Seorang mantan anggota marinir Amerika Serikat menangis saat bersaksi di pengadilan hari Rabu (04/04/2012), mengingat peristiwa pencabulan atas dirinya yang dilakukan oleh teman keluarganya yang juga seorang pendeta Katolik.
Sebagaimana dilansir Reuters, mantan anggota marinir itu mengatakan, pendeta James Brennan, 50, mencabulinya di apartemen rohaniwan tersebut di pinggiran West Chester, Pennsylvania, pada tahun 1996 saat ia berusia 14 tahun.
Brennan dituntut dengan dakwaan percobaan perkosaan.
Ikut duduk di kursi pesakitan adalah monsingor William Lynn, mantan sekretaris kependetaan. Ia dituduh membahayakan anak-anak dan konspirasi menutup-nutupi perbuatan tidak senonoh yang dilakukan oleh para pendeta Katolik, di mana kebanyakan para pelaku dipindahtugaskan ke paroki lain untuk menghilangkan jejak kejahatannya.
Saksi, yang mengaku baru beberapa hari keluar dari panti rehabilitasi mental dan menjadi pecandu narkoba dan alkohol selama bertahun-tahun, mengatakan bahwa Brennan adalah teman keluarganya.
“Dia seperti paman bagi saya,” kata saksi yang sekarang berusia 30 tahun.
Menurut pengamat, kasus tersebut membuat Keuskupan Philadelphia, terbesar keenam di AS dengan 1,5 juta jemaat, mendapat sorotan. Dan seharusnya, perkara ini mendapat perhatian dari Vatikan, sebab menyeret Lynn sebagai pejabat dengan pangkat tertinggi di gereja Katolik Amerika Serikat yang diadili untuk kasus pencabulan.
Saksi, yang sengaja tidak disebutkan namanya oleh Reuters karena ia korban kejahatan seksual, menceritakan bahwa pencabulan itu terjadi saat ia bermalam di apartemen Brennan. Itu adalah kali pertama mereka berduaan saja tanpa kehadiran keluarga. Rencananya mereka akan bermain golf keesokan harinya.
Di apartemen itu saksi ingat makan sereal dan membentuk gambar penis dari kepingan sereal yang ada.
Brennan yang melihat hal itu berkata, “Jika kamu mau menghentikannya, hentikan sekarang.” Keduanya lantas mengunjungi ruang chatting seks dan pornografi lewat komputer Brennan.
“Dia siap untuk masturbasi di hadapan saya,” katanya. “Saya katakan padanya bahwa saya tidak ingin melakukan itu. Saya bilang padanya saya tidak enak badan dan ingin tidur.”
Mereka lantas tidur di tempat tidur yang sama, tempat di mana Brennan mencabuli saksi.
“Saya ketakutan,” katanya. “Saya pikir dia mau membunuh saya atau melakukan hal lainnya. Saya tidak tahu, saya waktu itu masih kecil.”
Ia mengatakan, sepanjang malam itu dirinya berdoa pada Tuhan agar dibuat tertidur.
Keesokan paginya, saksi mendapati dirinya berdarah.
Saat bertemu ibunya, saksi berkata, “Bu, sepertinya Jim mencabuli saya tadi malam.”
Beberapa tahun kemudian saksi mendapat hukuman kerja sosial karena suatu kejahatan. Dia lantas menjalani hukumannya di gereja tempat Brennan bertugas. Saat ia akan mengambil mesin pemotong rumput, dia melihat Brennan, yang bersembunyi di suatu tempat, melakukan onani. Saksi kemudian lari ketakutan. Tidak ada kontak di antara mereka berdua ketika itu.
Saat ditanya mengapa saksi memilih untuk menjalani hukuman kerja sosialnya di tempat Brennan bertugas, ia menjawab bahwa orangtuanya yakin bahwa dirinya salah menilai Brennan dan pencabulan itu tidak akan terjadi lagi.*
Keterangan foto: Terdakwa kasus pencabulan bocah oleh mantan pendeta Katolik di Amerika Serikat, James Brennan, saat keluar dari gedung pengadilan Philadelphia untuk istirahat makan siang (26/03/2012).[Tim Shaffer/Reuters]
0 komentar:
Posting Komentar