Sabtu, 21 April 2012

Akhlak Rasulullah dalam Zuhud dan Kesederhanaan


Sedangkan dalam zuhud dan kesederhanaan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam terhadap dunia: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam adalah orang yang paling zuhud di dunia ini dan paling cinta dengan kehidupan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala pernah memberikan padanya antara dua pilihan; menjadi malaikat utusan atau seorang hamba utusan, maka beliau pun memilih untuk menjadi seorang hamba utusan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga pernah memberinya pilihan antara hidup di dunia ini dengan sesukanya atau memilih apa-apa yang ada di sisi Allah, beliau pun memilih apa yang berada di sisi-Nya. Anas bin Malik berkata: Aku pernah masuk menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, sedang Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berada di atas tempat tidurnya berselimutkan sebuah kain tenunan yang sempit, dan di bawah kepalanya terdapat bantal dari kulit yang berisi serabut. Kemudian sekelompok orang datang menemui Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dan Umar juga masuk menemuinya.


Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pun membalikkan
badannya sehingga Umar tidak melihat kain yang berada di antara sisi Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan kain selimut. Dan kain selimut tersebut telah menggores pinggang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, maka Umar pun menangis. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata kepadanya:” Apa yang telah membuatmu menangis wahai Umar? “, Umar menjawab: “Demi Allah, tidak ada wahai Rasulullah, hanya saja aku mengetahui bahwa Engkau adalah orang yang paling mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala dari raja Kisra dan Kaisar Romawi, mereka selalu bermain-main di dunia ini, sedangkan Engkau wahai Rasulullah, berada di tempat seperti ini?!”

Nabi pun berkata: “Apakah engkau tidak rela, kalau dunia ini bagi mereka dan akhirat bagi kita?” Umar menjawab: “Tentu saja aku rela” Beliau berkata: “Sesungguhnya hal itu bisa menjadi penghalang bagimu [1]“.

Inilah seuntai permata dari akhlaq Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam , maka jadikanlah akhlaq tersebut sebagai lentera penerangan yang dengannya kalian akan merasa aman. Ambilah petunjuk Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan berjalanlah sesuai dengan manhajnya, sehingga kalian akan mendapat petunjuk, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan padanya suatu akhlaq yang mulia, lalu menyuruh kita untuk mengikutinya. 

Allah berfirman:

فَـَٔامِنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِ ٱلنَّبِىِّ ٱلۡأُمِّىِّ ٱلَّذِى يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَڪَلِمَـٰتِهِۦ وَٱتَّبِعُوهُ لَعَلَّڪُمۡ تَهۡتَدُونَ

Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat- Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat  petunjuk “.”(QS. al-A’raaf: 158)

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita dan kalian semua rasa kecintaan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dan semoga Ia pun memberi kita taufik untuk mengikuti sunnah dan petunjuk Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sampai kematian kematian datang menjemput kita semua.

Penulis:
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Ustaimin
-rahimahullah-

0 komentar: