Khutbah Jum’at
Ali bin Abi Thalib juga menyampaikan hal berikut,“Rasululloh SAW selalu menyenangkan, santai dan terbuka, mudah berkomunikasi dengan siapapun, lemah lembut dan sopan, tidak keras dan tidak terlalu lunak, tidak pernah mencela, tidak pernah menuntut dan menggerutu, tiak mengulur-ulur waktu dan tidak tergesa-gesa.” (HR Turmudzi)
Rasululloh SAW juga bersabda,“Jagalah dirimu dari siksa neraka walau hanya dengan memberikan sebutir kurma. Maka, barang siapa yg tidak mampu, hendaklah menggantinya dengan ucapan yg mulia.” (HR Bukhari Muslim). Ini artinya, ucapan yg baik akan mempunyai nilai (ibadah) yg sama dengan amal ibadah yg bersifat materi.
Ucapan yg baik bukan sekedar kata-kta, tapi juga bentuk seekah yg bermanfaat untuk keharmonisan berumah tangga, bermasyarakat, dan kemaslahatan di akhirat kelak. “Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS Al Furqaan(25):63).
Orang yg suka berkata baik, pertanda dia dirahmati ALLOH SWT. “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS Al Imran(3):159). Rasululloh SAW juga bersabda,“ALLOH SWT memberi rahmat kepada orang-orang yg berkata baik lalu mendapat keuntungan atau diam lalu mendapat keselamatan.” (HR Ibnu Mubarak).
Sebelumnya, di khutbah Jum’at sebelumnya juga sudah pernah dibahas mengenai keutamaan orang berkata baik atau diam.
Ucapan itu ibarat dua sisi dari sebilah pisau. Dengan ucapan, seseorang bisa menjadi mulia dan dihargai. Namun juga bisa menjadi hina dan dibenci. “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf(50):17)
Rasululloh SAW juga bersabda,“Lisan orang yg berakal muncul dari balik hati nuraninya. Maka ketika hendak berbicara, terlebih dahulu ia kembali pada hati nuraninya. Apabila ada manfaat baginya, ia berbicara dan apabila dapat berbahaya, maka ia menahan diri. Sementara hati orang yg bodoh berada di mulut, ia berbicara sesuai dengan apa yg ia mau.” (HR Bukhari Muslim).
Pembicaraan yg tidak terkontrol akan menimbulkan fitnah, ghibah, dengki, dusta, benci, dan kebohongan.
Semoga kita bisa menjaga lisan kita dari hal-hal yg tidak baik
sumber :http://khutbahjumat.wordpress.com/.
0 komentar:
Posting Komentar