Senin, 25 Juni 2012

Belajar dari Lebah

Kemudian coba perhatikan lebah serta pelajaran dan tanda-tanda kekuasaan Allah yang tampak padanya. Coba lihat kesungguhannya memproduksi madu dan sarangnya yang berbentuk segi enam. Sarang yang paling sempurna bentuknya, paling simetris dan paling kokoh. Jika dipadukan satu sama lainnya niscaya tidak akan ditemukan celah ataupun lobang. Semua itu dibuat tanpa alat ukur dan tanpa jangka. Semua itu merupakan ciptaan Allah melalui ilham dan wahyu yang disampaikan oleh Allah kepada lebah. Sebagaimana disebutkam dalam firman Allah berikut ini:
“Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.” Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan.” (An-Nahl: 68-69)
Coba perhatikan ketaatan lebah yang sangat sempurna dan kepatuhannya dalam melaksanakan perintah Allah dengan baik. Lebah-lebah itu membuat sarang-sarang mereka di tiga tempat tersebut, yakni di gunung, di pepohonan dan di tempat-tempat yang dibangun oleh manusia, yakni rumah-rumah manusia. Tidak akan ditemukan sarang lebah kecuali di tiga tempat tersebut. Coba perhatikan juga lebah-lebah itu paling banyak membuat sarang di gunung, itulah tempat yang pertama disebutkan dalam ayat. Kemudian di pepohonan yang juga termasuk tempat yang paling sering dijadikan tempat bagi lebah untuk membuat sarang. Kemudian rumah-rumah manusia yang sangat jarang dijadikan sarang oleh lebah.
Sarang-sarang lebah di gunung ukurannya besar-besar, dari situ dapat diambil madu dalam jumlah yang banyak. Coba perhatikan ketaatan lebah yang membawanya untuk membuat sarang terlebih dahulu. Setelah sarang selesai, mereka keluar darinya untuk mencari makan berupa buah-buahan kemudian kembali ke sarangnya. Sebab Allah memerintahkannya supaya membuat sarang terlebih dahulu, kemudian mencari makan setelah itu. Setelah makan ia diperintahkan agar menempuh jalan yang telah dibentangkan oleh Allah untuknya, tidak ada satupun yang membuatnya sulit, ia makan lalu kembali ke sarang.
Salah satu keajaiban lebah adalah, lebah-lebah itu dipimpin oleh seorang pemimpin. Lebah-lebah itu taat dan patuh kepada pemimpinnya. Dan pemimpin lebah itu mengeluarkan perintah dan larangan. Lebah-lebah yang lain adalah rakyatnya yang senantiasa patuh kepada perintahnya dan mengikuti pendapatnya. Ia mengatur urusan rakyatnya sebagaimana layaknya seorang raja mengurus rakyatnya. Hingga apabila ia kembali ke sarangnya, ia akan berhenti di pintu sarang dan tidak akan membiarkan lebah-lebah lain saling berdesak-desakan. Tidak ada seekor lebah pun yang mendahuluinya untuk melintas. Lebah-lebah itu masuk ke dalam sarangnya secara teratur, satu demi satu tanpa berdesak-desakan. Sebagaimana yang dilakukan oleh seorang pemimpin pasukan yang ingin melintasi jembatan yang sempit, ia akan mempersilakan pasukannya menyeberang satu demi satu.
Barangsiapa mempelajari keadaan lebah, siasatnya, petunjuknya, persatuannya, kerapian organisasinya, manajemen pemerintahannya, tiap-tiap lebah menjalankan fungsi dan tugas masing-masing, ia pasti takjub dan pasti mengakui bahwa semua itu bukanlah atas kuasa lebah semata dan bukan pula merupakan tabiat alami lebah. Sesungguhnya pekerjaan yang sangat rapi dan kokoh itu jika engkau perhatikan dilakukan oleh makhluk Allah yang paling lemah dan paling jahil tentang dirinya dan keadaannya, serta makhluk yang paling lemah untuk mencukupi kebutuhannya sendiri. Apalagi diserahkan untuk menangani perkara-perkara menakjubkan seperti di atas.
Dan salah satu keajaiban lebah adalah tidak akan ditemui dalam satu sarang dua pemimpin, tiap-tiap pemimpin memiliki sarang dan pengikut masing-masing. Bahkan bila bertemu dua pemimpin dengan pasukan masing-masing maka mereka akan membunuh salah satu pemimpin dan bersepakat mengangkat yang satunya lagi sebagai pemimpin tanpa ada permusuhan di antara dua pasukan tersebut dan tanpa saling menyakiti satu sama lainnya.
Salah satu keajaiban lebah yang tidak banyak diketahui oleh manusia adalah cara perkembangbiakannya. Apakah dengan melahirkan ataukah dengan cara metamorfosis? Sedikit sekali orang yang mengetahui hal ini. Cara perkembangbiakannya bukanlah suatu perkara yang terlalu menakjubkan. Apabila lebah-lebah itu pergi ke padang gembalaannya maka ia akan menyerap saripati yang terdapat pada dedaunan, bunga, rerumputan dan lainnya, dalam bentuk cairan yang dapat dihisapnya. Itulah bahan pembuat madu. Kemudian ia menyentuh bagian-bagian yang ada di atas dedaunan lalu diikatnya pada kakinya seperti biji kacang adas. Lalu ia meletakkannya pada sarangnxa yang berbentuk persegi enam itu yang masih kosong dan belum berisi madu. Kemudian datanglah lebah jantan membangun sarangnya dimulai dari benih itu. Lebah jantan itu membuahi benih itu lalu mengelilingi sarang itu bagian demi bagian. Ia terus membuahinya hingga terciptalah kehidupan dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sarang itu bergerak dan keluarlah lebah-lebah muda dengan izin Allah.
Itulah salah satu dari sekian banyak tanda-tanda kebesaran Allah dan keajaiban alam yang sangat sedikit diperhatikan oleh manusia. Semua itu merupakan wahyu ilahi yang diturunkan kepada lebah hingga dapat mengatur, bepergian, mengurus kehidupan, membangun dan berkembang biak.
Tanyalah kepada kaum mulhid siapakah yang telah mewahyukan kepada lebah-lebah itu dan menciptakan tabiat seperti itu padanya? Siapakah yang membentangkan jalan yang tidak sulit dilalui dan tidak tersesat meski jarak yang ditempuh oleh lebah-lebah itu sangat jauh? Siapakah yang menunjuki mereka kepada semua urusan tersebut? Siapakah yang menurunkan sari pati bunga sehingga apabila telah matang berubah menjadi madu yang murni dan beragam warnanya? Madu yang sangat manis, lezat dan banyak sekali khasiatnya? Ada madu yang berwarna jernih mengkilap sehingga bayangan wajah yang dapat terlihat padanya lebih tajam daripada bayangan pada cermin. Sebutkan padaku siapakah yang menciptakan semua itu? Bahkan konon katanya madu tersebut merupakan madu yang paling hebat, paling jernih dan paling bagus yang pernah ditemukan. Rasa madu itu lebih lezat daripada manisan. Ada pula madu yang berwarna merah, ada yang berwarna hitam, ada yang berwarna merah kekuning-kuningan, dan warna-warna lainnya dengan cita rasa yang berbeda-beda memurut tempat bersarangnya dan saripati bunga yang dihisapnya.
Perhatikanlah kegunaan dan khasiatnya sebagai penyembuh serta keistimewaannya yang dapat dicampurkan dengan kebanyakan obat-obatan lainnya. Salah satu khasiatnya adalah madu ini sangat ampuh dan sangat baik menyaring kotoran-kotoran dan dapat menetralisir dan
menghilangkan mudharatnya. Madu dapat menguatkan lambung, dapat menyegarkan badan dan perasaan, memanjurkan obat dan membantu prosesnya dalam mengeluarkan penyakit dari tubuh.
Allah telah menahan kesembuhan yang dihasilkan oleh madu dari banyak orang. Sampai-sampai sejumlah orang mencela dan mengkhawatirkan efek sampingnya disebabkan panas yang ditimbulkannya dan ketajaman rasanya. Tentu saja sudah tidak diragukan lagi bahwa madu adalah obat penawar seperti halnya Al-Qur’an, dzikrullah, menghadap kepada-Nya, inabah kepada-Nya dan mengerjakan ibadah shalat. Berapa banyak orang-orang yang sembuh dari penyakitnya. Dan berapa banyak orang-orang sakit yang terbebas dari penyakit, betapa sering madu digunakan sebagai pengganti obat-obatan lainnya.
Namun demikian madu tidaklah selalu cocok dengan seluruh jenis orang. Madu tidak akan menambah kesembuhan bagi jiwa yang buruk kecuali bertambah buruk. Tidak akan menambah bagi orang-orang zhalim selain kerugian belaka. Madu adalah obat, baik penyakit itu sembuh maupun tidak sembuh. Allah telah menyebutkan dua macam penyembuhan dalam Kitab-Nya, yakni dengan madu dan Al-Qur’an. Suatu kali aku pernah menderita berbagai macam penyakit di Makkah. Sementara tidak ada tabib di sana dan tidak ada obat-obatan sebagaimana halnya di kota-kota lainnya. Kala itu saya melakukan pengobatan dengan minum madu dan air zamzam. Sungguh aku lihat sangat ajaib kesembuhan itu datang. Coba perhatikan firman Allah tentang Al-Qur’an bahwa Al-Qur’an itu adalah obat penawar. Dan coba perhatikan juga firman Allah tentang madu:
“Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (An-Nahl: 69)
Sesuatu yang dengan sendirinya merupakan obat yang menyembuhkan tentu lebih mujarab daripada yang dijadikan sebagai obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sumber: Keajaiban-keajaiban Makhluk dalam Pandangan Al Imam Ibnul Qayyim, karya Abul Mundzir Khalil bin Ibrahim Amin (penerjemah: Abu Ihsan Al-Atsari Al-Maidani), penerbit: Darul Haq, cet. 1, Sya’ban 1423 H / Oktober 2002 M, hal. 182-187.

Sumber

0 komentar: