place> <i>al-‘Asr</i> (Lihat juga, misalnya: Q, s. <i>al-Tīn </i>/95:6, dsb)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-right: 4.95pt; text-align: justify; text-indent: 18.0pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">وَالْعَصْرِ. إِنَّ الإِنسَانَ لَفِى خُسْرٍ. إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْاْ بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْاْ بِالصَّبْرِ. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 22.95pt; margin-top: 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (Q, s. <i>al-‘Ashr</i>/103:1-3)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent"><br /></div><div class="MsoBodyTextIndent"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Ini menegaskan bahwa iman dan amal saleh adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, bagaikan dua sisi mata uang. Apa artinya iman tanpa amal saleh: apa artinya iman kalau ternyata hatinya tidak tergerak untuk ikut mengentaskan kemiskinan, kelaparan, kebodohan, kemaksiatan, pengangguran dan lain sebagainya. Iman tanpa amal saleh, bagaikan tanaman yang tidak berbuah, dan amal saleh yang tidak didasari iman seperti pohon yang menjulang tinggi tapi rapuh karena tidak memiliki akar. </span></div><div class="MsoBodyTextIndent"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Banyak orang di zaman sekarang ini yang gampang sekali mengatakan ia telah beriman, tetapi baru sekedar <i>lips service.</i> Mereka dengan mudah sekali menampakkan dirinya sebagai bagian dari barisan orang-orang yang beriman melalui atribut-atribut yang secara lahiriah seolah-olah seperti beriman beneran, sementara kelakuannya tidak mencerminkan <i>al-akhlāk al-karīmah</i>. Jangan sampai terjadi bahwa seseorang dinyatakan hari ini beriman, lalu melakukan aksi amal, tetapi besoknya mengerjakan maksiat lagi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-right: 24.3pt; text-align: justify; text-indent: 22.95pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا, وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كاَفِرًا, يَبِيْعُ دِيْنَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا (رواه مسلم)</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 21.5pt; margin-top: 0cm;"><span style="font-size: 11.0pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Seseorang yang paginya beriman tapi sorenya kembali kafir, (atau) sorenya beriman lalu paginya menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan secuil dunia. (HR. Muslim)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Artinya, banyak orang yang pagi hari masih bisa bersyukur, tetapi sore hari ia kembali kufur karena tidak tahan dengan ni’mat Allah. Pagi hari khusyu’ beribadah, akan tetapi sorenya kembali mengerjakan maksiat. Itulah cobaan orang-orang yang mengaku beriman: harus istiqamah dengan imannya itu. Orang yang tidak kuat menerima cobaan dari Allah bukan cuma orang yang terkena musibah saja, tetapi tidak sedikit orang menjadi kufur justru karena kebanyakan ni’mat. Susah atau senang merupakan cobaan dari Allah: kedua-duanya harus dihadapi dengan syukur dan sabar. Orang yang bertengkar bukan karena tidak punya uang, sebab banyak juga orang yang bergelimang harta tetapi juga bertengkar. Yang miskin bertengkar karena memperebutkan harta, sementara yang kaya bertengkar karena mempertahankan harta. Yang miskin kufur karena sesuap nasi, sementara yang kaya kufur disebabkan oleh sebongkah berlian. Sabar, dengan demikian, menunjukkan kualitas keislaman seseorang. Seorang muslim yang penyabar, maka kualitasnya lebih tinggi dari orang muslim yang tidak bisa sabar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Bangsa ini masih banyak membutuhkan pribadi-pribadi muslim yang berkualitas, yaitu pribadi-pribadi muslim yang bertaqwa dan yang istiqamah dalam keimanannya. <span lang="EN-US">Muslim yang benar-benar Islam, lahir dan batin, kata dan laku, siang dan malam. Muslim yang selamanya menjadi muslim, bukan muslim yang musim-musiman.</span><o:p></o:p></span></div><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 13pt;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" /> </span></b> </span><div class="MsoNormal"><br /></div></div>hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-20901400936067529762012-07-06T16:40:00.000-07:002013-01-29T03:30:48.061-08:00BUAH DARI SIFAT IKHLAS<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 140%; text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Kiranya tidak ada yang lebih penting dalam sistem ajaran Islam kecuali doktrin tentang ikhlas. Secara harfiah, ikhlas berarti sikap melepaskan diri dari segala sesuatu selain Allah S.w.t. Pada level keyakinan, ikhlas berarti hanya percaya dan mempercayai Allah Yang Ahad, yang tiada sekutu bagi-Nya. Demikianlah yang maksud yang dikandung dalam <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">surat</st1:city></st1:place> <i>al-Ikhlās</i>. </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; mso-ascii-font-family: "Book Antiqua"; mso-hansi-font-family: "Book Antiqua";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 140%; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-right: 24.3pt; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ascii-font-family: "Book Antiqua"; mso-hansi-font-family: "Book Antiqua";">قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ. اللَّهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُنْ لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa". Allah adalah Tuhan<i> </i>yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. (Q, s. <i>al-Ikhlās</i>/112:4)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Pada level tindakan, ikhlas berarti berbuat sesuatu semata hanya untuk mencari ridha Allah, bukan untuk tujuan-tujuan lain. Artinya, ikhlas adalah kita berbuat sesuatu tanpa pamrih. Pamrih adalah kita berbuat sesuatu karena ingin dilihat atau didengar orang: dan pamrih inilah yang seringkali mendorong kita untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Pamrih karena ingin dilihat orang, dalam bahasa agama disebut <i>riya</i>’. Sedangkan pamrih untuk didengar, misalnya kita melakukan sesuatu agar namanya menjadi terkenal, menjadi populer dan lain sebagainya, disebut <i>sum’ah</i>. Baik <i>riya’ </i>maupun <i>sum’ah</i> keduanya termasuk jenis kemunafikan. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Seringkali kita berbuat sesuatu bukan untuk tujuan yang sesungguhnya, tapi untuk tujuan-tujuan lain yang kita sembunyikan. Seorang penderma yang mendermakan hartanya untuk membantu kaum fakir-miskin dan syi’ar Islam, belum tentu mendapatkan pahala dari Allah selama niatnya tidak tulus: tidak untuk mencari ridha Allah. Meskipun ia dapat mengelabui semua orang bahwa tindakannya itu tulus, tetapi Allah tidak mungkin bisa dikelabui, karena Allah Maha Mengetahui apa yang tersembunyi di dalam lubuk hati kita yang paling dalam sekalipun. Ia mengira bahwa dengan telah membantu para fakir miskin, telah menyumbang madrasah dan panti asuhan, telah membangun masjid, dan perbuatan-perbuatan baik lainnya, dirinya telah berbuat suatu kebaikan: ia mengira bahwa dirinya telah berbakti kepada agama. Padahal tidaklah demikian, karena amalan dan perkiraannya itu ditolak oleh Allah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-right: 24.3pt; text-align: justify; text-indent: 27.0pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ascii-font-family: "Book Antiqua"; mso-hansi-font-family: "Book Antiqua";">قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم بِالأَخْسَرِينَ أَعْمَالاً. الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعاً<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt;">Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.</span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"> (Q, s. <i>al</i>-<i>Kahfi</i>/18:103-104) <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Orang-orang yang di dalam hatinya terselip perasaan <i>riya’</i> atau <i>sum’ah</i>, yaitu perasaan senang dilihat dan didengar, adalah penipu, karena mereka senang dipuji untuk hal-hal yang sesungguhnya tidak pernah mereka lakukan. Maka Al-Qur’an mengingatkan kita agar tidak terkecoh oleh tindakan kamuflase mereka.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; tab-stops: right 438.3pt; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ascii-font-family: "Book Antiqua"; mso-hansi-font-family: "Book Antiqua";">لاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَفْرَحُونَ بِمَآ أَتَوْاْ وَّيُحِبُّونَ أَن يُحْمَدُواْ بِمَا لَمْ يَفْعَلُواْ فَلاَ تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَازَةٍ مِّنَ الْعَذَابِ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt;">Janganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan, dan mereka senang dipuji untuk hal-hal yang sesungguhnya tidak pernah mereka lakukan. Dan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, karena bagi mereka siksa yang pedih. (Q, s. <i>Alu Imrān</i>/3:188)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Orang yang tidak ikhlas adalah orang yang membangun atau menampilkan kesan kepada orang lain di luar yang sesungguhnya ada pada benak dan hati kecilnya. Dengan demikian orang akan memiliki kesan terhadap dirinya sebagai orang yang baik, yang bertakwa, sopan, dan kesan-kesan baik lainnya, namun sesungguhnya watak asli dalam dirinya jauh dari kesan-kesan tersebut. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Riya</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">’ dan <i>sum’ah</i> –lawan dari ikhlas-- merupakan pangkal dari kehancuran jati diri manusia. Keduanya melahirkan perasaan iri hati dan hasud yang pada hakekatnya muncul karena ketidaksiapan seseorang untuk melihat orang lain bahagia, dan tidak suka melihat orang lain sukses. Ketidaksiapan ini secara tidak langsung diakibatkan oleh perasaan bahwa hanya dirinya sajalah yang boleh merengguk kebahagiaan itu: hanya dirinya sajalah yang boleh meraih sukses. Jadi, ia pada dasarnya ia tidak ikhlas melihat orang lain mendapatkan karunia dari Allah S.w.t.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Perasaan tidak ikhlas seperti inilah yang selalu dibisikkan setan kepada kita untuk senantiasa menggelincirkan manusia dari jalan Allah: menggoda kita semua agar melakukan sesuatu bukan untuk mencari ridha Allah. </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; mso-ascii-font-family: "Book Antiqua"; mso-hansi-font-family: "Book Antiqua";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-right: 24.3pt; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ascii-font-family: "Book Antiqua"; mso-hansi-font-family: "Book Antiqua";">قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ</span><span lang="AR-EG" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ascii-font-family: "Book Antiqua"; mso-bidi-language: AR-EG; mso-hansi-font-family: "Book Antiqua";">. </span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Traditional Arabic","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ascii-font-family: "Book Antiqua"; mso-hansi-font-family: "Book Antiqua";">إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis<b> </b>di antara mereka." (Q, s. <i>al-Hijr</i> / 15:39-40)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; mso-bidi-font-family: "Traditional Arabic";">Meskipun setan sedemikian canggih dalam menggoda dan menggelincirkan manusia dari jalan yang benar, tetapi setan mengakui bahwa hanya orang ikhlas sajalah yang tidak mampu digodanya. Setan menyatakan menyerah jika dihadapkan kepada orang-orang yang ikhlas. Yaitu orang yang diantara cirinya adalah: melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh tanpa pamrih, tampil apa adanya, dan lapang dada atas ketentuan Allah pada dirinya maupun orang lain. Maka, jika mau terbebas dari godaan setan, jadilah orang yang ikhlas! <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br /></div></div>hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-28605328817450240792012-07-06T16:38:00.000-07:002013-01-29T03:30:48.140-08:00PERILAKU IHSAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-right: 24.3pt; text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Dalam hal beragama seseorang akan digolongkan ke dalam beberapa tingkatan, diantaranya: tingkatan Islam, Iman dan Ihsan. Ihsan adalah tingkatan tertinggi dari keberagamaan seseorang. Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Hurairah r.a mengatakan:<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">عن أبي هُرَيرةَ قال: «كانَ النبيُّ صلى الله عليه وسلم بارِزاً يَوْماً للنَّاسِ، فأتاهُ جِبْرِيلُ فَقَالَ: ما الإِيمانُ؟ قال: «أنْ تُؤْمِنَ باللَّهِ، ومَلاَئِكتِهِ، وبِلقائه، وَرُسُلِهِ، وتُؤْمِنَ بالبَعْثِ». قال: ما الإِسلامُ؟ قال: «الإِسْلامُ: أنْ تَعْبُدَ اللَّهَ ولا تُشْرِكَ بهِ، وَتُقِيمَ الصَّلاةَ، وَتُؤَدِّيَ الزَّكاةَ المَفْروضةَ، وتَصومَ رَمضانَ». قال: ما الإِحسانُ ؟ قال: «أنْ تَعْبُدَ اللَّهِ كأَنَّكَ تَراهُ، فإنْ لم تَكُنْ تَراهُ فإِنَّهُ يراك». </span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Dari Abu Hurairah r.a ia berkata: Suatu hari Rasulullah S.a.w bersama orang-orang, lalu datanglah Jibril a.s dan bertanya: Apakah iman itu? Rasulullah menjawab: Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, mengimani hari pertemuan dengan-Nya, beriman kepada para rasul-Nya, dan beriman pula kepada Hari Kebangkitan. Lalu ia tanya lagi: Apakah Islam itu? Nabi menjawab: Islam adalah engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, menegakkan shalat, menunaikan zakat wajib, dan berpuasa pada bulan Ramadhan. Lalu ia bertanya lagi: Apakah ihsan itu? Nabi menjawabnya lagi: Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, dan jika tidak melihat-Nya anggap saja Dia yang Melihatmu. (HR. Bukhari)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Hadits Nabi S.a.w di atas, kalau kita simpulkan adalah bahwa <i>Islām</i> itu cenderung pada bentuk-bentuk formal, seperti ibadah <i>mahdlah</i>, dan amalan-amalan <i>dhāhir</i> lainnya. Sedangkan <i>Imān</i> adalah kita mempercayai Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab yang diturunkan-Nya, rasul-rasul yang diutus-Nya, datangnya Hari Kiamat, dan percaya akan adanya takdir dan <i>qadha</i> Allah. Jadi, <i>Islām</i> itu rumusannya terdapat pada Rukun Islam yang <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">lima</st1:city></st1:place>: syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji. Sedangkan <i>Imān</i> rumusannya terdapat pada Rukun Iman yang enam. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Untuk menjadi muslim, seseorang hanya perlu bersyahadat: <i>bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah</i>. Orang yang mengerjakan shalat meskipun tidak genap 5 waktu sehari, tetap masih dianggap sebagai muslim. Tetapi untuk dianggap mukmin, agak berat sedikit, lebih berat dari sekedar anggapan muslim. Jika seseorang mengaku beriman kepada Allah, maka keimanannya itulah yang akan melarangnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari ketentuan Allah. Misalnya, seseorang telah berbohong kepada orang lain, tetapi orang tersebut tidak menyadari kalau dirinya telah dibohongi. Meskipun orang lain tidak menyadarinya, tetapi keimanannya akan menyatakan bahwa Allah tidak mungkin bisa dibohongi, karena Allah Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha Mengetahui apa yang nampak dan yang tersembunyi dari diri kita. Oleh karenanya, orang yang berbuat maksiat, ia tidak dapat disebut sebagai mukmin.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">لاَ يَزْنِي الزَّانِي حِيْنَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ ، وَلاَ يَسْرِقُ حِيْنَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ. (رواه البخاري)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;">Seorang pezina tidak mungkin akan berzina ketika dia sedang beriman, dan seorang pencuri tidak mungkin akan mencuri ketika dia sedang beriman. (HR. Bukhari)</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span dir="RTL"></span> </span><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span dir="LTR"></span> <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span lang="EN-US">Orang bisa dengan mudah mengklaim dirinya sebagai muslim, asal pernah kelihatan masuk masjid atau kelihatan pernah shalat. Masalah apakah shalatnya benar-benar <i>lillāhi ta’alā </i>atau karena tujuan-tujuan tertentu, itu soal lain. Orang lain tidak dibenarkan menghukumi seseorang di luar yang nampak secara <i>dhāhir</i>. Artinya, khusyu’ atau ikhlas tidaknya seseorang melaksanakan suatu ibadah, orang lain tidak berwenang untuk mengukurnya, karena hal itu merupakan wilayah Allah. Orang yang berniat mencelakai orang lain tidak bisa dijatuhi sangsi, karena masih sebatas niat, tetapi apabila niatnya itu telah diwujudkan dalam bentuk prilaku maka ia dapat dijerat oleh hukum. Maka dari itu, Al-Qur’an menolak klaim orang-orang Arab Badui ketika mereka mengatakan kepada Rasul bahwa dirinya telah beriman.</span><span dir="RTL" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">قَالَتِ الأَعْرَابُ آمَنَّا قُل لَّمْ تُؤْمِنُواْ وَلَـكِن قُولُواْ أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِن تُطِيعُواْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لاَ يَلِتْكُمْ مِّنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئاً إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> (الحجرات : 14)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;">Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman." Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami baru berislam, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q, s. <i>al-Hujurāt </i>/ 49:14)</span><span lang="EN-US"> <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Sedangkan tingkatan <i>Ihsān</i> lebih tinggi daripada keduanya. <i>Ihsān</i> adalah melakukan sesuatu lebih dari sekedar tuntutan keberisalaman dan keberimanan. Jika dalam berislam kita diwajibkan shalat 5 waktu sehari, maka <i>Ihsān</i> akan melakukannya lebih dari itu, yaitu dengan menambahkan shalat-shalat sunnah lainnya, dan kewajiban puasa Ramadhan sebulan penuh oleh ihsan ditambah lagi dengan puasa-puasa sunnah di luar Ramadhan. Jika keimanan kita menuntut untuk tidak berbuat yang dilarang oleh Allah, maka <i>Ihsān</i> melakukannya tidak sekedar menjauhi apa yang dilarang oleh Allah, tetapi lebih dari itu <i>Ihsān</i> mendorong kita untuk melaksanakan apa yang dianjurkan oleh Allah. Jadi, <i>Ihsān</i> itu merangkum <i>Islām</i> dan <i>Imān</i>!<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Rumusan <i>Ihsān</i> adalah “<i>engkau beribadah seakan-akan melihat Allah, dan jika engkau tidak melihat-Nya anggap saja Allah sedang melihatmu</i>”. Jadi, <i>Ihsān</i> adalah perasaan akan ke-Maha Hadiran Allah dalam setiap gerak kita. <i>Ihsān</i> adalah perasaan bahwa kita melakukan sesuatu hanya ingin dilihat oleh Allah semata, bukan ingin dilihat orang lain. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Seorang karyawan jika ia bekerja dengan sungguh-sungguh karena sedang dilihat oleh manajernya, tetapi kembali malas dan asal-asalan ketika manajernya pergi, maka ia tidak sedang melakukan <i>Ihsān</i>: bukan seorang muhsin. Seorang pemuda yang kelihatan khusyu’ dan alim di hadapan calon mertuanya, namun kembali urakan dan menunjukkan watak aslinya ketika jauh dari calon mertuanya, maka yang seperti itu jelas bukan tindakan <i>Ihsān</i>. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Dengan kata lain, <i>Ihsān</i> adalah bekerja dengan “pamrih”, tetapi pamrihnya untuk Allah semata. <i>Ihsān</i> mengajarkan kepada kita bahwa yang sedang menyaksikan perbuatan kita adalah Allah, Dzat Yang Maha segalanya. Jadi, <i>Ihsān</i> mendidik orang untuk bertanggungjawab atas apa yang menjadi tugas dan kewajibannya: yaitu sikap tanggungjawab yang dilandasi oleh perasaan ikhlas <i>lillahi ta’ala</i>.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Maka dari itu, ciri orang yang muhsin adalah beribadah dan bekerja dengan sungguh-sungguh, penuh dedikasi, bertanggungjawab, dan tulus. Orang muhsin adalah orang yang ikhlas. Oleh karenanya, diharapkan setiap mukmin menggapai <i>Ihsān</i> ini, karena ia merupakan tingkatan yang tertinggi dalam keberagamaan seseorang.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal"><br /></div></div>hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-41699208097305880562012-07-06T16:37:00.000-07:002013-01-29T03:30:48.193-08:00BAHAYA HASAD<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Salah satu sifat tercela yang hampir-hampir menghinggapi setiap orang adalah sifat hasad. Menurut Imam al-Ghazali hasad memiliki dua tingkatan: <i>pertama, </i>Anda tidak suka orang lain mendapatkan ni’mat dan Anda ingin menghilangkannya; <i>kedua, </i>keinginan memperoleh ni’mat serupa yang dimiliki orang lain, tanpa bermaksud atau berharap hilangnya ni’mat itu pada orang lain, ini yang biasa disebut dengan istilah <i>ghibthah</i>.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Orang hasad adalah orang yang –tanpa alasan yang rasional—tidak senang kepada segala kelebihan dan keutamaan yang dimiliki orang lain, baik kelebihan itu berupa harta benda, kekayaan, kedudukan, kehormatan, dan lain-lain. Bisa jadi, orang hasad akan membenci orang lain yang sebetulnya tidak memiliki ni’mat atau kelebihan apa-apa, tetapi oleh yang hasad diduga memilikinya. Dan bisa jadi pula orang hasad akan merasa senang kalau orang lain terus-menerus dalam kesusahan dan kekurangan, meskipun ia tahu bahwa yang bersangkutan sudah tidak memiliki kelebihan apa-apa. Jadi, hasad itu kecenderungan untuk membenci semua orang tanpa alasan yang jelas, rasional dan dibenarkan oleh ajaran agama. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Karena kebencian dan kedengkiannya, orang hasad secara diam-diam biasanya menginginkan orang yang dibencinya itu celaka. Dan kalau sudah begitu, besar kemungkinan baik secara langsung maupun tidak langsung kita akan ikut terlibat dalam usaha mencelakakannya. Maka, timbullah <i>ghībah</i> dan fitnah, yaitu menyebar berita buruk mengenai orang yang dibencinya itu, baik berita itu benar adanya, atau –apalagi- tidak benar. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Orang yang hasad, hatinya selalu gelisah. Kegelisahannya bukan disebabkan oleh kekurangan yang ada pada dirinya semata, tetapi lebih dari itu karena kelebihan yang ada pada orang lain. Ia lebih fokus memperhatikan kelebihan orang lain daripada introspeksi atas kekurangan pada dirinya. Jika berusaha, maka usahanya itu dikerahkan untuk menghilangkan kelebihan pada orang lain, daripada usaha untuk memperbaiki nasib dirinya sendiri. Nabi pernah mengingatkan kita semua:<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">عنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، أَنَّ النَّبيَّ صلى الله عليه وسلم قالَ: « إِيَاكُمْ وَالْحَسَدَ، فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كما تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span> </span><span dir="RTL"></span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> (رواه أبو داود)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Dari Abu Hurairah r.a, Nabi S.a.w bersabda: Jauhilah olehmu sifat hasad, karena sesungguhnya hasad itu dapat menghilankan segala kebaikan sebagaimana api yang membakar kayu yang kering. (HR. Abu Dawud)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Orang yang dengki atau hasad, di dalam hatinya tersembunyi keinginan agar orang lain celaka. Maka kedengkian itu merupakan bukti yang nyata sekali bahwa sesungguhnya di dalam hatinya tidak punya i’tikad baik kepada orang lain secara tulus. Maka, andaikata terdapat kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh seorang pendengki dapat dipastikan bahwa sesungguhnya kebaikan-kebaikan yang diperbuatnya itu palsu. Suatu perbuatan baik tanpa disertai dengan niat atau i’tikad baik, maka mustahil akan melahirkan perbuatan yang tulus. Dengan kata lain, perbuatan baiknya kepada orang lain hanyalah untuk menutupi kebusukan niatnya yang tersembunyi di dalam hatinya. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Oleh karena itu, karena sifatnya tersembunyi dan sulit diketahui secara lahiriah, Al-Qur’an dalam <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">surat</st1:city></st1:place> <i>al-Falaq</i> menganjurkan kepada kita agar senantiasa berlindung kepada Allah dari kejahatan pendengki, karena hanya Allah-lah yang mengetahui apa yang tersembunyi. <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on"><i>Surat</i></st1:place></st1:city><i> al-Falaq</i> ini, mengingat kandungan makna dan <i>sabab nuzūl-</i>nya, maka kita juga dianjurkan untuk membacanya jika melihat suatu keni’matan yang ada pada orang lain.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِن شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ .وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ .وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ. (الفلق : 1-5)</span><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 24.3pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 24.3pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai Subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan peniup-peniup pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki. (Q, s. <i>al-Falaq</i> / 113:1-5)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Islam sangat mencela perbuatan hasad, karena hasad merupakan pangkal permusuhan. Dalam ajaran Islam, hasad hanya dibolehkan dalam dua hal: terhadap yang orang dianugerahi harta oleh Allah kemudian ia menafkahkannya dengan benar, dan terhadap orang yang dianugerahi ilmu kemudian ia mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain. Rasulullah S.a.w bersabda:<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">عن ابنِ مسعودٍ رضيَ اللهُ عنه قال: سمعتُ النبيِّ صلى الله عليه وسلم يقول «لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْنِ: رَجُلٍ آتاهُ اللهُ مالاً فَسَلَّطَهُ عَلىَ هَلَكتهِ في الحَقِّ، ورَجُلٍ آتاهُ اللهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقضِي بِهَا ويُعلِّمها». (رواه البخاري ومسلم)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Dari Ibnu Mas’ud r.a, Rasulullah S.a.w bersabda: Tidak dibenarkan hasad kecuali dalam dua hal; terhadap seseorang yang diberi anugerah oleh Allah berupa harta lalu dia menafkahkannya di jalan yang benar, dan terhadap seseorang yang diberi anugerah ilmu oleh Allah lalu dia mengamalkan dan mengajarkannya kepada orang lain. (HR. Bukhari dan Muslim)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Artinya, Nabi memberi arah kepada kita bahwa yang boleh diirikan oleh kita dari orang lain adalah amal shalehnya, bukan kebendaannya. Kita boleh iri kepada orang kaya, tetapi bukan kekayaannya melainkan perbuatannya menafkahkan kekayaannya itu di jalan yang benar. Demikian pula dengan ilmu, kita diperbolehkan iri kepada orang yang berilmu, bukan karena ilmunya, melainkan karena perbuatannya dalam mengamalkan dan mengajarkan ilmunya itu. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Bagi yang masih suka dengki atau hasad, tinggalkanlah segera. Percayalah, bahwa dengki itu tidak akan menghasilkan apa-apa kecuali hanya capai dan sengsara!<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><br /></div><div class="MsoNormal"><br /></div></div>hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-59586488266770562742012-07-06T16:34:00.000-07:002013-01-29T03:30:48.246-08:00HAKEKAT KEBAJIKAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="gen"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Kebajikan adalah perilaku yang baik, yang dapat membuat hati seseorang menjadi tenang. Sedangkan dosa adalah apa yang terbetik dalam hati dan benak seseorang, tetapi ia tidak suka kalau mengerjakannya diketahui orang lain. <o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span class="gen"><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلْقِ وَالإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِكَ، وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِـعَ عَلَيْهِ النَّاسُ</span></span><span dir="LTR"></span><span class="gen"><span dir="LTR" lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span> </span></span><span dir="RTL"></span><span class="gen"><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> (رواه مسلم)<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Kebajikan adalah perilaku yang baik. Sedangkan dosa adalah apa yang terbetik dalam hatimu, tetapi engkau takut kalau diketahui oleh orang. (HR. Muslim)<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; unicode-bidi: embed;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Artinya, sesuatu yang Anda melakukannya tetapi takut dilihat oleh orang lain, maka termasuk kategori perbuatan dosa. Sebab kalau bukan dosa, Anda pasti lebih senang melakukannya jika disaksikan orang banyak. Ghibah atau gosip termasuk perbuatan dosa. Mengapa? Karena orang yang sedang bergosip tidak suka kalau orang yang digosipkan melihatnya. Gosip adalah perbuatan membicarakan aib atau kejelekan orang lain, tetapi orang yang digosipkan tidak sedang bersamanya. Curang juga termasuk dosa, karena curang itu suatu perbuatan kalau bisa orang lain tidak boleh melihat dan tidak boleh mengetahuinya. Seperti halnya korupsi, menyontek, mencuri, dan perbuatan-perbuatan tercela lain yang sifatnya sembunyi-sembunyi. <o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Melalui sms, ada seorang suami –kebetulan sering mengikuti pengajian-pengajian saya-- bertanya kepada saya: Apakah selingkuh termasuk perbuatan dosa? Saya jawab: Apakah istri Bapak mengetahui apa yang Bapak lakukan? Jawabnya: Tidak. “Mengapa sampai istri Bapak tidak mengetahuinya?”, tanya saya lagi. “Saya memang sengaja tidak memberitahunya, soalnya masalahnya bisa runyam”, katanya. Akhirnya saya katakan: Kalau begitu, Bapak telah melakukan suatu perbuatan dosa, karena perbuatan yang Bapak lakukan itu, tidak suka kalau diketahui oleh orang lain, terlebih oleh istrinya sendiri. <o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Kaum muslimin diperintahkan untuk saling tolong-menolong dalam hal kebajikan. <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Surat</st1:place></st1:city> <i>al-Mā’idah</i> ayat 2 menegaskan,<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; unicode-bidi: embed;"><span class="gen"><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلْبرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Setiap mukmin hanya boleh berpikir tentang hal-hal yang baik, dan mengerjakannya dengan baik pula. Jika saudara sesama muslim lain sedang berbuat kebajikan dan ketaqwaan, muslim lain wajib membantunya. Andaikata tidak mampu membantunya, minimal tidak menghalangi kebajikan-kebajikan yang sedang dilakukannya itu. Sebaliknya, jika saudara muslim lain sedang melakukan kecurangan dalam jual-beli, kita tidak boleh membantunya. Apalagi membantu dalam hal korupsi, atau melindungi orang-orang yang berselingkuh.<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span class="gen"><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلإِثْمِ وَٱلْعُدْوَانِ</span></span><span dir="LTR"></span><span class="gen"><span dir="LTR" lang="AR-EG" style="font-size: 13pt;"><span dir="LTR"></span> </span></span><span class="gen"><span lang="AR-SA" style="font-size: 13pt;"><o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Apabila seseorang melihat saudaranya sedang dalam kekeliruan, justru dianjurkan untuk mencegahnya. Menurut ajaran Rasul, jika dengan kekuasaan dapat dilakukan, silahkan cegahlah dengan kekuasaan. Seorang atasan bisa mencegah perbuatan dosa dan permusuhan yang dilakukan oleh anak-buahnya. Jika tidak bisa dengan kekuasaan, maka dengan nasehat yang bijak dan arif. Jika tidak bisa juga, maka kita diperintahkan mencegahnya dengan hati, yaitu dengan cara mendo’akan yang bersangkutan agar segera kembali kepada jalan yang benar. <o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Itulah hakekat kebajikan, hati akan tenang ketika melakukannya. Tetapi sebaliknya, hati akan selalu gundah-gulana dan tidak tentram manakala melakukan perbuatan-perbuatan dosa. <o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Mudah-mudahan, kita akan kembali ke hadirat Allah dengan hati yang tenang, yaitu yang diridhoi oleh Allah S.w.t. Allah menyeru hati yang tenang untuk masuk ke surga-Nya.<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span class="gen"><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">يٰأَيَّتُهَا ٱلنَّفْسُ ٱلْمُطْمَئِنَّةُ</span></span><span dir="LTR"></span><span class="gen"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-size: 14pt;"><span dir="LTR"></span>.</span></span><span dir="RTL"></span><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-size: 14pt;"><span dir="RTL"></span> </span></span><span class="gen"><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">ٱرْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً . فَٱدْخُلِي فِي عِبَادِي . وَٱدْخُلِي جَنَّتِي<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku. (Q, s. <i>al-Fajr</i> / 89:27-30) <o:p></o:p></span></span></span></div><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span class="gen"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 13pt;"><br clear="all" style="mso-special-character: line-break; page-break-before: always;" /> </span></b></span> </span><div class="MsoNormal"><br /></div></div>hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-67485020493463620532012-07-06T16:14:00.000-07:002013-01-29T03:30:48.298-08:00Ruh Seorang Mukmin<div style="margin: 1em 0 3px 0;"><a href="http://feedproxy.google.com/%7Er/muslimah-or-id/%7E3/ZR2gXjW3pJ0/ruh-seorang-mukmin-2.html?utm_source=feedburner&utm_medium=email" name="1" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px;"></a> </div>Suatu ketika, Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> bercerita tentang ruh orang mukmin yang akan meninggal dunia dan ruh orang kafir yang akan meninggal dunia.<br /><br />Jika seorang mukmin akan meninggal, malaikat-malaikat turun dari langit kepadanya dengan membawa kain kafan dari surga serta membawa wewangian dari surga. Lantas para malaikat itu duduk di sekeliling orang mukmin yang akan meninggal tadi.<br /><br />Para malaikat duduk mengelilingi sang mukmin sepanjang mata memandang (saking banyaknya malaikat itu). Menyusul kemudian, datanglah Malaikat Maut duduk di dekat kepala sanga mukmin. Malaikat Maut berkata, "Wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya."<br /><br />Dengan demikian, keluarlah jiwa sang mukmin dari jasadnya bagaikan keluarnya tetesan air dari bibir tempat air.<br /><br />Kemudian Malaikat Maut mengambilnya. Jika Malaikat Maut telah mengambil ruhnya maka para malaikat lainnya tidak membiarkan ruh itu berada di tangan Malaikat Maut sekejap mata pun hingga mereka mengambilnya.<br /><br />Lalu mereka meletakkannya ke dalam kafan dan wewangian itu. Ruh itu keluar dengan aroma yang harum seperti minyak misik yang paling wangi di muka bumi. Mereka membawanya naik ke atas. Setiap kali mereka melewati para malaikat, mereka ditanya, "Siapakah ruh yang baik ini?"<br />Para malaikat yang membawa ruh itu menjawab, "Ini ruh Fulan bin Fulan," dengan nama panggilan terbaiknya semasa dahulu di dunia.<br /><br />Hingga mereka sampai ke langit. Mereka minta agar pintu langit dibukakan, maka dibukakanlah bagi mereka lalu diiringi oleh para malaikat dari seluruh penjuru langit hingga ke langit selanjutnya, sampai akhirnya ke langit yang ketujuh.<br /><br />Lalu Allah <i>‘Azza wa Jalla</i> berfirman, "Tulislah catatan amal hamba-Ku di <i>‘Illiyyin</i>, serta kembalikan ia ke bumi; karena sesungguhnya Aku menciptakan mereka (manusia) dari bumi (tanah), kepadanya juga akan Kukembalikan, dan dari sana akan Kukeluarkan mereka pada waktu yang lain."<br />Kemudian ruh orang tersebut dikembalikann lagi ke jasadnya (di bumi). Lalu datang kepadanya dua malaikat.<br /><br />Kedua malaikat itu mendudukkannya seraya berkata, "Siapakah Rabbmu?"<br />Orang itu pun menjawab, "Rabbku adalah Allah '<i>Azza wa Jalla</i>."<br />Kedua malaikat itu bertanya lagi, "Apa agamamu?"<br />"Agamaku Islam," jawabnya.<br />"Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kalian?" tanya dua malaikat itu lagi.<br />"Dia adalah Muhammad Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>," jawabnya.<br />Dua malaikat itu berkata, "Darimana kamu tahu?" <br />"<b>Aku membaca kitab Allah <i>‘Azza wa Jalla</i> kemudian aku mengimaninya dan membenarkannya</b>," jawabnya.<br /><br />Lalu terdengarlah seruan dari atas langit, "Hamba-Ku itu benar. Karenanya, hamparkanlah baginya hamparan dari surga, pakaikanlah ia pakaian dari surga, dan bukakanlah satu pintu menuju surga baginya."<br /><br />Maka terciumlah olehnya angin surga dan aroma wanginya, serta diluaskanlah kuburnya seluas mata memandang. Lalu ia didatangi oleh seorang lelaki yang tampan wajahnya, bagus pakaiannya, dan harum baunya. Lelaki itu berkata, "Bergembiralah dengan segala hal yang menyenangkanmu! Ini adalah hari yang dahulu dijanjikan kepadamu." <br />Kemudian mayat orang mukmin itu berkata, "Siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang dengan kebajikan."<br />"Aku adalah amal shalihmu."<br />Lalu mayat orang itu berkata, "Wahai Rabbku, datangkanlah segera hari kiamat …. Wahai Rabbku, datangkanlah segera hari kiamat, sehingga aku dapat kembali kepada keluargaku dan hartaku." (<i>Al-Jawabul Al-Kafi</i>)<br />*<br /><br /><b>Hikmah di balik kisah ini:</b><br /><ul><li>Adanya azab kubur dan adanya nikmat kubur.</li><li>Adanya azab kubur maupun nikmat kubur dialami oleh ruh dan jasad orang yang meninggal.</li><li>Orang mukmin meninggal dengan cara yang mudah. Orang kafir meninggal dengan cara yang sulit dan menyakitkan.</li><li>Langit terdiri atas tujuh lapis; masing-masing lapisannya memiliki pintu yang dijaga oleh para malaikat.</li><li>Allah berada di atas langit.</li><li>Malaikat berjumlah sangat banyak; hanya Allah yang mengetahui jumlahnya secara pasti.</li><li>Malaikat Maut bertugas mencabut nyawa.</li><li>Ada dua malaikat yang bertugas menanyakan tiga perkara di alam kubur, yaitu Malaikat Al-Munkar dan Malaikat An-Nakir.</li><li>Di alam kubur, orang mukmin akan ditemani oleh amal shalihnya yang berbentuk seorang lelaki yang tampan wajahnya, bagus pakaiannya, dan harum baunya.</li><li>Orang kafir di alam kubur akan ditemani oleh amal jeleknya yang berbentuk lelaki buruk rupa, berpakaian jelek, dan berbau busuk.</li></ul>***<br /> <a href="http://muslimah.or.id/" rel="nofollow" target="_blank">muslimah.or.id</a><br /> <b>Sumber</b>: <i>Kisah-Kisah Pilihan untuk Anak Muslim Seri-4</i>, karya Ummu Usamah ‘Aliyyah, Ummu Mu’adz Rofi’ah, dkk. Mei 2007. Penerbit Darul Ilmi, Yogyakartahanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-31270977297953860942012-07-06T07:51:00.000-07:002013-01-29T03:30:48.351-08:00Alam Kubur<b>Pertanyaan</b>, "Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan. Penanya ini, Ibrahim dari Riyadh, bertanya, ‘Apakah akidah <i>ahlus sunnah wal jama’ah</i> dalam masalah kehidupan di alam barzakh?’" <b>Jawaban Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin</b>, "Akidah mereka (<i>ahlus sunnah wal jama’ah</i>, pent.) dalam masalah kehidupan di alam barzakh adalah berdasarkan dalil-dalil yang terdapat pada Al-Kitab (Al Quran, pent.) dan As-Sunnah, yaitu bahwa sesungguhnya manusia akan diazab atau diberi nikmat di dalam kuburnya sesuai dengan kondisi amalan mereka (sewaktu di dunia, pent.).<br /><br />Allah <i>tabaraka wa ta’ala </i>berfirman tentang pengikut Fir’aun,<br /><div class="arab">النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَاب</div>‘<i>Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, serta pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat), ‘Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.”</i> (QS. Al-Mu’min:46)<br /><br />Allah juga berfirman,<br /><div class="arab">وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ</div>‘<i>Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat saat orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakaratul maut, sedangkan para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata), ‘Keluarkanlah nyawamu!’ Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.</i>‘ (QS. Al-An’am:93)<br /><br />Allah <i>tabaraka wa ta’ala </i>berfirman,<br /><div class="arab">فَلَوْلا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ * وَأَنْتُمْ حِينَئِذٍ تَنْظُرُونَ * وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلَكِنْ لا تُبْصِرُونَ * فَلَوْلا إِنْ كُنْتُمْ غَيْرَ مَدِينِينَ * تَرْجِعُونَهَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ * فَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ * فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّتُ نَعِيمٍ * وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ * فَسَلامٌ لَكَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ * وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُكَذِّبِينَ الضَّالِّينَ * فَنُزُلٌ مِنْ حَمِيمٍ * وَتَصْلِيَةُ جَحِيمٍ * إِنَّ هَذَا لَهُوَ حَقُّ الْيَقِينِ * فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ</div><i> ‘Maka, mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, sementara ketika itu kalian menyaksikan, dan Kami berada lebih dekat kepadanya daripada kalian namun kalian tidak melihat hal itu?Maka, mengapa jika kalian tidak dikuasai (oleh Allah), kalian tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya), jika kalian adalah orang-orang yang benar? Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketenteraman, rezeki,dan SurgaAn-Na’im. Adapun jika termasuk golongan kanan, maka keselamatanlah bagimu karena kamu berasal dari golongan kanan. Adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan lagi sesat, maka dia mendapat hidangan air yang mendidih, dan dia dibakar di dalam jahanam. Sesungguhnya, (yang disebutkan ini) adalah suatu keyakinan yang benar. Oleh karena itu, bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Mahabesar.’</i> (QS. Al-Waqi’ah:83–96)<br /><br />Kehidupan tersebut, yang di dalamnya terdapat kenikmatan atau azab, merupakan kehidupan alam barzakh, tidak sama dengan kehidupan dunia. Oleh karena itu, orang yang hidup di sana (alam barzakh, pent.) tidak memerlukan air, makanan, udara, tidak pula perlindungan dari rasa dingin dan panas. Itulah kehidupan yang tidak kita ketahui hakekat senyatanya. Semua itu merupakan perkara gaib, yang tidak seorang pun mengetahuinya kecuali Allah <i>‘azza wa jalla </i>atau orang-orang yang telah tiba di kehidupan tersebut dan (mereka) telah merasakan kebenaran yang nyata itu. Kita senantiasa membaca dalam doa kita, ‘Aku berlindung dari azab jahanam, azab kubur, ujian kehidupan dan ujian kematian, serta ujian (ketika tibanya) Al-Masih Ad-Dajal.’"<br /><br />***<br /><a href="http://muslimah.or.id/" rel="nofollow" target="_blank">muslimah.or.id</a><br />sumber <a href="http://www.ibnothaimeen.com/all/noor/article_1423.shtml" rel="nofollow" target="_blank">http://www.ibnothaimeen.com/all/noor/article_1423.shtml</a><br />diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Muslimah.Or.Idhanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-56559121064165417382012-07-06T07:04:00.000-07:002013-01-29T03:30:48.403-08:00AGAMA JUGA NASEHAT<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br /><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span class="gen"><span lang="EN-US">Allah menerangkan di dalam <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">surat</st1:place></st1:city> <i>al-‘Ashr</i> tentang orang-orang yang merugi, yang diantaranya disebabkan karena (1) tidak beriman, (2) tidak mengerjakan amal shaleh, dan (3) tidak saling menasehati satu sama lain dalam hal kebenaran. </span></span><span class="gen"><span dir="RTL" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 27.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span class="gen"><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">وَالْعَصْرِ. إِنَّ الإِنسَانَ لَفِى خُسْرٍ. إِلاَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْاْ بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْاْ بِالصَّبْرِ (العصر : 1-3)</span></span><span class="gen"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span class="gen"><span lang="EN-US">Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan </span></span><span class="gen"><span lang="EN-US">mengerjakan amal saleh, serta nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran. (Q, s. <i>al-‘Ashr</i> / 103:1-3)</span></span><span class="gen"><span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Orang yang mengaku beriman harus mengerjakan amal shaleh. Beriman saja tidak cukup, karena iman tanpa amal shaleh adalah iman yang belum dibuktikan. Amal shaleh saja juga tidak cukup, karena amal shaleh yang tidak didasari oleh keimanan adalah amal shaleh yang tidak memiliki arah yang benar. Sebab iman inilah yang nanti akan menentukan arah dan niat seseorang ketika melakukan suatu amal atau perbuatan. Banyak orang melakukan amal shaleh, tetapi belum tentu niatnya untuk mencari ridha Allah. Banyak pula yang menggapai prestasi dalam hidupnya, tetapi banyak yang melakukannya karena pamrih-pamrih duniawiah, bukan untuk mencari ridha Allah. <o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span class="gen"><span lang="EN-US">Kelompok lain yang akan merugi adalah yang tidak mau nasehat-menasehati dalam hal kebenaran. Karena menurut Nabi</span></span><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;">, </span></span><span dir="RTL"></span><span class="gen"><span dir="RTL" lang="AR-SA"><span dir="RTL"></span>«الدِّينُ النَّصِيحَةُ »</span></span><span dir="LTR"></span><span class="gen"><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span>, agama itu nasehat. Dan inilah hakekat agama, sebagai petunjuk dan pemberi arah, <i>hudan wa nūr</i>. <o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Bahwa seseorang wajib mendengarkan kebenaran dari orang lain, dan mengajarkannya kepada orang lain. Dalam rumusan orang mukmin, mengetahui suatu kebenaran itu bukan untuk dirinya semata, karenanya ia berkewajiban untuk menyampaikan dan mengajarkannya kepada orang lain. Itulah diantara maksud yang terkandung dalam ayat yang berbunyi:<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span class="gen"><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">وَتَوَاصَوْاْ بِالْحَقِّ</span></span><span class="gen"><span lang="AR-SA" style="font-size: 13pt;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span class="gen"><span dir="LTR" lang="AR-SA" style="font-size: 11pt;"><span dir="LTR"></span> </span></span><span class="gen"><span dir="LTR" lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Sayyidina Ali ibn Abi Thalib r.a. pernah berpesan kepada kita:<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; unicode-bidi: embed;"><span class="gen"><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">اُنْظُرْ مَا قَالَ وَلاَ تَنْظُرْ مَنْ قَالَ<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Perhatikan apa yang dikatakan orang, jangan memperhatikan siapa yang mengatakannya.<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="gen"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Pesan tersebut memberi arah kepada kita bahwa dalam mencari kebenaran hendaknya kita memfokuskan pada substansi kebenaran itu, bukan kepada siapa yang mengucapkan. Berarti bahwa kita harus selalu bersedia menerima kebenaran meskipun keluar atau datang dari orang yang tidak kita senangi, atau dari orang yang kita membencinya, bahkan dari musuh sekalipun. Inilah yang dimaksud dengan obyektivitas dalam memahami persoalan. Dan orang muslim dituntut untuk itu. <o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Sementara nasehat-menasehati menyangkut kesabaran adalah bahwa setiap orang dituntut untuk bersikap sabar, dan pada saat yang sama ia mampu menyabarkan saudaranya yang lain. Sabar harus menjadi bagian dalam sistem hidup orang-orang yang beriman. Sabar ada dua: sabar jasmani dan sabar rohani. Sabar jasmani artinya dalam menerima dan melaksanakan perintah-perintah Allah yang melibatkan jasmani kita, seperti sabar melaksanakan puasa Ramadhan yang menyebabkan kita harus menahan lapar dan dahaga, juga sabar dalam melaksanakan shalat taraweh, dan lain sebagainya. Sedangkan sabar rohani adalah sabar dalam hal menahan hawa nafsu agar tidak terjerumus kepada tindakan-tindakan yang menyimpang dari agama dan yang dapat mencelakakan diri kita. Inilah diantara maksud yang terkandung dalam ayat yang berbunyi:<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; unicode-bidi: embed;"><span class="gen"><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">وَتَوَاصَوْاْ بِالصَّبْرِ<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 24.3pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Dan nasehat-menasehatilah supaya menetapi kesabaran.<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Rangkaian ayat tadi mengandung makna bahwa kita dituntut untuk mengembangkan kebenaran dalam diri kita masing-masing, tetapi pada saat yang sama kita juga dituntut untuk mengembangkannya kepada orang lain. Anda dituntut untuk memperhatikan saya, sebagaiman saya diwajibkan untuk memperhatikan Anda. Anda wajib mengingatkan apabila mendapati saya berbuat suatu kesalahan dan saya harus menerima peringatan Anda itu dengan lapang hati. Termasuk pula, Anda dituntut untuk mengingatkan dan menyabarkan saya manakala di luar kontrol emosi saya telah bersikap tidak sabar. Begitu pula sebaliknya. <o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; unicode-bidi: embed;"><span class="gen"><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">فَبَشِّرْ عِبَادِ. الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَـتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُوْلَـئِكَ هُمْ أُوْلُو الأَلْبَابِ<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Sampaikanlah berita gembira kepada hamba- hamba-Ku. Yaitu mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti mana yang terbaik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal. (Q, s. <i>al-Zumar</i> / 39:17-18)<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span class="gen"><span lang="EN-US">Itulah karekteristik orang-orang beriman: “benar dan membenarkan”, “sabar dan menyabarkan”. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Ada</st1:city></st1:place> ungkapan mutiara menarik dari KH. Ahmad Sahal (Trimurti Pendiri Pondok Modern Gontor), beliau mengatakan: “<i>jika seorang memperbaiki yang lain, maka semua orang akan menjadi baik</i>”. </span></span><span class="gen"><span dir="RTL" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal"><br /></div></div>hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-7774824614678367982012-07-06T04:22:00.000-07:002013-01-29T03:30:48.577-08:00AKHLAK TERHADAP ORANG TUA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span><br /><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;"> S</span>alah satu ajaran paling penting setelah ajaran Tauhid adalah berbakti kepada kedua orang tua. Bahkan, menurut pendapat banyak ulama, ajaran berbakti kepada kedua orang tua ini menempati urutan kedua setelah ajaran menyembah kepada Allah S.w.t. Dalam Al-Qur’an disebutkan:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-EG" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 14pt;">وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيماً<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 11pt;">Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "<i>ah</i>" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (Q, s. <i>al-Isra’</i> / 17:23) <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on"><span class="gen"><span lang="EN-US">Ada</span></span></st1:city></st1:place><span class="gen"><span lang="EN-US"> tiga kelompok yang disebut orang tua dalam ajaran Islam. <i>Pertama, </i>“</span></span><span class="gen"><span dir="RTL" lang="AR-SA">الأب الذي ولدك</span></span><span dir="LTR"></span><span class="gen"><i><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span>“</span></i></span><span class="gen"><span lang="EN-US"> :<i> </i>bapak-ibu yang melahirkan, yaitu bapak-ibu kandung. <i>Kedua, </i>“</span></span><span class="gen"><span dir="RTL" lang="AR-SA">الأب الذي زوجك</span></span><span dir="LTR"></span><span class="gen"><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span>“ : bapak-ibu yang mengawinkan, yaitu bapak-ibu mertua. <i>Ketiga</i>, “</span></span><span class="gen"><span dir="RTL" lang="AR-SA">الأب الذي علمك</span></span><span dir="LTR"></span><span class="gen"><span lang="EN-US"><span dir="LTR"></span>“ : bapak-ibu yang mengajarkan, yaitu bapak-ibu guru. Ketiga kelompok inilah yang diwajibkan atas kita untuk menghormati dan berbuat baik kepadanya.<o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Menghormati mertua dan guru harus sama seperti menghormati kedua orang tua sendiri. Sebab mertua adalah bapak-ibu kandung dari istri atau suami kita. Ketika seseorang menikah, maka ia telah menikah dengan anak dari seorang ayah dan ibu, dan bukan –maaf-- anak hewan. Bagi seorang suami, misalnya, keduanya bersifat mertua, tetapi bagi istrinya keduanya adalah orang tua kandung. Demikian pula sebaliknya. Ketika seseorang menginjak dewasa, bapak-ibu gurulah yang mengajarkannya tentang banyak hal hingga ia menjadi mengerti tentang banyak hal dalam kehidupan ini. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Maka, kewajiban menghormati orang tua dalam Islam merupakan salah satu ajaran yang sangat penting dan prinsip. Ketika Allah memerintahkan kita untuk berbakti kepada kedua orang tua, maka perintah ini sebetulnya sangat bisa dipahami. Cobalah bayangkan, bagaimana repotnya ibu ketika mengandung selama kurang lebih 9 bulan. Kerepotan ibu, juga bapak, semakin bertambah ketika kita terlahir ke dunia, mulai dari merawat, memelihara, dan memberinya makan dan minum dengan penuh kasih sayang. Bagi orang tua tidak ada yang lebih berarti daripada sang jabang bayi yang baru saja dilahirkannya. Mereka sangat bahagia dengan tangisan dan kotorannya, akan tetapi mereka akan sedih ketika harus melihatnya sakit.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Dalam konteks berbuat baik kepada kedua orang tua, Al-Qur’an menganjurkan agar kita melakukannya dengan cara “<i>ihsān</i>”. Ihsan artinya kita melakukan sesuatu lebih dari sekedar kewajiban. Shalat <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">lima</st1:city></st1:place> waktu merupakan kewajiban, tetapi jika kita menambahnya dengan shalat-shalat sunnah lainnya, maka itulah ihsan. Puasa Ramadhan adalah kewajiban, dan jika kita mampu menambahnya dengan puasa-puasa sunnah, puasa Senin-Kamis misalnya, maka itulah ihsan. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Berbuat baik kepada kedua orang tua harus diupayakan secara maksimal, secara ihsan, lebih dari sekedar kewajiban kita terhadapnya. Jika sang anak ingin memberikan sesuatu kepada orang tua, berikanlah yang maksimal. Karena yang maksimal saja belum tentu dapat sebanding dengan jerih payah dan pengorbanan keduanya selama ini dalam mengasuh dan membesarkannya. Seseorang bisa menjadi dokter, tentu berkat orang tua. Menjadi insinyur, juga berkat orang tua. Menjadi ulama juga berkat orang tua. Bahkan menjadi presiden juga berkat orang tua. Setidaknya, karena do’a orang tua itulah seseorang berhasil menggapai apa yang diusahakannya. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Itulah pengorbanan orang tua dalam memelihara, mengasuh dan membesarkan kita hingga seperti ini. Oleh karenanya, Al-Qur’an lagi-lagi menegaskan:<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span class="gen"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 14pt;">وَوَصَّيْنَا الإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 11pt;">Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu (Q, s. <i>Luqman</i> / 31:14)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Jadi menurut Al-Qur’an ibu mengandung, melahirkan dan menyusui adalah suatu pengorbanan yang luhur, yang menuntut adanya balasan terimakasih dari anaknya. Ini berbeda dengan <i>Genesis</i> dalam Perjanjian Lama yang mengatakan bahwa wanita mengandung, melahirkan dan menyusui adalah akibat dosanya (melalui Hawa, istri Adam) yang telah melanggar larangan Tuhan di Surga. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Berbuat baik kepada orang tua dalam Islam bersifat mutlak. Artinya andaikata ada diantara kita yang kedua orang tuanya kebetulan berbeda agama, Al-Qur’an tetap mengajarkan untuk berbuat baik kepada keduanya. Artinya, berbuat baik kepada kedua orang tua itu tidak didasarkan atas kesamaan agama, tetapi lebih karena jasa-jasa baik keduanya terhadap perkembangan dan jati diri kita. <o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span class="gen"><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">وَإِن جَاهَدَاكَ عَلَى أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفاً وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ</span></span><span class="gen"><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-size: 11pt;">Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q, s. <i>Luqman</i> / 31:15)</span></span><span class="gen"><span lang="EN-US" style="font-size: 16pt;"><o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span lang="EN-US">Dalam rangka berbuat baik kepada kedua orang tua tersebut, Al-Qur’an mengajarkan agar kita berdo’a:</span><span dir="RTL" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-right: 24.3pt; text-align: justify; text-indent: 18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 14pt;">وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيراً<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 11pt;">Ya Tuhanku, berilah rahmat kepada kedua orang tuaku, sebagaimana mereka berdua telah mendidikku di waktu kecil. (Q, s. <i>al-Isra’</i>/17:24)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span lang="EN-US">Maka, b</span><span class="gen"><span lang="EN-US">arangsiapa yang durhaka kepada kedua orang tua, Allah akan melaknatnya, dan mengharamkan surga baginya. <o:p></o:p></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; margin-right: 24.3pt; text-align: justify; text-indent: 24.3pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%; unicode-bidi: embed;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">ر</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">ِ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">ض</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">َى</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"> الله في ر</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">ِ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">ض</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">َى</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"> الو</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">َ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">ال</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">ِ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">د</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">َ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">ي</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">ْ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">ن</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">ِ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"> و</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">َ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">س</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">ُ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">خ</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">ْ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">ط</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">ُ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"> الله</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">ِ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"> في</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">ِ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"> س</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">ُ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">خ</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">ْ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">ط</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">ِ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"> الو</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">َ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">ال</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">ِ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">د</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">َ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">ي</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">ْ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;">ن</span><span lang="AR-EG" style="font-size: 14pt;">ِ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 14pt;"> (متفق عليه)<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 24.3pt; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt; text-justify: kashida; text-kashida: 0%;"><span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; font-size: 11pt;">Keridhaan Allah tergantung pada keridhaan kedua orang tua, dan kemurkaan Allah tergantung pula pada kemurkaan kedua orang tua (HR. Muttafaq ‘Alaih)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal"><br /></div></div>hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-71127117024189570392012-07-05T16:44:00.000-07:002013-01-29T03:30:48.632-08:00Qasidah Muhammadun Ashroful<object height="263" width="350"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/ybJ8wEKJhWs?version=3&hl=id_ID&rel=0"></param><param name="allowFullScreen" value="true"></param><param name="allowscriptaccess" value="always"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/ybJ8wEKJhWs?version=3&hl=id_ID&rel=0" type="application/x-shockwave-flash" width="350" height="263" allowscriptaccess="always" allowfullscreen="true"></embed></object><br /><br />مُحَمَّدٌ أَشْرَفُ الأَعْرَابِ وَالْعَجَمِ<br />مُحَمَّدٌ خَيْرُ مَنْ يَمْشِيْ عَلَى قَدَمِ<br />Muhammad adalah termulia di hadapan Arab dan Ajam<br />Muhammad lah sebaik-baik manusia yang berjalan di bumi ini<br /><br />مُحَمَّدٌ بَاسِطُ الْمَعْرُوْفِ جَامِعُهُ<br />مُحَمَّدٌ صَاحِبُ الإِحْسَــانِ وَالْكَرَمِ<br />Muhammad adalah luas kebaikannya,dialah pengumpulnya<br />Muhammad lah penghulu segala kebaikan dan kemuliaan<br /><br /><span class="fullpost">مُحَمَّدٌ تَاجُ رُسْلِ اللهِ قَاطِبَةً<br />مُحَمَّدٌ صَادِقُ الأَقْوَالِ وَالكَلِمِ<br />Muhammad adalah mahkota para rasul ALLAH,seluruhnya<br />Muhammad adalah benar pada kata-katanya<br /><br /> مُحَمَّدُ ثَابِتُ المِيْثَاقِ حَافِظُهُ<br />مُحَمَّدُ طَيِّبُ الأَخْلَاقِ وَالْشِيَمِ<br />Muhammad adalah tetap pada janjinya<br />Muhammad itu cantik akhlak dan rupanya<br /><br /> مُحَمَّدُ رُوِيَت بِالنُّورِ طِيْنَتُهُ<br />مُحَمَّدُ لمَْ يَزَلْ نُوْراً مِّنَ الْقِدَمِ<br />Muhammad,tanah semadinya disirami dengan Nur<br />Muhammad,dia masih bercahaya sejak azali<br /><br /> مُحَمَّدُ حَاكِمُ بِالعَدْلِ ذُوْ شَرَفٍ<br /><br />مُحَمَّدُ مَعْدِنُ الإِنْعَامِ وَالْحِكَمِ </span><br /><span class="fullpost">Muhammad seorang hakim yang adil,punya kemuliaan<br />Muhammad adalah kunci kenikmatan dan hikmah<br /><br /> مُحَمَّدُ خَيْرُ خَلْقِ اللهِ مِنْ مُضَرِ<br />مُحَمَّدُ خَيْرُ رُسْلِ اللهِ كُلِّهِِمِ<br />Muhammad adalah semulia-mulia makhluk ALLAH,dari kaum Mudhar<br />Muhammad itu semulia-mulia rasul ALLAH,seluruhnya<br /><br /> مُحَمَّدُ دِيْنُهُ حَـــقٌّ نَدِيْنُ بِهِ<br />مُحَمَّدُ مُجْمِلاً حَقاً عَلَى عَلَمِ<br />Muhammad,agamanya adalah kebenaran,yang kita anuti<br />Muhammad adalah kebenaran,sebenar-benarnya<br /><br /> مُحَمَّدُ ذِكْرُهُ رُوْحٌ لِأَنْفُسِنَا<br />محمد شُكْرُهُ فَرْضٌ عَلَى الأُمَمِ<br />Muhammad,mengingatinya adalah seperti roh bagi kita<br />Muhammad,wajib kita berterima kasih kepadanya<br /><br /> محمد زِينَةٌ الدُنْيَا وَبَهْجَتُهَا<br />محمد كَاشِفٌ الغُمَّاتِ وَالظُلَمِ<br />Muhammad adalah penghias dunia dan penghiburnya<br />Muhammad,ibarat penghapus duka dan kegelapan<br /><br /> محمد سَيِّدُ طَابَتْ مَنَاقِبُهُ<br />محمد صَاغَهُ الرَحمَنُ بِالنِعمَِ<br />Muhammad,penghulu yang suci perbuatannya<br />Muhammad,diberikan sebaik-baik nikmat oleh ALLAH<br /><br /> محمد صَفْوَةٌ البَارِي وَخِيْرَتُهُ<br />محمد طَاهِرٌ مِنْ سَائِرِ التُهَمِ<br />Muhammad,adalah insan pilihan ALLAH,sebaik-baik makhluk<br />Muhammad,adalah suci daripada segala tohmahan<br /><br /> محمد ضَاحِكٌ لِلضَيْفِ مُكْرِمُهُ<br />محمد جَارُهُ وَاللهِ لمَ يُضَمِ<br />Muhammad,tersenyum buat tetamunya,bahkan memuliakannya<br />Muhammad,jirannya,demi ALLAH tidak dizaliminya<br /><br /> محمد طَابَتِ الدُنْيَا بِبَعْثَتِهِ<br />محمد جَاءَ بِالآيَاتِ وَالحِكَمِ<br />Muhammad,alangkah indahnya dunia dengan kehadirannya<br />Muhammad,telah datang dengan mukjizat dan hikmah-hikmah<br /><br />محمد يَوْمَ بَعْثِ النَّاسِ شَافِعُنَا<br />محمد نُورُهُ الهَادِي مِنَ الظُّلَمِ<br />Muhammad,kelak di hari kebangkitan,dialah pemberi syafaat kita<br />Muhammad,nurnya ibarat penyuluh hidayah dari kegelapan<br /><br /> محمد قَائِمٌ لِلّهِ ذُو هِمَمِ<br />محمد خَاتَمُ لِلرُّسْلِ كُلِّهِمِ<br />Muhammad,tidak putus-putus menghadap ALLAH dengan penuh harapan<br />Muhammad adalah penamat sekalian rasul ALLAH,seluruhnya</span>hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-49491855122480608272012-07-05T07:50:00.000-07:002013-01-29T03:30:48.684-08:00Beda Ya, Rela Dan Ikhlas Itu.....kalau rela belum tentu ihlas, tapi kalau ihlas sudah pasti rela. Ada perbedaan mendasar lagi antara rela dan ihlas. Kalau rela bisa dengan siapapun misalnya kita bekerja kita rela demi uang, demi keluarga. Kita Belajar bisa karena ilmu, karena masa depan baik bekerja maupun menuntut ilmu yang demikian bukanlah ihlas tapi baru rela. Ihlas hanya dibenarkan jika apapun yang dilakukan itu semata mata (just, only) karena Allah. Antara rela dan ihlas sangat berbeda, sedangkan kebanyakan kita sering terjebak dengan istilah ihlas padahal rela, misalnya ketika kita akan memberikan sedekah kepada orang kita mengatakan ihlas padahal maksudnya agar masalah masalah yang dihadapinya cepat selesai. Jelas disini ada perbedaan antara ihlas dan rela. Makanya ihlas seringkali disambung dengan ihlas lillahi taala.<br /><br />Saya menulis ini mencoba untuk membersihkan diri dengan menulis karena Allah, bukan karena yang lainnya, misalnya agar pembaca blog saya tambah banyak, atau tujuan lainnya. Jadi saya berusaha memurnikan tujuan penulisan di blog ini. Kalaupun saya menulis yang agak menyakitkan bagi sebagian orang itupun saya usahakan dengan ihlas karena Allah, jika ada yang tidak senang dengan tulisan saya maka sayapun tidak dapat berbuat apa-apa dan saya pun ihlas jika ada pembaca yang akhirnya kecewa dan meninggalkan blog ini.<br /><br />baiklah saya tidak perlu menulis panjang lebar, yang penting mari kita bersihkan semua apa yang kita lakukan , dan kita tingkatkan dari rela menjadi ihlas. semoga saya dan anda diihlaskan Allah dalam segala hal aminhanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-32634588998767622212012-07-05T01:55:00.000-07:002013-01-29T03:30:48.735-08:00Alfu Alfi Sholatul 'Adziim<div style="color: #ffd966;"><i>Alfu Alfi Sholaatin Wa Alfu Alfi Salaamin ‘Alaika Yaa Sayyidal Mursaliin</i></div><div style="color: #ffd966;"><i>Sejuta rahmat dan sejuta keselamatan untuk-mu Wahai Pemimpin para Rasul</i></div><br />Memperingati bulan Sya'ban dan mempersiapkan memasuki bulan RAmadhan.. marilah kita membaca sholawat mengagungkan rasululllah.. <br />berikut adalah salah satu sholawat agung yang bisa diamalkan. salam <br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgB5hX62MQx1zHyeQvDRS_mtjwP_LCNPq1NLA940vrlxsNQpE-ZdTyutdERoN5eK_b_e9HR3211C9npPKRO7o85NsfY82ueOzU4vsCAFwUmo2zhA1KzYHIEK2elQ-WHDyhZlpFFuQ6OhdKs/s1600/517.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgB5hX62MQx1zHyeQvDRS_mtjwP_LCNPq1NLA940vrlxsNQpE-ZdTyutdERoN5eK_b_e9HR3211C9npPKRO7o85NsfY82ueOzU4vsCAFwUmo2zhA1KzYHIEK2elQ-WHDyhZlpFFuQ6OhdKs/s400/517.jpg" width="244" /></a></div><span class="fullpost"></span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span class="fullpost"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo-ZFykktnslxB-0oUfypd482VkqH90Z-DnPz7r7UHTdtXd-pmz7rNi6NjDvCK-T7E8idhN70M04g1vgHAncoFxtkTh3NaZIrKYoebY7Wf0gXUSywVWDnbry7p5RYRoW_VW8Ay-NGKWARn/s1600/518.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo-ZFykktnslxB-0oUfypd482VkqH90Z-DnPz7r7UHTdtXd-pmz7rNi6NjDvCK-T7E8idhN70M04g1vgHAncoFxtkTh3NaZIrKYoebY7Wf0gXUSywVWDnbry7p5RYRoW_VW8Ay-NGKWARn/s400/518.jpg" width="244" /></a></span></div><span class="fullpost"></span><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span class="fullpost"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhk20Eki8bZjrnn3Oo2IgEIP8U8A_2H-qnlTPxMnvY1DdcZif4Chr5IQryAuB7HngAn__6pAh4VBB-aWQIEfXPLPl2He_TdCSR8BCnnrQWZd3d-V9zWfOJMhHTc_v9PSv3nePQfbEZLrKhP/s1600/519.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhk20Eki8bZjrnn3Oo2IgEIP8U8A_2H-qnlTPxMnvY1DdcZif4Chr5IQryAuB7HngAn__6pAh4VBB-aWQIEfXPLPl2He_TdCSR8BCnnrQWZd3d-V9zWfOJMhHTc_v9PSv3nePQfbEZLrKhP/s400/519.jpg" width="244" /></a></span></div><span class="fullpost"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxp8891m4ohg1rN211WOMO96RCVx3bzWOiiyDrGyhqaCMShIkiy1Mi11m1ZEE-2KDQrfX0L-p8eI3xgj5U6kCo8PJNLiBzvkNxcEIBE1boPn9_YCRYic1LaiJDOGV1ju9lab8O0CTYYNuJ/s1600/520.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="89" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxp8891m4ohg1rN211WOMO96RCVx3bzWOiiyDrGyhqaCMShIkiy1Mi11m1ZEE-2KDQrfX0L-p8eI3xgj5U6kCo8PJNLiBzvkNxcEIBE1boPn9_YCRYic1LaiJDOGV1ju9lab8O0CTYYNuJ/s400/520.jpg" width="400" /></a></div></span>hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-3921663856614596772012-07-04T16:16:00.000-07:002013-01-29T03:30:48.787-08:00Makanlah dengan Tangan Kanan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV1LWh4gpyeiQIR09wAihO_2k1gVrnPN5JDNdRm2AYyLYpuqmE1nD5UFOfyAof1S1OrcPyXeP7tKVv6QrvJgmXNgkM0py3xL2KKQV-XM4ftv5hsjWKrmmBqrDX4AECIUJX8NmZOTpBU6g/s1600/makan+tangan+kanan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="298" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgV1LWh4gpyeiQIR09wAihO_2k1gVrnPN5JDNdRm2AYyLYpuqmE1nD5UFOfyAof1S1OrcPyXeP7tKVv6QrvJgmXNgkM0py3xL2KKQV-XM4ftv5hsjWKrmmBqrDX4AECIUJX8NmZOTpBU6g/s400/makan+tangan+kanan.jpg" width="400" /></a></div><span style="background-color: #eeeeee;"><em style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.</em><span style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px;"></span></span><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Beberapa kesempatan yang lalu, kami sempat membahas di antara adab makan. Tema yang telah diangkat adalah <a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3105-sebelum-makan-bacalah-bismillah.html" style="border: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" target="_blank" title="Sebelum Makan, Bacalah “Bismillah”">adab membaca “bismillah” sebelum makan</a>. Saat ini kami akan membahas adab makan yang lain yaitu adab makan dengan tangan kanan.</span></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Dalam hadits yang <em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">muttafaqun ‘alaih</em>,</span></div><div align="center" dir="RTL" style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee; border: 0px; font-size: 14pt; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ</span></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;">“<em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">Wahai anak, sebutlah nama Allah, dan makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah yang ada di hadapanmu</em>." (HR. Bukhari no. 5376, Bab Membaca Basmalah ketika Makan dan Makan dengan Tangan Kanan; Muslim no. 2022, Bab Adab Makan-Minum dan Hukumnya)</span></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Dalam <em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">Shahih Muslim</em> disebutkan sebuah riwayat,</span></div><div align="center" dir="RTL" style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee; border: 0px; font-size: 14pt; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">« إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ ».</span></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;">"<em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">Jika seseorang di antara kalian makan, maka hendaknya dia makan dengan tangan kanannya. Jika minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya pula</em>." (HR. Muslim no. 2020, Bab Adab Makan-Minum dan Hukumnya)</span></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Dalam kitab yang sama disebutkan riwayat lainnya,</span></div><div align="center" dir="RTL" style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee; border: 0px; font-size: 14pt; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">أَنَّ رَجُلاً أَكَلَ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِشِمَالِهِ فَقَالَ « كُلْ بِيَمِينِكَ ». قَالَ لاَ أَسْتَطِيعُ قَالَ « لاَ اسْتَطَعْتَ ». مَا مَنَعَهُ إِلاَّ الْكِبْرُ. قَالَ فَمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ.</span></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;">“<em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">Ada seorang laki-laki makan di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan tangan kirinya. Lalu Rasulullah bersabda, ‘Makanlah dengan tangan kananmu!’ Dia malah menjawab, 'Aku tidak bisa.' Beliau bersabda, ‘Benarkah kamu tidak bisa?’ -dia menolaknya karena sombong-. Setelah itu tangannya tidak bisa sampai ke mulutnya</em>.” (HR. Muslim no. 2021)</span></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Dari beberapa hadits di atas, kita dapat menarik pelajaran bahwa <em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">terlarangnya</em> makan dengan tangan kiri.</span></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Kebanyakan ulama Syafi’iyah berpandangan bahwa hukum makan dengan tangan kanan hanyalah <em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">sunnah</em> (dianjurkan). Demikianlah yang dipilih oleh Al Ghozali kemudian An Nawawi. Akan tetapi, ada pendapat tegas dari Imam Asy Syafi’i dalam kitab “Ar Risalah” dan di tempat lain dalam “Al Umm” yang menyatakan bahwa hukum makan dengan tangan kanan adalah<span style="border: 0px; color: red; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">wajib</em></span>.<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3201-hukum-makan-dengan-tangan-kiri.html#_ftn1" style="border: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;">[1]</a></span></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Pendapat yang dikatakan oleh Imam Asy Syafi’i, itulah yang dinilai lebih kuat.</span></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Penulis ‘Aunul Ma’bud, Al ‘Azhim Abadi memberikan penjelasan, “Pada hadits (urutan kedua seperti di atas, pen) secara tekstual menunjukkan perintah untuk makan dan minum dengan tangan kanan adalah <em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">wajib</em>. Demikianlah pendapat sebagian ulama. Bahkan hal ini dikuatkan oleh riwayat Muslim, “<em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">Ada seorang laki-laki makan di samping Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan tangan kirinya. Lalu Rasulullah bersabda, ‘Makanlah dengan tangan kananmu!’ Dia malah menjawab, 'Aku tidak bisa.' Beliau bersabda, ‘Benarkah kamu tidak bisa?’ -dia menolaknya karena sombong-. Setelah itu tangannya tidak bisa sampai ke mulutnya</em>.”<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3201-hukum-makan-dengan-tangan-kiri.html#_ftn2" style="border: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;">[2]</a></span></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Artinya jika dikatakan wajib, maka yang makan atau minum dengan tangan kiri dengan kesengajaan, berarti melakukan<span style="border: 0px; color: red; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">keharaman</em></span>. Demikianlah yang lebih tepat karena ada penguat dalam riwayat Muslim yang menyatakan bahwa makan dengan<em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">tangan kiri </em>menyerupai perbuatan setan. Inilah yang menjadi alasan wajibnya sebagaimana telah jelas dalam kaedah fiqhiyah.<em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">Wallahu a’lam</em>.</span></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Namun jika ada <span style="border: 0px; color: red; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;"><em style="border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">udzur</em> </span>(halangan) menggunakan tangan kanan kala itu, maka dimaafkan jika harus menggunakan tangan kiri. Ibnu Baththol menukil perkataan Ath Thobari, di mana beliau berkata, “Tidak boleh makan dan minum dengan tangan kiri kecuali bagi orang yang tangan kanannya dalam kesulitan untuk digunakan karena mesti melakukan hal lainnya seperti digunakan untuk mengambil, memberi, mengangkat, meletakkan atau membentangkan sesuatu.” Lalu Ath Thobari menyebutkan riwayat ‘Ali yang mendukung hal ini.<a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3201-hukum-makan-dengan-tangan-kiri.html#_ftn3" style="border: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;">[3]</a> Ingat sekali lagi, dibolehkan dengan tangan kiri di sini ketika memang darurat, bukan karena malas.</span></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Demikian sajian singkat malam hari ini. Semoga yang sedikit ini bermanfaat.</span></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><em style="background-color: #eeeeee; border: 0px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px;">Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.</em></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><br /></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Selesai disusun saat kumandang adzan ‘Isya di Ummul Hammam, KSU, Riyadh, Saudi Arabia, 22 Syawal 1431 H</span></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal</span></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;">Artikel <a href="http://www.rumaysho.com/" style="border: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;">www.rumaysho.com</a></span></div><span style="background-color: #eeeeee;"><br clear="all" style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px;" /></span><hr style="border-bottom-width: 0px; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-top-color: rgb(221, 221, 221); border-top-style: solid; clear: both; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; height: 1px; line-height: 0; margin: 16px 0px; padding: 0px;" /><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3201-hukum-makan-dengan-tangan-kiri.html#_ftnref1" style="border: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;">[1]</a> Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, Darul Ma’rifah, 1379, 9/522</span></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3201-hukum-makan-dengan-tangan-kiri.html#_ftnref2" style="border: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;">[2]</a> ‘Aunul Ma’bud, Al ‘Azhim Abadi, Abuth Thoyib, Darul Kutub Al ‘Ilmiyyah, cetakan kedua, 1415 H, 10/179</span></div><div style="border: 0px; color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 21px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; outline: 0px; padding: 0px;"><span style="background-color: #eeeeee;"><a href="http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3201-hukum-makan-dengan-tangan-kiri.html#_ftnref3" style="border: 0px; color: #222222; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;">[3]</a> Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, Asy Syamilah, 18/27.</span></div><div class="fullpost"></div>hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-55617383191394297242012-07-04T16:11:00.000-07:002013-01-29T03:30:48.840-08:00DVD mp3 Murottal Terjemah 30 Juz<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name"> </h3><div class="MsoNormal" dir="LTR" style="direction: ltr; text-align: left; unicode-bidi: embed;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf3A1JXt1VHpK-2VepmgbE2Pn2K_zidKNaF8LE_0ubYHDNd2H8oIKWDmDVlKcDbOfoV0VrwVd1X23cxWXD6rDpdg1H2Z0vvd1RLcFZDSSjuY_-oj2oKuSS9hXofxEnUMTqmZt2PpSqm3Tc/s1600/Murotal+Terjemah+30+Juz.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="220" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf3A1JXt1VHpK-2VepmgbE2Pn2K_zidKNaF8LE_0ubYHDNd2H8oIKWDmDVlKcDbOfoV0VrwVd1X23cxWXD6rDpdg1H2Z0vvd1RLcFZDSSjuY_-oj2oKuSS9hXofxEnUMTqmZt2PpSqm3Tc/s320/Murotal+Terjemah+30+Juz.jpg" width="320" /></a></div>DVD mp3 Murottal Terjemah 30 Juz<br /><br />Silmi Production bersma Nurisfm merilis DVD MP3 Murotal disertai terjemah Al-Quran Lengkap 30 Juz dengan <b>kualitas suara High Quality (HQ) 128 Kbps Stereo, 44100 Hz.</b><br /><br /><b>Bagi sahabat yang berminat memiliki DVD ini bisa menghubungi admin nurisfm </b></div>hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-40039395708758290892012-07-04T07:48:00.000-07:002013-01-29T03:30:48.892-08:00Hadits Jihad dan Niat<div style="margin: 1em 0 3px 0;"><a href="http://feedproxy.google.com/%7Er/muslimah-or-id/%7E3/wJVsQjNCCwc/hadits-jihad-dan-niat.html?utm_source=feedburner&utm_medium=email" name="1" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 18px;"></a> </div>R<b>iyadhus Shalihin hadits ke 3 </b><br /><b> Bab Ikhlas dan Menghadirkan Niat Dalam Semua Perbuatan dan Ucapan, Baik yang Terang-Terangan Maupun Sembunyi-Sembunyi</b><br /><div class="arab"><br />3- وعن عائِشةَ رضيَ اللهُ عنها ، قَالَتْ : قَالَ النبي :<br />لا هِجْرَةَ بَعْدَ الفَتْحِ ، وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ ، وَإِذَا اسْتُنْفِرْتُمْ فانْفِرُوا<br />مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ<br />وَمَعناهُ : لا هِجْرَةَ مِنْ مَكّةَ لأَنَّهَا صَارَتْ دَارَ إسلاَمٍ . </div>Dari Aisyah <i>radhiyallahu 'anha</i>, dia berkata: Nabi <i>shallallahu 'alaihi wa sallam</i> bersabda: <i>"Tidak ada hijrah setelah terbukanya kota Mekah. Akan tetapi (yang ada) adalah jihad dan niat. Dan jika kamu diminta berangkat jihad maka berangkatlah."</i> (Muttafaq 'alaih)<br />Artinya: Tidak ada hijrah dari Mekah karena Mekah telah menjadi Darul Islam<br /><br /><b>Faedah hadits:</b><br /><ol><li>Dihapusnya kewajiban hijrah dari Mekah ke Madinah setelah pembukaan kota Mekah karena Mekah telah menjadi Darul Islam, begitu juga kota lain, jika telah menjadi kota Islam, maka hukumnya sama dengan Mekah yaitu tidak ada hijrah.</li><li>Berita gembira bahwasanya Mekah akan selalu menjadi kota Islam.</li><li>Perintah hijrah tidak terputus apabila di dunia masih ada negeri kafir dan negeri Islam. Barang siapa yang terdzalimi di negeri kafir maka wajib untuk hijrah ke negeri Islam jika mampu.</li><li>Hirjah tidak disyariatkan lagi jika sebuah negeri telah menjadi negeri Islam. Namun kebaikan hijrah yang menjadi terputus karena hal itu bisa digantikan dengan jihad dan niat yang baik.</li><li>Wajib ikut berperang jika diperintahkan penguasa. Hal ini menujukkan bahwa jihad harus bersama penguasa yang syah.</li><li>Amal dinilai berdasarkan niatnya.</li><li>Wajib bertekad untuk jihad, berlatih dan mempersiapkan diri untuk melakukannya.</li></ol>***<br /><a href="http://muslimah.or.id/" rel="nofollow" target="_blank">muslimah.or.id</a><br />disarikan dari Kitab <i>Bahjatun Naadziriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin </i> karya Syaikh Salim bin 'Ied Al Hilali<br />Tim Penerjemah Muslimah.Or.Id<br /><div><div id="ftn1"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1345565348256925011#_ftnref1" name="_ftn1"> 3</a>- أخرجه : البخاري 5/72 ( 3900 ) ، ومسلم 6/28 ( 1864 ) .</div></div>hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-27580356583902876642012-07-04T07:28:00.000-07:002013-01-29T03:30:48.944-08:00KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD SAW<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:___WRD_EMBED_SUB_327; mso-fareast-language:EN-US;} </style> <![endif]--> </div><div class="MsoListParagraph" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;"></span></span></b><b><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dalam suatu telaah terhadap seratus tokoh berpengaruh di dunia, Muhammad saw diakui sebagai seorang tokoh yang paling berpengaruh dan menduduki rangking pertama. Ketinggian itu dilihat dari berbagai perspektif, misalnya sudut kepribadian, jasa-jasa dan prestasi beliau dalam menyebarkan ajaran Islam pada waktu yang relatif singkat. Kesuksesan beliau dalam berbagai bidang merupakan dimensi lain kemampuan sebagai <i>leader</i> dan<i> manajer</i> yang menambah keyakinan akan kebenaran Rasul.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[1]</span></span></span></span></span></a> Dikatakan leader karena beliau selalu tampil di muka, menampilkan keteladanan, dan kharisma sehingga mampu mengarahkan, membimbing dan menjadi panutan. Dikatakan manajer karena beliau pandai mengatur pekerjaan atau bekerja sama dengan baik, melakukan perencanaan, memimpin dan mengendalikannya untuk mencapai sasaran. </span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Umat Islam memandang Muhammad saw bukan hanya sebagai pembawa agama terakhir (Rasul) – yang sering disebut orang sebagai pemimpin spiritual, tetapi sebagai pemimpin umat, pemimpin agama, pemimpin negara, komandan perang, qadi (hakim), suami yang adil, ayah yang bijak sekaligus pemimpin bangsa Arab dan dunia.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[2]</span></span></span></span></span></a> Peran yang sangat komplek ini telah diperankan dengan baik oleh Nabi Muhammad saw., sehingga menjadi dasar bagi umatnya sampai akhir zaman. Hal ini menunjukkan bahwa peran Nabi Muhammad saw. sebagai pemimpin umat sangat besar pengaruhnya. Perwujudan kepemimpinan beliau dengan memberi pendidikan dan pengajaran yang baik kepada umat dengan keteladanan yang baik (uswatun hasanah). </span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pada dasarnya Islam memandang bahwa setiap manusia merupakan pemimpin. Sehingga setiap umat Islam sebagai pemimpin yang beriman harus berusaha secara maksimal untuk meneladani kepemimpinan Rasulullah sebagai konkretisasi kepemimpinan Allah SWT., untuk itu Allah SWT. memfirmankan agar mentaati Rasulullah, baik berdasarkan sabda dan perilakunya, maupun diamnya beliau dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai masalah kehidupan. </span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Hal ini sesuai dengan firman Allah surat An-Nisa’:64</span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 4.2pt 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: -0.45pt; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR" style="font-size: 16pt; line-height: 115%;">وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ ٱللَّهِ</span><span class="waqfsign1"><span lang="AR" style="font-size: 16.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-language: AR;"> </span></span><span lang="AR" style="font-size: 16pt; line-height: 115%;">وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذ ظَّلَمُوأَنفُسَهُمْ جَآءُوكَ فَٱسْتَغْفَرُوا ٱللَّهَ وَٱسْتَغْفَرَ لَهُمُ ٱلرَّسُولُ لَوَجَدُواٱللَّهَ تَوَّابًا رَّحِيمًا [٤:٦٤]</span><span dir="LTR" style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">“Dan kami tidak mengutus seseorang Rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul-pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang”.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[3]</span></span></span></span></span></a> (Q.S. An-Nisa:64).</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Firman Allah di atas dengan jelas memerintahkan agar setiap umat Islam mematuhi dan taat pada perintah Allah dan Rasulullah. Allah SWT juga menerangkan bahwa setiap Rasul yang diutus oleh-Nya kedunia ini dari dahulu sampai kepada Nabi Muhammad saw wajib ditaati dengan izin (perintah) Allah karean tugas risalah mereka adalah sama yaitu untuk menujukan umat manusia kejalan yang benar dan kebahgiaan hidup didunia dan akhirat.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[4]</span></span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Diterangkan pula dalam sebuah hadits bahwa Nabi Muhammad senantiasa menganjurkan setiap orang untuk mentaati pemimpinya, selama mereka tidak menyuruh berbuat maksiat dan kemungkaran terhadap Allah. </span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">“Dari Abi Hurairah dari rasulullah sesungguhnya telah berkata : dia yang tat kepadaku berarti mentaati Allah dan dia yang tidak patuh padaku berarti tidak mentaati Allah. Dan dia yang mentaati Amir berarti mentaati Aku, dan yang tidak mentaati Amir berarti tidak mematuhi aku” (HR. Muslim).<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[5]</span></span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Baik dari surat An-Nisa’ ayat 64 maupun hadits diatas menerangkan bahwa kita diperintahkan untuk taat kepada pemimpin yang harus disandarkan pada izin Allah, ini berarti setiap ketaatan orang pada pemimpinya, rakyat pada pemerintah dan anak pada orang tua semata-mata karena izin Allah.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Selanjutnya di bawah ini akan diketengahkan usaha mencari dan menggali sesuatu yang dapat dan harus diteladani dari kepemimpinan Nabi Muhammad saw. , yaitu:</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoListParagraph" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">1)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kepribadian yang Tangguh</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Nabi Muhammad saw. adalah sosok yang sangat kuat baik pada masa kecilnya, dewasanya bahkan sampai wafatnya menunjukkan sikap yang sangat kuat teguh pendirian (istiqamah). Sejak pertamanya beliau tidak terpengaruh oleh kondisi masyarakat di sekitar yang terkenal kebobrokan dan kejahiliahannya, menyembah berhala dan patung. Kepribadian itulah yang menjadi dasar atau landasan yang kokoh bagi seorang pemimpin, karena hal itu bermakna juga sebagai seseorang yang memiliki prinsip hidup yang kokoh dan kuat.</span><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[6]</span></span></span></span></span></a><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoListParagraph" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">2)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kepribadian dan Akhlak Terpuji.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kepribadian yang terpuji ini memiliki beberapa sifat yang terhimpun dalam pribadi Nabi Muhammad disebut sifat wajib Rasul meliputi<i> shiddiq</i>,<i> amanah</i>,<i> tabligh</i> dan<i> fathanah</i>. Bertolak dari sini dapat dikatakan bahwa Rasul (termasuk Muhammad) pasti tidak memiliki sifat-sifat sebaliknya, yang disebut sifat-sifat mustahil – sifat dimaksud yakni<i> kiz’b</i>,<i> khiyanah</i>,<i> kitman</i> dan<i> baladah</i>. Namun Rasul sebagai manusia pasti memiliki sifat<i> jaiz</i>, yakni sifat-sifat kemanusiaan yang tidak menurunkan derajat atau martabat beliau sebagai utusan Allah. Dalam sifat<i> jaiz</i> ini Rasul tidak dapat menghindar dari ujian dan cobaan Allah SWT. seperti rasa sedih, sabar, dan tabah.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sifat wajib dan sifat jaiz yang dimiliki Rasul tanpa memiliki sifat mustahil, sangat menunjang pelaksanaan kepemimpinan yang beliau laksanakan. Kondisi itu mengakibatkan kepemimpinan Nabi Muhammad berbeda prinsipil dari kepemimpinan manusia biasa.</span><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftn7" name="_ftnref7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[7]</span></span></span></span></span></a><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dalam segala hal, akhlak Nabi Muhammad adalah Al-Qur'an sebagaimana komentar yang diungkapkan oleh Nasih Ulwan yang dikutip oleh Slamet Untung mengatakan bahwa Muhammad adalah refleksi hidup keutaman Al-Qur'an, ilustrasi dimanis tentang petunjuk- petunjuk Al-Qur'an yang abadi.</span><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftn8" name="_ftnref8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[8]</span></span></span></span></span></a><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dalam rangka menciptakan standar al-akhlakul al-karimah yang tinggi, Muhammad mengajar manusia dengan menggunakan keteladanan dalam keseluruhan metodenya, hal ini dapat dilihat dari seluruh perilaku beliau yang merefleksikan nilai-nilai pendidikan. Dengan mengambil keteladanan dari kehidupan Nabi saw berkaitan dengan pendidikan akhlak Nabi, beliau sendiri menegaskan dalam salah satu hadits yang sudah dikenal luas dikalangan pengikutnya :</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">“Tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak.” (H.R. Ahmad)</span><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftn9" name="_ftnref9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[9]</span></span></span></span></span></a><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dari poin ini dapat dipahami bahwa inti dari kepemimpinan pendidikan Nabi Muhammad adalah penanaman dan pengembangan sistem akidah, ubudiyah dan muamalah yang berorientasi pada akhlakul karimah.</span><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftn10" name="_ftnref10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[10]</span></span></span></span></span></a><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoListParagraph" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="mso-list: Ignore;">3)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span dir="LTR"></span><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kepribadian yang Sederhana.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Beliau mengajarkan pada umatnya untuk hidup sederhana dan tidak berlebih-lebihan. Ini bukan berarti beliau mengerjakan kemiskinan pada manusia, tetapi beliau menyuruh umat Islam untuk selalu tampil sederhana dengan melakukan sedekah pada orang lain dan saling membantu. Sikap hidup sederhana Nabi Muhammad saw. beliau tunjukkan dalam hidup sehari-harinya. Entah dalam keadaan damai ataupun perang di antara para pengikutnya atau di antara orang-orang kafir dan musuh-musuhnya, Nabi Muhammad saw. Selalu menjadi teladan. Beliau memperlakukan orang dengan penuh </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">kesopanan dalam semua kesempatan. Setelah memperoleh <span style="color: black;">kemenangan beliau lebih sederhana, peramah dan pemurah hati, bahkan memberikan maaf dan pengampunan pada musuh-musuhnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pada masa penaklukan kota Makkah beliau memaafkan hampir semua musuhnya yang telah menganiayanya dan para sahabatnya selama 13 tahun. Bahkan sebagai kepala negara, rutinitas hariannya sangat sederhana dan merefleksikan sikapnya yang rendah hati. Beliau memperbaiki dan menjahit pakaiannya yang sobek dan menambal sepatunya sendiri. Beliau biasa memerah susu kambing piaraannya dan membersihkan lantai rumahnya yang sederhana.</span><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftn11" name="_ftnref11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[11]</span></span></span></span></span></a><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"> Sikap ini benar-benar menunjukkan betapa sederhananya Nabi dalam hidupnya, meskipun beliau seorang pemimpin besar.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kepemimpinan Nabi Muhammad saw. berjalan di atas nilai-nilai Islam yang berhasil menanamkan keimanan, ketakwaan, kesetiaan dan semangat juang untuk membela kebenaran dan mempertahankan hak selain beroleh bantuan Allah SWT.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pada titik ini memang layak dimunculkan pertanyaan di mana letak kunci kesuksesan kepemimpinan Nabi Muhammad saw. Selain memang mendapat petunjuk, bantuan dan perlindungan Allah SWT. Ada beberapa kunci yang dapat diteladani oleh umatnya, yaitu: </span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">1) Akhlak Nabi yang terpuji tanpa cela</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">2) Karakter Nabi yang tahan uji, tangguh, ulet, sederhana, dan bersemangat baja. </span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">3) Sistem dakwah yang menggunakan metode imbauan yang diwarnai dengan hikmah kebijaksanaan.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">4) Tujuan perjuangan Nabi yang jelas menuju ke arah menegakkan keadilan dan kebenaran serta menghancurkan yang batil, tanpa pamrih kepada harta, kekuasaan dan kemuliaan duniawi. </span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">5) Prinsip persamaan.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">6) Prinsip kebersamaan.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-left: 42.55pt;"><span style="font-size: 12pt;">7) Mendahulukan kepentingan dan keselamatan pengikut.</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-left: 42.55pt;"><span style="font-size: 12pt;">8)memberikan kebebasan berkreasi dan berpendapat serta pendelegasian wewenang</span></div><div class="MsoNoSpacing" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin-left: 42.55pt;"><span style="font-size: 12pt;">9) Tipe kepemimpinan karismatis dan demokratis.<a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftn12" name="_ftnref12" style="mso-footnote-id: ftn12;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[12]</span></span></span></span></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Keberhasilan Nabi Muhammad saw. dalam memimpin umat dikarenakan tingkah laku beliau yang selalu berdasarkan Al-Quran dan ditunjang beberapa sifat yang melekat padanya. Adapun sifat utama yang melekat pada diri pribadinya yaitu:</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">1) Kehormatan kelahirannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">2) Bentuk dan potongan tubuh yang sempurna.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">3) Perkataan yang fasih dan lancar.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">4) Kecerdasan akal yang sempurna.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">5) Ketabahan dan keberanian.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">6) Tidak terpengaruh oleh duniawi.</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 42.55pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;">7) Hormat dan respek terhadap dirinya.</span><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftn13" name="_ftnref13" style="mso-footnote-id: ftn13;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: black; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[13]</span></span></span></span></span></a><span style="color: black; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br clear="all" /> <hr align="left" size="1" width="33%" /> <div id="ftn1" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 11.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-line-height-rule: exactly; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">[1]</span></span></span></span></span></a><span style="font-size: 10pt;"> <span style="color: black;">M. Abdurrahman,<i> Dinamika Masyarakat Islam dalam Wawasan Fikih</i>, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 33</span></span></div></div><div id="ftn2" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> [2]</span></span></span></span></span> <i>ibid</i></div></div><div id="ftn3" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[3]</span></span></span></span></a> <span style="color: black;">Soenaryo, et.al.,<i> Al-Quran dan Terjemahannya</i>, (Semarang: Al-Wa’ah, 1993), hlm. 129</span></div></div><div id="ftn4" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 11.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-line-height-rule: exactly; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[4]</span></span></span></span></a> <span style="color: black; font-size: 10pt;">Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Tafsirnya, Juz II, (Semarang, Wicaksana, 1993),<span dir="RTL"></span><span dir="RTL"><span dir="RTL"></span> </span><span style="mso-font-width: 70%;">hlm. 211</span></span></div></div><div id="ftn5" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftnref5" name="_ftn5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[5]</span></span></span></span></a> <span style="color: black;">Imam Muslim,<i> Shahih Muslim, Juz III</i>, (Beirut: darKutul Ilmiyah, 1992), hlm. 1466</span></div></div><div id="ftn6" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 11.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-line-height-rule: exactly; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftnref6" name="_ftn6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[6]</span></span></span></span></a> <span style="color: black; font-size: 10pt;">Hadari Nawawi,<i> Kepemimpinan Menurut Islam</i>, (Yogyakarta: Gajahmada University press, 1993), hlm. 273</span></div></div><div id="ftn7" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 11.1pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-line-height-rule: exactly; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftnref7" name="_ftn7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[7]</span></span></span></span></a> <i><span style="color: black; font-size: 10pt;">Ibid</span></i><span style="color: black; font-size: 10pt;">., hlm. 276</span></div></div><div id="ftn8" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 11.1pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-line-height-rule: exactly; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftnref8" name="_ftn8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[8]</span></span></span></span></a> <span style="color: black; font-size: 10pt;">Slamet Untung,<i> Muhammad Sang Pendidik,</i> (Semarang: CV. Pustak Rizky Putra, 2005), </span><span style="color: black; font-size: 10pt;">hlm. 75</span></div></div><div id="ftn9" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 11.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-line-height-rule: exactly; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftnref9" name="_ftn9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[9]</span></span></span></span></a> <span style="color: black; font-size: 10pt;">Imam Ahmad,<i> Musnad Imam Ahmad Ibnu Hanbal,</i> Juz. II (Beirut: Darul Fikr, t.th), <span style="mso-font-width: 76%;">hlm.381</span></span></div></div><div id="ftn10" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftnref10" name="_ftn10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[10]</span></span></span></span></a> <span style="color: black;">Slamet Untung,<i> op, cit,</i> hlm. 76</span></div></div><div id="ftn11" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 11.4pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-line-height-rule: exactly; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftnref11" name="_ftn11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[11]</span></span></span></span></a> <span style="color: black; font-size: 10pt;">Abdul Wahid Khan,<i> Rasulullah di Mata Sarjana Barat</i>, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002), hlm. 75</span></div></div><div id="ftn12" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 11.1pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-line-height-rule: exactly; mso-pagination: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftnref12" name="_ftn12" style="mso-footnote-id: ftn12;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[12]</span></span></span></span></a> <span style="color: black; font-size: 10pt;">Nourouzzaman Shiddiqi,<i> Jeram-jeram Peradaban Muslim</i>, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm. 102-105</span></div></div><div id="ftn13" style="mso-element: footnote;"> <div class="MsoNormal" style="line-height: 11.1pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-line-height-rule: exactly; mso-pagination: none; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=4130179490693688893#_ftnref13" name="_ftn13" style="mso-footnote-id: ftn13;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;">[13]</span></span></span></span></a> <span style="color: black; font-size: 10pt;">E.K. Imam Munawir,<i> Asas-asas Kepemimpinan dalam Islam</i>, (Surabaya: Usaha Nasional, t.th.), hlm. 195</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 11.1pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-layout-grid-align: none; mso-line-height-rule: exactly; mso-pagination: none; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;"><br /></div></div></div></div>hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-461356603442880839.post-1404253603678238202012-07-04T07:24:00.000-07:002013-01-29T03:30:49.003-08:00AGAR MUDAH MEMAHAMI TAFSIR FIZHILALIL QURAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Tafsir Zhilal (demikian biasa orang menyebut tafsir Fi Zhilal Al-Quran) adalah tafsir yang fenomenal. la hadir dengan sosoknya yang khas, berbeda dengan umumnya kitab tafsir. la sarat dengan tuangan perenungan pengarangnya, Sayid Qutub, yang dalam dan cerdas. Melalui goresan penanya yang diisi dengan tinta seorang ilmuwan dan darah seorang syahid (demikian ungkapan Prof. Dr. Ahmed Hasan Farhatt) ayat ayat Quran yang turun lima betas abad lampau ini, kini seakan kembali hidup dan menemukan kekuatan maknanya. Ayat ayat Quran, yang bertebaran dalam lembaran lembaran mushaf dengan berbagai tema yang terkadang dipahami tidak saling berhubungan, berhasil dihimpun, dijalin, dan disinergikan hingga muncullah dari sana daya doktrinnya yang kuat, daya pemanduannya yang jelas, dan daya pencerahannya yang menggairahkan, dengan komprehensivitas dan universalitas nilai nilai ajarannya yang paripurna. Namun demikian, banyak orang belum mengetahui, bagaimana sesungguhnya tafsir ini bisa dilahirkan? Siapakah sesungguhnya Sayid Qutub, sang pengarang? Bagaimana bentuk hubungan Sayid Qutub dengan Al Quran sehingga dia mampu melakukan perenungan demikian dalam? Dari mana dia mengambil referensi unluk penulisan tafsirnya ini? Dan lain lain pertanyaan yang sangat penting seputar tafsir yang monumental dengan sosok penulisnya, perlu rasanya diketahui setiap Muslim. Buku yang ada di tangan pembaca ini, sebagaimana disebutkan penulisnya, Dr. Shalah Abdul Fattah AI Khalidi, bertujuan memberikan bekal kepada pembaca dengan berbagai pengetahuan dan informasi yang dia pandang esensial seputar Zhilal, baik dari aspek sejarah, substansi, maupun aspek ilmiah yang berkenaan dengan tafsir ini. Agar penelaah tafsir Zhilal dapat mempersepsi secara lebih utuh kandungannya dan berinteraksi dengan semangat keimanan penulisnya secara lebih dalam, alangkah baik membaca buku ini sebagai pengantarnya.</span></div></div>hanahttp://www.blogger.com/profile/10341301889215301780noreply@blogger.com0