Minggu, 12 Februari 2012

Cara Shalat Khusyu

Tips Ringkas Untuk Khusyu' Dalam Shalat
Pembahasan-pembahasan berikutnya yang akan anda ikuti adalah penjelasan detail tentang makna bacaan-bacaan dalam sholat. Setiap bacaan akan memiliki “rasa” tersendiri. “Rasa” itulah yang sebenarnya harus dihadirkan dalam setiap sholat. Sebagian Ulama’ Salaf menyatakan bahwa setiap ibadah harus diiringi dengan perasaan:
1. Cinta dengan pengagungan,
2. Takut, dan
3. Berharap kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.

Pada saat disebutkan tentang Nama dan Sifat-Sifat Allah serta keagunganNya, dalam diri kita harus timbul perasaan mengagungkan. Jika disebutkan tentang kebaikan-kebaikan, Keadilan-keadilan dan kasih sayang Allah, dalam diri kita mestinya timbul perasaan cinta kepada Allah. Cinta yang berpadu dengan pengagungan tertinggi.


Perasaan takut kepada Allah muncul jika kita membaca bacaan-bacaan tentang ancaman adzab Allah yang pedih, atau Sifat Allah Yang Maha Perkasa Lagi Maha Kuat, bahwa Allah Penguasa satu-satunya, dan seluruhnya kecil di hadapanNya, dan makna-makna semisalnya. Perasaan takut juga muncul jika kita membaca pengakuan atas dosa kita dan kedhaliman yang telah kita lakukan.

Bila kita membaca bacaan-bacaan yang menyebutkan rahmat Allah, pemberian ampunan, dan penerimaan taubat kepada suatu kaum tertentu, atau Allah memberi hidayah kepada kaum tertentu, harusnya dalam diri kita timbul perasaan berharap.

Perasaan-perasaan tersebut akan tetap terpelihara dan mudah dihadirkan setiap sholat jika kita melakukan hal-hal sebagai berikut:
1.  Memahami makna bacaan yang kita baca.

InsyaAllah buku ini akan menuntun anda untuk memahami bacaan dalam sholat.

Sesungguhnya kadar pahala kita dalam sholat sangat ditentukan oleh seberapa persen kita ingat kepada Allah, menghadirkan hati, menghayati ucapan dan gerakan dalam sholat.

Sahabat Nabi Ammar bin Yasir menyatakan:
لاَ يُكْتَبُ لِلرَّجُلِ مِنْ صَلاَتِهِ مَا سَهَا عَنْهُ

Tidaklah dicatat (sebagai pahala) dalam sholat seseorang ketika ia lalai
(diriwayatkan oleh Ibnul Mubarak dalam az-Zuhud no riwayat 1300)

2. 
Banyak berdzikir kepada Allah

Kadang orang sulit untuk mengingat Allah dalam sholat, karena ia tidak terbiasa. Ia terbiasa lalai dari mengingat Allah. Pada saat datang waktu sholat, maka ia baru berjuang mengingat Allah. Bagi orang yang banyak berdzikir, baik di luar maupun di dalam sholat, ketika datang panggilan sholat, lebih mudah baginya untuk menata hati menghadap Allah karena ia telah terbiasa dengan dzikir, sedangkan sholat pada hakikatnya adalah untuk mengingat (berdzikir) kepada Allah.
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

“…Dan tunaikanlah sholat untuk mengingatKu…(Q.S Thaha:14)
  3. Menjadikan dunia di tangan kita, bukan di hati kita.

Seorang menjadikan “dunia” di tangannya jika ia jadikan seluruh aktifitas kehidupannya -seperti bekerja untuk menghidupi keluarga- sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah. Jika ia menjadikan ibadah kepada Allah sebagai tujuan utama, jika ia yakin bahwa ia akan bertemu dengan Allah dan dikembalikan kepadaNya, maka ia tidak akan mudah larut memikirkan urusan dunia. Sebaliknya, jika dunia telah merasuk dalam hatinya, atau bahkan menjadi prioritas utama, jika ia temui permasalahan-permasalahan terkait pekerjaan menjadikan ia susah tidur, selalu memikirkan hal itu setiap waktu, termasuk ketika ia berada dalam sholat, pikiran-pikiran itu akan menyesaki hati dan otaknya.
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ (45) الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (46)

Dan minta tolonglah (kepada Allah) dengan sabar dan sholat, sesungguhnya itu adalah berat kecuali bagi orang yang khusyu’. Yaitu orang-orang yang yakin bahwa mereka akan bertemu dengan Rabb mereka dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya (Q.S alBaqoroh:45-46)
4.  Selalu meningkatkan ilmu yang bermanfaat

Semakin seseorang berilmu, semakin tinggi perasaan takutnya kepada Allah. Perasaan takut yang diiringi pengetahuan tentang pengagungan Dzat yang ditakuti. Semakin bertambah keilmuan seseorang, semakin kokoh ketauhidannya terhadap Allah. Hal itu akan semakin membuatnya khusyu’ di dalam sholat. Ilmu yang bermanfaat hanya bisa didapatkan jika bersumber dari AlQuran dan as-Sunnah yang shahihah dengan pemahaman para Sahabat Nabi ridlwaanullahi ‘alaihim ‘ajmain.

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

…orang-orang yang takut (khosy-yah) kepada Allah hanyalah orang-orang yang berilmu (Q.S Faathir: 28).
5. Menghayati dan meyakini bahwa setiap kita berdzikir ( di dalam atau di luar sholat), kita sedang berdialog dengan Allah. Allah menjawab bacaan kita dengan jawaban yang sesuai. Juga diiiringi keyakinan bahwa Allah senantiasa melihat gerak-gerik dalam sholat kita.
6. Meminta tolong kepada Allah agar kita bisa mempersembahkan ibadah yang terbaik kepadaNya, kemudian bertawakkal (berserah diri) hanya kepada Allah.

Salah satu doa yang diajarkan oleh Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam adalah:
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Ya Allah tolonglah saya untuk mengingatMu, bersyukur kepadaMu, dan mempersembahkan ibadah yang (ter)baik untukMu (H.R Abu Dawud, anNasaai, Ahmad).
Permohonan tolong kepada Allah ini bisa jadi adalah bagian terpenting, karena tanpa pertolongan Allah, kita tidak akan bisa khusyu’ dalam sholat. Termasuk bentuk permohonan pertolongan dalam hal ini adalah berlindung dari godaan syaitan yang akan selalu berusaha mengganggu dalam sholat.


Sumber: itishom.web.id

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Tentang cara shalat khusyu` dalam artikel tersebut benar, cobalah kita merenung kembali arti Khusyu`= hanyalah untuk Allah saja, seluruh aktiviitas hidup ini, selainnya ditolak yaitu kejahatan(bathil)dan orang-orang yang banyak melakukan kejahatan kendatipun melakukan shalat,dan semua bacaan shalat mengetahuinya shalatnya tidak pernah akan khusyu`mengapa ? karena Allah tidak menerima kejahatan (syetan), yang diterima hanyalah kebajikan, karena Allah seluruh perbuatannya baik, maka sebelum shalat jangan coba-coba melakukan kejahatan, tidak pernah akan diterima oleh Allah swt,karena Allah Maha suci, maka sucikanlah dahulu diri kita sebelum kita shalat (sudah dilambangkan dengan wudhu sebelum shalat)apakah belum kita fahami selama ini sebelum kita shalat wajib mensucikan perbuatan kita dahulu, jika ingin shalat kita khusyu`. maka banyak orang shalatnya akan celaka karena masih kikir(nggan berbuat baik) dalam kebaikkan. Jadi jika kita ingin shalat khusyu`, lakukan kebaikkan sebelum shalat yang banyak dan ikhlash, kelak shalat kita akan khusyu`Mengapa ? karena yang menuntun husyu`nya shalat kebaikan kita bukan keburukan, ingat kebaikkan adalah suci, suci adalah pengampunan, sedangkan kejahatan adalah perbuatan syetan. Mustahal amat orang dan keji amat kejahatan(syetan) disodorkan kepada Allah.
Jadi hanyalah kebajikan (kesucian) yang menuntun seorang Muslim shalatnya khusyu`bukan bacaan shalatnya, sebab bacaan shalat nggak ngaruh menjadi shalat khusyu`, jika perbuatan baiknya tidak dilakukan, dan perlu di ingat yang akan sampai kepada Allah adalah hasil perbuatan baik kita(amal sholeh) bukan bacaannya, banyak sekali orang omongnya banyak, eh perbuatan baiknya minimalis, ya apa nggak disebut munafiq( melanggar Ash Shaaf.2 dan 3)sebenarnya jika kita ingin shalat khusyu`penentunya adalah perbuatannya, bukan bacaannya, maka kebanyakan orang shalatt fikirannya ngelantur(nggak khusyu`) karena perbuatan baiknya sedikit, boleh dicoba banyakin berbuat baik insya Allah sholat kita akan dituntun menjadi khusyu`mengapa demikian, karena semua orang yang baik pasti jiwanya tenang,sebaliknya jka banyak buruknya pasti hati kita tidak tenang (tidak khusyu`) selalu was-was dibuatnya...tolong renungkan dg akal sehat benar atau tidak, terkadang aku ingin ketawa, shalat khusyu` matanya pada merem, melek dong, karena belum ketemu mencari shalat khusyu`itu apa ya ?
contoh lain : jika anda dari rumah ke Tangerang, maka proses perjalanan anda akan sampai ke Tangerang, bukan omongannya, mengapa ? perbuatan menuju Tangerang dari mulai berangkat berhati-hati,, agar tidak jatuh dan tidak tabrakan, inikan namanya perbuatan yang dilakukan, cobalah ngomong saja tanpa berangkat, apakah anda sampai, jadi perbuatanlah yang akan nebuntun anda sampai ke Tangerang, demikian pula shalat khusyu, perbuatanlah baiklah yang menuntun kita hingga khusyu`silahkan coba pedagang sebelum shalat berlaku curang dagangnya, lalu shalat sebelum taubat, maka kacau dan celaka shalatnya, sama saja mau ketanggerang tabrakan dahulu,apakah sampai ke Tangerang.........boro-boro sampai ketujuan malahan kerumah sakit, celaka kan.....hayo renungilah