Senin, 14 Mei 2012

Review Nilai Kepemimpinan Ahmad Dahlan Dalam Film Sang Pengcerah


Ahmad Dahlan adalah sosok pemimpin yang demokratik. Ini dapat terlihat dari kebiwaan Ahmad Dahlan yang tegas, sabar dan semua langkah yang dilakukan oleh ahmad dahlan sangat terorganisir.

Di dalam film sang pencerah diceritakan bahwa Ahmad Dahlan yang bernama asli Muhammad Darwis tumbuh besar di daerah Kauman, Yogyakarta. Ketika masih remaja ia gelisah melihat  praktik beragama di daerahnya. Hal inilah yang menyebabkan ia pergi beribadah di tanah suci yang usianya masih 15 tahun kala itu. Ditanah suci ia melakukan ibadah dan mempelajari islam secara mendalam guna menghapuskan ritual keagamaan yang terjadi di daerahnya. Inilah awal kemunculan Ahmad Dahlan sebagai seorang pemimpin.

ada bebarapa faktor yang menunjukkan bahwa Ahmad Dahlan sebagai seorang pemimpin antara lain sebagai berikut:

Ø  Ahmad Dahlan dalam menghadapi semua rintangan dan hambatan  tidak langsung melampiaskan kemarahanya tapi ia hanya dapat bersabar dan mencari solusi lain. Hal ini terlihat ketika sanggar Ahmad Dahlan dirobohkan.

Ø  Memurnikan Ajaran Islam yang melenceng dari tuntunan islam. Pemikiran yang dibawah oleh Ahmad Dahlan memabawa arah baru pada masyarakat Kauman. pemikiran tersebut diperoleh dari para pembaharu Islam, semisal Jamaluddin al-Afgani dan Muhammad Abduh. Hal ini tampak pada adegan ketika K. H. Ahmad Dahlan berusaha meluruskan arah kiblat Masjid Besar Jogjakarta yang malah mendapatkan tentangan dari para ulama di daerha itu.


Memurnikan ajaran islam ini dapat kita jumpai ketika ia berkhutbah di mesjid agung kraton ia dengan terang-terangan membantah ritual keagamaan yang berlangsung pada masyrakat kauman. Hal ini terlihat dalam ucapanya bahwa “islam tidak mengekang, tidak membuat rumit dengan upaca-upcara sesaji”.

Ø  Ahmad Dahlan lebih mementinkan praktek daripada teori. Hal ini terlihat ketika Ahmad Dahlan mengajarkan surat Al-Maun berkali-kali, hingga ada muridnya yang bertanya., Kira-kira pertannyaanya begini “paangapunten kiyai, sudah empat kali kita pengajian tapi hanya membahas surat ini padahal ada 114 surah kiyai. Ahmad Dahlan hanya menjawab sudahkan kamu mengamalkan isinya??. 
    
    Sehabis pengajian itu muridnya langsung mengamalkan isi surah tersbut. Bahkan ahmad dahlan sebagai pemimpin langsung terjun dalam mengmalkan surah tersebut.
Ø  Ahmad Dahlan adalah pendidik sejati. Hal ini terlihat ketika didatangi oleh muridnya. Muridnya bertanya “kira-kira kita mau ngaji apa kiyai”?? pada waktu itu KH Ahmad Dahlan malah bertanyak balik, “kalian mau belajar apa” lalu murinya bertanya “agama itu apa?” Lalu ia menjelaskan agama dengan menganalogikan bahwa agama seperti musik yang tenang dan menetranmakan bagi pendengarnya.
   Dalam adegan lain Ahmad Dahlan mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah sebagai wujud kepedulianya terhadap pendidikan di lingkungannya. ia tidak hanya mengajarkan ilmu agama saja tapi mengajarkan ilmu umum juga seprti bahasa inggris dan menyanyi bahkan dalam madrasahnya, ia memadukan antara metode belajar klasik dan metode belajar modern yang menggunakan bangku dan alat tulis yang justru hal inilah yang menyebabkan ia disebut sebagai korang kafir.  Bahkan ada seorang kiyai yang datang menegur. Akan tetapi hal itu tidak mengurangi langkah Ahmad Dahlan dalam mengajar.
Dalam dunia pendidikan juga ia dapat menjadikan kondisi seburuk apapun sebagai bagian dari pendidikan. Hal ini terlihat ketika ada murid yang kentut ketika ia sedang mengajar. Ahmad Dahlan pada saat itu tidak serta merta marah, malah ia menjlaskan keagungan Allah melalui kentut tersebut.
Ø  Ahmad Dahlan berpartisipasi dalam organisasi Budi Utomo. Dalam organisasi ini ia belajar bagaimana berorganisasi dengan baik. Hingga ia mengutip pendapat Ali bin Abi Tholib yang berbunyi “kebenaran yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir secara rapi”.

    Jika Ada hal Lain yang belum disebut, sudi kiranya jika pembaca memberikan masukan... isnyaallah kami akan menambah postinganya. Terimah kasih 


0 komentar: